General

Jokowi Puji Ratna Sarumpaet dan Hubungan Politik Keduanya yang Panas Dingin

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Nama Ratna Sarumpaet kembali menjadi sorotan ketika calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kasus yang sempat heboh sebelumnya. Dalam beberapa agendanya, Jokowi membicarakan kasus Ratna yang awalnya dikabarkan mengalami penganiayaan hingga wajahnya babak belur, namun ternyata hanyalah bekas luka operasi. Menurutnya, kini masyarakat lebih cerdas dalam memilah informasi.

“Jangan sampai ada ngomong lagi muka lebam-lebam dipukuli dan dianiaya, padahal operasi plastik. Dipikir masyarakat itu nggak ngerti. Masyarakat kita sekarang ini cerdas-cerdas, pintar-pintar, apalagi yang ada di hadapan saya ini para intelektual,” tutur Jokowi dalam acara Deklarasi Forum Alumni Jawa Timur untuk Jokowi di Tugu Pahlawan, Jl Pahlawan, Surabaya, Sabtu, 2 Februari 2019 kemarin.

Sekadar mengingatkan, kabar Ratna Sarumpaet yang katanya dianiaya oleh orang tak dikenal itu menyeruak ketika capres oposisi Prabowo Subianto membuat konferensi pers. Prabowo awalnya mengatakan bahwa peristiwa yang menimpa Ratna disinyalir karena sikap politiknya yang menjadi juru kampanye capres nomor urut 02 tersebut.

“Ya kalau ternyata tidak ada barang yang dicuri dan uang yang dicuri, apalagi kalau bukan proses intimidasi? Seorang perempuan 70 tahun yang berjuang untuk orang miskin, berjuang untuk keadilan, untuk demokrasi. Ini ancaman serius terhadap demokrasi,” kata Prabowo di rumah pribadinya, Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Selasa malam, 2 Oktober 2018.

Maka, dalam kesempatan bertemu pendukungnya, capres nomor urut 01 Jokowi mempertanyakan kembali maksud dari kabar Ratna yang dianiaya. Jokowi menduga bahwa hal itu memang sengaja ingin diarahkan ke pihaknya. “Apa sih maksudnya dulu-dulu? Ini bonyok kabeh, bonyok semuanya, ini mau diarahkan ke mana sebetulnya? Mau diarahkan ke saya, bahwa yang menganiaya itu adalah kelompoknya 01. Mau diarahkan ke saya, tahu. Ngomong-nya panjang seperti itu,” tukasnya.

Keesokan harinya saat menerima dukungan dari Koalisi Alumni Diponegoro, Jokowi kembali membahas Ratna. Ia bahkan secara gamblang menyindir langkah Prabowo yang membuat konferensi pers hanya untuk mengabarkan penganiayaan Ratna Sarumpaet.

“Katanya dianiaya. Mukanya babak belur. Lalu konpers menuduh-nuduh kita sampai konferensi pers segala,” kata Jokowi di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 3 Februari 2019. “Enggak benar itu yang ngabarin digebukkin, itu nggak benar. Maunya apa? Maunya nuduh kita kriminalisasi, tapi masyarakat kita sudah cerdas dan pintar-pintar,” lanjutnya.

Pujian Jokowi untuk Kejujuran Ratna dan Sejarah Hubungan Politik Mereka

“Untungnya, yang namanya Mbak Ratna Sarumpaet itu jujur,” kata Jokowi.

“Saya acungi jempol ke Mbak Ratna.”

Masih di hari yang sama, namun acara berbeda, Jokowi kembali mengungkit Ratna Sarumpaet. Ia mengatakan bahwa Ratna adalah pribadi yang jujur dan pemberani. Bahkan Jokowi mengaku sempat berteman lama dengan perempuan yang pernah menerima penghargaan Female Human Rights special Award dari The Asian Foundation For Human Rights di Tokyo, Jepang itu.

“Untung Mbak Ratna Sarumpaet itu jujur. Saya berteman lama dengan Mbak Ratna, berani dan jujur,” ujar Jokowi.

Pujian itu mendapatkan tanggapan dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Juru bicara BPN Andre Rosiade memandang pujian Jokowi ke Ratna sebagai sesuatu yang menarik. Apalagi, kata Andre, selama ini pihaknya merasa menjadi korban kebohongan Ratna

“Ini menarik ya, tiba-tiba Pak Jokowi memuji Mbak Ratna. Kami kan korban penipuan Mbak Ratna ya, jadi pihak kami, BPN 02 adalah korban penipuan Mbak Ratna. Pak Prabowo, Pak Amien dan seluruh BPN ini korban penipuan Mbak Ratna. Tiba-tiba Pak Jokowi memuji-muji Mbak Ratna jujur,” kata juru bicara BPN, Andre Rosiade kepada wartawan, Senin, 4 Februari 2019.

Sebelumnya Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid juga sempat mempertanyakan posisi Ratna Sarumpaet yang bisa menjadi anggota timses Prabowo-Sandiaga. Padahal, sepengetahuannya, Ratna merupakan pengagum dan pendukung Basuki Tjahaja Purnama (BTP) saat menjadi pasangan Joko Widodo pada Pilkada DKI Jakarta 2012.

“Iya, saya juga aneh ya kalau dia menjadi timses Pak Prabowo, karena kalau ukurannya dengan PKS dan Gerindra melalui Pilgub DKI beliau itu pendukung Ahok. Beliau pakai baju kotak-kotak dengan anaknya berbangga hati mengatakan akan memenangkan Ahok dan ada fotonya dengan Ahok, saya juga heran dia bisa masuk timses ini,” kata Hidayat Nur Wahid di gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin, 8 Oktober 2018.

Tapi perlu diketahui pula, saat Pilkada DKI 2012 silam, Prabowo Subianto juga merupakan sosok yang mendukung pasangan calon gubernur Jokowi dan BTP. Ketika itu, Jokowi diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Ratna pun ikut mendukung dengan alasan pasangan itu membawa nama BTP yang sebenarnya orang minoritas.

BTP yang dulu lebih dikenal dengan nama Ahok ini bahkan pernah mendatangi rumah Ratna untuk meminta dukungannya di Pilkada 2012. Benar saja, Jokowi dan Ahok mendapatkan suara terbanyak dan berhasil terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tapi setelah Pilpres 2014 berlalu, Ratna justru kerap memberi serangan kepada Ahok dan juga Jokowi.

Kamis,  Agustus 2018 lalu, misalnya, dalam akun Twitter pribadi miliknya, terlihat sekali Ratna mengkritik keputusan Jokowi yang maju kembali menjadi capres untuk Pilpres 2019. Ia mengunggah meme foto Maruf Amin dengan judul “menolak lupa fatwa MUI”. Di sana ada bidik layar artikel berjudul “Perlu Disebarkan, Fatwa MUI: Pemimpin Ingkar Janji Boleh Tak Ditaati, dan Jangan Dipilih Kembali.”

Sebagai keterangan meme itu, Ratna Sarumpaet lantas menuliskan, “Politik boleh apa saja. Boleh lupa, boleh bohong, boleh munafik, bahkan boleh secara sadar menyakiti rakyat yang seharusnya ia lindungi.”

Ratna juga menyoroti Jokowi yang memilih Ma’ruf Amin sebagai pendampingnya di Pilpres 201. Padahal, Ma’ruf sendiri sudah cukup sepuh dengan umurnya yang menginjak usia 75 tahun. Ia pun mengunggah meme Jokowi tengah menggandeng tangan Maruf Amin yang bertuliskan “Jokowi -Maruf Amin, Umara-Ulama untuk Indonesia Maju.” Ratna lewat cuitannya, menuding Joko Widodo memanfaatkan Maruf Amin tanpa tujuan selain menguasai negara.

“Tidak sampai hati rasanya menyaksikan ulama digadang-gadang seperti ini, ditunggangi semata demi ambisi kekuasaan,” tudingnya

Hubungan politik antara Jokowi dan Ratna Sarumpaet tentunya menjadi menarik. Melihat beberapa tahun terakhir Ratna sering mengkritik Jokowi, tapi Jokowi kini justru memuji Ratna.

Share: Jokowi Puji Ratna Sarumpaet dan Hubungan Politik Keduanya yang Panas Dingin