Isu Terkini

Jendi Pangabean, Sang Juara Asia Tenggara yang Akan Berjuang di Asian Para Games 2018

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Tak lengkap rasanya pertandingan tanpa adanya sebuah target kemenangan yang ingin diraih. Begitu juga dengan gelaran Asian Para Games 2018 yang diadakan pada 6-13 Oktober 2018 mendatang. Indonesia sebagai tuan rumah dalam ajang pesta olahraga untuk altet difabel antar negara se-Asia juga punya targetnya sendiri. Salah satu cabang olahraga (cabor)  yang dipasang target kemenangannya adalah cabor renang yang sudah mulai bersiap-siap sejak Januari lalu.

Untuk mencapai target tersebut, telah dilakukan ragam persiapan mulai dari melakukan pemusatan latihan (TC) di Solo, juga menjalani beberapa try out untuk mematangkan strategi. “Untuk Para Atlet renang saat ini semua sudah siap. Persiapan para atlet sudah 100 persen. Untuk latihan saat ini sudah tidak terlalu berat. Endurance mereka sudah baik, jadi kita hanya menambah speed saja. Kalau teknik mereka sudah semakin baik, ada yang masih harus diperbaiki tapi tidak banyak,” kata Pelatih Para Renang Handoko Purnomo di Kolam Renang Tirta Bhirawa Yudha Kopassus, Rabu, 19 September 2018.

Menurut Handoko, saat ini atlet binaannya hanya berfokus untuk menjaga mentalitas dan kondisi kesehatan saja. Oleh karena itu, Handoko lebih memilih untuk berdiskusi agar bisa menjaga kenyamanan para atlet meskipun harus melakukan evaluasi tiap latihan usai. Sebab, cabang olahraga Para Renang sendiri ditargetkan meraih tiga emas. “Kami yakin bisa memenuhi target tersebut. Mohon dukungan dan doa dari masyarakat Indonesia,” tambah Handoko.

Atlet Para Renang Jagoan Indonesia

Salah satu atlet paraswimming yang dimiliki Indonesia yang akan diikutsertakan dalam Asian Games 2018 adalah Jendi Pangabean. Jendi merupakan satu dari 28 perenang difabel yang masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Solo. Pada 27 Juni lalu, ia juga sudah melakukan test event sebagai ajang kompetisi sebelum atlet dinyatakan lolos melenggang ke Asian Para Games 2018.

Tak perlu diragukan lagi, Jendi sendiri telah mengantongi standar kualifikasi minimum yang dikeluarkan oleh Internasional Paralympic Committee sebagai syarat untuk mengikuti Asian Para Games. Prestasinya berederet, di mulai dari prestasi perdananya di tingkat nasional pada ajang Pekan Paralimpik Nasional pada 2012.

Kemudian Jendi merambah pada kejuaraan internasional. Pertandingan pertamanya itu di ASEAN Para Games, yang hingga saat ini ia telah berhasil mengumpulkan lima medali emas. Prestasi terbarunya di Berlin pada 2018, ia sukses membawa pulang satumedali emas, perak, dan perunggu sekaligus.

Inspirasi di Balik Keterbatasan

Berkat prestasinya di ajang olahraga tingkat Asia Tenggara, pria kelahiran Sugihwaras, Palembang10 Juni 1991 itupun mendapatkan kesempatan menjadii pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga di Sumatera Selatan.

Namun siapa sangka, di balik keberhasilannya mendapatkan medali emas saat SEA Games 2017 di Malaysia itu, Jendi merupakan atlet renang dengan satu kaki karena kaki kirinya harus diamputasi. Awalnya ia adalah anak yang terlahir normal, pada usia 12 tahun tepatnya pada 2003, ia mengalami kecelakaan naas.

Hal itu terjadi saat dirinya dibonceng menggunakan motor seorang teman. Kakinya tak terselamatkan dan harus rela untuk diamputasi, dari bagian paha ke bawah. Jendi menyadari betul, bahwa tak hanya dirinya sendiri yang merasa sedih atas kejadian itu, ia tahu bahwa orang tuanya juga begitu terpuruk dan mengkhawatirkan masa depan anaknya.

Tapi ia tak patah arang, Jendi tetap melanjutkan sekolah, dan mulai menekuni kembali olahraga favoritnya, berenang. Bahkan ia tak ragu untuk memilih terjun ke dunia olahraga sebagai atlet dan bergabung bersama salah satu klub renang di Palembang agar bakatnya semakin terasah dengan baik.

“Saya latihan dengan orang normal [tanpa disabilitas] dan program yang sama. Pernah suatu saat program latihan saya dengan atlet normal dibedakan, saya tidak mau. Dengan berlatih bersama atlet normal, otomatis saya termotivasi untuk mengimbangi kecepatan berenang,” ungkap Jendi mengenang semangatnya yang mulai membara.

Kini Jendi telah memecahkan rekor, menjadi atlet kebanggan Indonesia yang berhasil berjaya di tingkat Asia Tenggara. Meski begitu, ia menyadari bahwa perhelatan Asian Para Games yang akan diikutinya nanti akan lebih berat, karena lawan-lawan yang ia hadapi akan jauh lebih tangguh. Tapi itulah yang justru diinginkan oleh seorang Jendi, karena menurutnya tantangan yang lebih berat akan membuat dirinya menjadi lebih maju.

“Catatan waktu saya saat latihan di nomor spesialis 100 punggung S9 1,06, 54 detik. Kemarin sempat 1,05 detik. Itu ibaratnya (sebenarnya) sudah bisa mengantongi medali emasnya. Ya, semoga hasilnya bisa benar-benar baik nanti,” harapnya.

Share: Jendi Pangabean, Sang Juara Asia Tenggara yang Akan Berjuang di Asian Para Games 2018