General

Jelang Debat Keempat, Kandidat Harus Jelaskan Sikap Terhadap Ormas Non Pancasila

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Debat keempat pemilihan presiden 2019 akan mempertemukan capres nomor urut 01 Joko Widodo dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Debat yang akan berlangsung 30 Maret 2019 itu akan mengangkat berbagai isu menarik seputar ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan serta hubungan internasional. Salah satu tema yang tentu jadi sorotan adalah ideologi Pancasila.

Jokowi maupun Prabowo tak pernah ketinggalan dalam aksi nyata berjuang demi Pancasila. Namun, keduanya memiliki cara dan jalur berjuang yang berbeda.

Jokowi dan Prabowo Pertahankan Pancasila

Jokowi pernah memperingatkan kepada semua pihak untuk tidak coba-coba mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi apapun. Jika ada yang berani mengusik Pancasila, Jokowi menjamin masyarakat Indonesia akan berdiri di garda terdepan untuk mempertahankan ideologi negara tersebut.

“Jangan sekali-kali ada yang coba mengganggu ideologi kita Pancasila. Jangan sampai ada yang berani mengganti ideologi kita Pancasila. Saya yakin, yang berani akan berhadapan dengan Pemuda Pancasila. Sekali layar berkembang, jangan main-main,” kata Jokowi ketika menghadiri Deklarasi Relawan PP Untuk Jokowi-Ma’ruf di Istora Senayan Jakarta, Minggu (3/3).

Selain itu, Jokowi juga mengingatkan kepada semua yang hadir, jika ideologi Pancasila tidak dijaga dengan baik, maka Indonesia nasibnya akan sama dengan Afghanistan yang terus mengalami konflik berkepanjangan. Maka dari itu, Jokowi berharap masyarakat Indonesia tetap damai dan menjauhi konflik. Jokowi mencontohkan, Afghanistan memiliki tujuh suku dan dua di antaranya sudah terlibat konflik berkepanjangan selama 40 tahun dan belum selesai hingga sekarang. Indonesia sendiri memiliki 714 suku.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas dan Pertarungan ‘Liar’ Jelang Hari H Pemilu 2019

“Ibu Rula Ghani (ibu negara Afghanistan) menyampaikan, Afghanistan ini negara kaya, setelah konflik dan perang, ada dua yang dirugikan, wanita dan anak-anak. Itulah mengapa Ibu Negara Afghanistan bilang, kalau ada konflik di Indonesia, apalagi konflik agama, segera diselesaikan,” ucap Jokowi.

Maka dari itu, Jokowi juga tak henti-hentinya meminta kepada semua pihak untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan di Pilpres 2019. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan untuk terus menjaga tali silahturahim persaudaraan meski berbeda pilihan dalam pemilihan presiden.

Begitu pula dengan Prabowo yang siap mempertahankan Pancasila. Di hadapan ribuan warga Kota Manado, Sulawesi Utara, Prabowo menegaskan kesetiaannya terhadap Pancasila dan NKRI.

“Siapa yang mau mengubah negara ini, siapa yang mau mengganti Pancasila akan berhadapan dengan saya,” kata Prabowo dalam acara kampanye terbuka di Lapangan Ternate Baru, Kota Manado, Minggu, 24 Maret.

Pernyataan Prabowo tersebut juga sekaligus menanggapi isu miring soal kemungkinan kepemimpinannya akan mengganti ideologi Pancasila.

Lebih jauh, Prabowo pun menegaskan bahwa sejak berusia 18 tahun, dirinya sudah mengabdikan diri untuk NKRI dengan masuk militer. Sehingga perihal kesetiaan terhadap bangsa dan negara, Prabowo siap memberikan segalanya.

“Saya dari umur 18 tahun, saya sudah teken siap mati untuk negara ini. Saya tidak rela NKRI hancur. Saya bersama bapak-bapak purnawirawan ini, kami ingin persembahkan hidup kami untuk bumi pertiwi, untuk kebahagiaan rakyat Indonesia,” ucapnya.

“Perjuangan kita untuk mempertahankan negara Pancasila, untuk mepertahankan toleransi. Kami yakin Indonesia bangkit,” kata Ketum Partai Gerindra tersebut.

Pengamat: Pancasila Baik-baik Saja

Direktur Paramater Politik Indonesia Adi Prayitno menegaskan bahwa saat ini Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara sedang dalam kondisi baik-baik saja. Memang ada kelompok tertentu yang ingin mengganti ideologi negara. Namun, Adi mengatakan bahwa hal itu bisa diatasi oleh pemerintah saat ini.

“Pancasila tidak sedang terancam keberadaannya. Demokrasi dan Pancasila itu baik-baik saja. Cuma memang ada kelompok-kelompok tertentu seperti HTI yang menghendaki ideologi lain diterapkan di Indonesia, makanya HTI dibubarkan tanpa kompromi,” kata Adi saat dihubungi Asumsi.co, Rabu, 27 Maret 2019.

Baca Juga: Potensi Migrasi Pemilih dan Berubahnya Angka Suara di Pilpres 2019

Adi menjelaskan bahwa HTI dianggap memiliki organisasi politik yang tidak sebangun dan sejalan dengan Pancasila dan keberadaannya sudah cukup lama di Indonesia. Menurut Adi, sudah jadi langkah yang tepat bagi Jokowi membubarkan HTI yang jelas-jelas mengancam Pancasila.

“Bicara soal ideologi itu kan, yang jelas Pancasila dan NKRI itu harga mati. Tidak bisa dinegosiasi oleh ideologi apapun, terutama ideologi-ideologi yang ingin merongrong negara ini, ingin mengganti Pancasila dengan yang lain. Itu tanpa kompromi,” ucap Adi.

Menurut Adi, Jokowi dan Prabowo harus menjelaskan apa sikap mereka jika ada kelompok atau ormas tertentu yang orientasi politiknya bukan Pancasila dan NKRI? Sikap tegas dari keduanya pun sangat dinanti masyarakat. “Jokowi dan Prabowo harus tegas terhadap kelompok dan ormas tersebut, apakah dibubarkan, dibekukan, atau dirangkul? Kira-kira kan begitu sikap yang harus mereka ambil.”

Adi menilai Jokowi dan Prabowo sebenarnya sudah terbukti berupaya keras mempertahankan Pancasila dan NKRI. Masing-masing punya cerita berbeda dalam perjuangannya terhadap Pancasila.

“Jokowi terbukti sudah membubarkan HTI, ormas yang dianggap ingin mendirikan Khilafah Islamiyah. Terbukti bahwa Jokowi tidak pernah kompromi terhadap kelompok yang merongrong negara.”

“Lalu, Prabowo juga terbukti sebagai mantan tentara yang hidup matinya ia khitahkan untuk menegakkan Pancasila dan NKRI. Keduanya sama-sama memiliki pengalaman yang serupa,” kata Adi yang juga merupakan Dosen Ilmu Politik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Hanya saja, lanjut Adi, konteksnya yang sedikit berbeda. Prabowo merupakan mantan militer dan memiliki loyalitas untuk mengabdi kepada NKRI. Jokowi sebagai Presiden RI yang harus membuat kebijakan menentang kelompok-kelompok yang harus ditindak tegas karena ada upaya ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain.

“Yang menarik di debat ini kan kalau terjadi sahut-sahutan, misalnya, selama ini Prabowo dianggap sebagai capres yang melindungi kelompok-kelompok radikal. Apa betul begitu? Apa betul Prabowo itu melindungi kelompok yang ingin merongrong negara itu? Sementara kubu Jokowi dianggap sebagai kelompok Islam yang lebih terbuka, berwawasan kemajuan, dan sebagainya.”

Share: Jelang Debat Keempat, Kandidat Harus Jelaskan Sikap Terhadap Ormas Non Pancasila