General

Jawa Barat, Kunci Penting Jokowi Ataupun Prabowo

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Dalam peta perpolitikan Indonesia, Jawa Barat adalah provinsi yang sangat signifikan untuk diraup suaranya. Saking signifikannya, kemenangan telak di provinsi ini dapat menutupi kekalahan di beberapa provinsi lainnya. Terutama, jika kekalahan tersebut tidak terjadi di salah satu provinsi Pulau Jawa. Mengapa bisa begitu?

Size Does Matter di Jawa Barat

Berdasarkan rilis Komisi Pemilihan Umum (KPU)  per September 2018, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Jawa Barat untuk Pemilu Serentak 2019 sebesar 32.636.846 jiwa. Dengan angka ini, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah pemilih tetap terbanyak di Indonesia. Angka 32,6 juta pemilih ini juga mewakili 1/6 total DPT yang berjumlah 185.732.093 pemilih. Dua provinsi lainnya yang memiliki jumlah serupa adalah Jawa Tengah dengan 27,4 juta dan Jawa Timur di angka 30,5 juta jiwa.

Untuk semakin memperjelas signifikannya Jawa Barat sebagai lumbung suara, mari hitung dengan contoh yang nyata. Anggaplah seluruh DPT memilih dan paslon X berhasil mendapatkan suara sebesar 60 persen di Jawa Barat. Itu artinya, paslon X tersebut meraih suara sekitar 19,56 juta jiwa. Sedangkan paslon Y, yang mendapat 40 persen suara, hanya mendapatkan 13,04 juta suara. Ada selisih 6,52 juta suara yang berhasil dimenangkan oleh paslon X.

Baca Juga: Pesona Garut yang Dikunjungi Jokowi: Lebih dari Sekadar Asgar dan Dodol

Dengan angka 6,5 juta suara ini, suara 100 persen yang didapatkan paslon Y di empat provinsi, yakni Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah, tidak cukup untuk menutupi selisih 10 persen yang dimenangkan paslon X di Jawa Barat. Kemenangan 100 persen di empat provinsi tersebut hanya akan memberikan paslon Y 5,9 juta suara.

Jokowi Tidak Menang di Jawa Barat Tahun 2014, Namun Kang Emil Terpilih di Tahun 2018

Selain masalah angka-angka, Jawa Barat juga begitu signifikan karena tidak adanya kepastian mengenai partai atau paslon mana yang akan memenangkan hati warganya. Kalau di provinsi lainnya, seperti Jawa Tengah, misalnya, ada PDIP yang begitu terkenal dan kuat. Terutama, di Kota Solo yang menjadi kota asal Jokowi. Hal ini berbeda dengan di Jawa Barat.

Baca Juga: Mengulik Jurus Prabowo-Sandi Gempur Massa PDIP Jawa Tengah

Di Pemilu 2014 yang lalu, Jokowi-Kalla menang tidak begitu telak dari Prabowo-Hatta. Hanya 53 persen suara dimenangkan olehnya. Pasangan Jokowi-Kalla pun hanya kalah di 10 provinsi dari dari total 30 provinsi. Di sembilan provinsi lainnya, Jokowi-Kalla hanya kalah 3,6 juta suara. Sedangkan di provinsi Jawa Barat, Jokowi-Kalla kalah 4,6 juta suara, lebih banyak dari total kekalahan suara di sembilan provinsi lainnya. Hal ini tentu membuat Jawa Barat menjadi pembeda yang luar biasa.

Meski begitu, bukan berarti kubu petahana diam saja. Salah satu buktinya terlihat di Pilkada Jawa Barat 2018 yang lalu. Kala itu, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum memenangkan pilkada tersebut. Pasangan ini didukung oleh partai-partai yang kini mendukung Jokowi, yakni PPP, PKB, Nasdem, dan Hanura. Dari sini, terlihat secercah harapan untuk Jokowi menang di provinsi ini pada Pemilu Serentak 2019 mendatang.

Share: Jawa Barat, Kunci Penting Jokowi Ataupun Prabowo