General

Insiden Cuitan Zaky dan Masyarakat Sumbu Pendek

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Di era ‘warganet adalah raja’, satu kesalahan di media sosial dapat berakibat fatal. Hal ini lah yang baru saja menimpa Bukalapak. Achmad Zaky, CEO Bukalapak, baru saja mencuitkan sesuatu yang niat awalnya tidak kontroversial, namun ternyata diinterpretasikan dengan beragam makna. Cuitan tersebut kini sudah dihapus. Dalam cuitan tersebut, ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap dana penelitian dan pembangunan Indonesia yang jauh lebih rendah dibanding negara lain. Hal ini pun membuat ia diserang oleh warganet dengan tagar #UninstallBukalapak.

Tagar ini jelas menjadi satu pertanda kalau ada sekelompok orang yang kecewa dengan cuitan Zaky tersebut. Jelas, warganet yang mencibir ini kebanyakan datang dari pendukung petahana. Meski sebenarnya tidak ada niatan politis, namun di tahun politik seperti ini, segala bentuk kekecewaan dapat diinterpretasikan sebagai tindakan politis. Apalagi, datang dari orang sekaliber Achmad Zaky yang mampu mengembangkan Bukalapak dengan begitu pesat.

Ngomong-ngomong soal Uninstall Bukalapak, kira-kira hal ini tepat enggak sih dilakuin? Atau justru adalah respon tidak tepat yang dapat dilakukan dengan lebih cermat?

Uninstall Bukalapak Akan Merugikan Banyak Pihak, Termasuk UMKM

Sebenarnya sah-sah saja kalau kalian memilih untuk menghapus aplikasi Bukalapak. Toh, itu adalah hak kalian. Opsi e-commerce lain pun banyak. Namun tetap saja, Bukalapak sudah memiliki pencapaiannya sendiri yang sebenarnya justru akan membuat banyak orang lain merugi.

Pertama, hingga akhir tahun 2018 kemarin, Bukalapak sudah memiliki jutaan pelapak. Di akhir tahun 2018 kemarin, mereka menargetkan memiliki 5 juta pelapak. Bukalapak sendiri telah memiliki 70 juta transaksi per bulan. Hal ini seperti diungkapkan oleh Wakil Presiden Pemasaran Bukalapak Bayu Syerli. “Keinginan kami di akhir tahun in pelapak hampir 5 juta, sedangkan untuk transaksi sendiri melewati 70 juta transaksi per bulan,” ucap Bayu, Kamis (26/7/2018).

Dengan pelapak yang kian banyak, itu artinya Bukalapak akan semakin banyak menjangkau kebutuhan. Hal ini jelas akan merugikan kalian sebagai pengguna yang enggak akan kedapatan kemudahan-kemudahan tersebut. Toh, kalau kalian yang mudah, kalian juga kan yang untung? Bukalapak kan hanya ngasih kemudahan-kemudahannya aja.

Selain itu, Bukalapak ini juga udah benar-benar membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai lebih banyak pasar. Biasanya UMKM kan hanya bisa berjualan konvensional untuk warga sekitar. Dengan Bukalapak, UMKM jadi lebih mudah menjangkau pasar yang lebih luas tersebut. Kalau kalian berhenti menggunakan secara masif, UMKM ini lah yang justru terdampak paling besar.

Kesalahan Personal, Yang Rugi Perusahaan

Terlepas dari semua argumentasi di atas, hal yang paling ironis adalah tagar UninstallBukalapak bukan terjadi karena kesalahan Bukalapak sebagai perusahaan. Hal ini murni terjadi karena adanya misinterpretasi masyarakat terhadap satu cuitan yang dilakukan oleh Zaky di akun personalnya. Kalau memang itu dianggap sebagai kesalahan, seharusnya masyarakat menyalahkan Zaky-nya, bukan Bukalapaknya.

Warganet Sumbu Pendek

Satu poin yang juga dibuktikan dengan insiden yang dialami Zaky ini adalah bahwa masyarakat Indonesia (terutama warganet) masih begitu reaksioner. Terlepas kalian pendukung 01 atau 02, insiden ini seolah menjadi tanda kalau masyarakat Indonesia tidak memberi ruang untuk mendengar klarifikasi seseorang. Kita lebih senang untuk menghujat dan mencibir ketika seseorang berbuat salah. Hal ini tentu menjadi tanda kalau masih banyak yang dapat diperbaiki dari perilaku warganet Indonesia.

Hafizh Mulia adalah mahasiswa tingkat akhir program sarjana di Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia. Tertarik dengan isu-isu ekonomi, politik, dan transnasionalisme. Dapat dihubungi melalui Instagram dan Twitter dengan username @kolejlaif.

Share: Insiden Cuitan Zaky dan Masyarakat Sumbu Pendek