General

Huawei Kena Masalah di Amerika Serikat, Perang Dagang Semakin Memanas?

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok nampaknya sudah semakin kompleks. Suasana yang tidak kunjung mencair tersebut justru semakin memanas seiring perusahaan asal Tiongkok, Huawei, dituduh melakukan tindakan kriminal oleh AS. Dikutip dari CNN.com, pada hari Senin (28/1) yang lalu, Departemen Kehakiman AS melaporkan dua tuduhan untuk Huawei. Tuduhan pertama adalah Huawei diduga berusaha mencuri rahasia dagang dari T-Mobile. Bonus yang menjanjikan pun akan diberikan untuk karyawannya yang dapat mengumpulkan informasi rahasia dari pesaing-pesaing Huawei. Tuduhan kedua, Huawei diduga telah melanggar sanksi AS yang dijatuhkan pada Iran.

Selain adanya tuduhan kepada perusahaan, Departemen Kehakiman tersebut juga telah menjatuhkan tuduhan resmi pada Meng Wanzhou, Chief Financial Officer (Kepala Bagian Keuangan) Huawei. Ia ditangkap bulan Desember 2018 yang lalu di Kanada dan pemerintah AS akan segera meminta ekstradisi ke negara tersebut. “ Hari ini kita mengumumkan bahwa telah dijatuhkan tuduhan kriminal kepada Huawei dan para pekerjanya sebanyak belasan tuduhan,” ungkap Jaksa Agung Sementara Matthew Whitaker dalam sebuah pernyataan resminya. Ia pun melanjutkan, “Tiongkok harus mampu memastikan warganya dan perusahaannya patuh pada peraturan (di AS),” ucapnya.

Tidak hanya Jaksa Agung, Direktur FBI Christopher Wray dalam sebuah konferensi pers pun turut mengungkapkan kekecewaannya pada Huawei. Menurut Wray, Huawei bersandar pada praktik bisnis yang tidak jujur. “(Huawei) bersandar pada praktik bisnis yang tidak jujur dan berlawanan dengan prinsip-prinsip ekonomi yang telah membuat perusahaan asal Amerika Serikat dan Amerika Serikat itu sendiri maju.”

Huawei Menolak Tuduhan Tersebut, Pemerintah Tiongkok Mengecam AS

Meski sudah dilaporkan secara resmi, ternyata Huawei menolak tuduhan tersebut. Dalam sebuah pernyataan resmi, Huawei menyatakan penolakannya. “perusahaan menolak dugaan adanya anak perusahaan atau apapun yang terafiliasi telah melakukan pelanggaran terhadap hukum AS seperti yang terdapat dalam dakwaan, tidak mengetahui adanya kesalahan yang dilakukan oleh Nyonya Meng, dan percaya bahwa pengadilan AS akan mendapatkan kesimpulan yang sama.”

Tidak hanya Huawei, pemerintah Tiongkok pun turun tangan terkait kasus ini. Pemerintah Tiongkok mengecam tuduhan-tuduhan yang telah dilayangkan AS tersebut. Pemerintah Tiongkok menganggap AS telah menggunakan state power (kapabilitas negara) untuk menjatuhkan perusahaan Tiongkok. Pemerintah Tiongkok berharap AS berhenti untuk menjatuhkan perusahaan asal negaranya. “Kami berharap Amerika Serikat mulai berhenti menjatuhkan perusahaan asal Tiongkok tanpa alasan, termasuk Huawei,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang. Ia juga mengungkapkan supaya Amerika segera “menghapuskan tuduhannya atas Nyonya Meng dan tidak meminta ekstradisi pada Kanada”. Hal ini disebabkan ekstradisi Nyonya Meng dari Kanada ke AS akan semakin memperkeruh hubungan AS dengan Tiongkok.

Perang Dagang Nampak Belum Akan Berakhir

Dengan kondisi hubungan kedua negara yang belum membaik, Tiongkok pun mengirimkan delegasinya ke Washington. Delegasi-delegasi tersebut tiba hari Selasa (29/9) waktu setempat. Besar harapan kedua negara dapat mengakhiri perang dagang ini.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), sebuah sumber diplomatik mengungkapkan kalau AS sudah membeberkan daftar keinginannya ke Tiongkok pada pertemuan sebelumnya di Beijing awal Januari 2019. Dikabarkan Tiongkok masih akan mempelajari keinginan-keinginan tersebut sekaligus mempersiapkan tawaran balik di pertemuan selanjutnya.

Meski diskusi dan negosiasi akan terus berlangsung, tuduhan yang ditujukan pada Huawei dan Nyonya Meng menjadi indikasi bahwa perang dagang masih jauh dari kata selesai. Patut disimak seperti apa perkembangan hubungan AS-Tiongkok ini dalam beberapa hari ke depan.

Share: Huawei Kena Masalah di Amerika Serikat, Perang Dagang Semakin Memanas?