Isu Terkini

Heboh Bungkus Mie Instan Berusia 19 Tahun dan Bukti Sampah Plastik Sulit Terurai

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Foto bungkus plastik mie instan yang sudah bertahun-tahun terombang-ambing di laut baru-baru ini menghebohkan publik.

Mahasiswi Ilmu Kelautan dari Universitas Brawijaya, Fianisa Tiara Pradani, mengunggah foto tersebut pada Minggu, 7 April 2019 di akun Twitternya @selfeeani  hingga akhirnya viral. Fianisa menemukan sampah tersebut di Pantai Sendang Biru, Malang Selatan, Jawa Timur. Saat itu, Fia sedang mengambil sampel untuk penelitian skripsinya. Sembari menunggu air surut, Fia pun menyisir bibir pantai untuk memungut sampah, kemudian membuangnya ke tempat sampah. Selain sampah plastik, hari itu Fia juga menemukan banyak sampah lain di antaranya sampah botol plastik, alat pancing, lakban, dan berbagai sampah lainnya.

Bungkus mie instan tersebut samar-samar menunjukkan tulisan ‘Dirgahayu Indonesiaku 55 Tahun’. Ini berarti, sampah bungkus plastik mie instan tersebut berasal dar tahun 2000 silam, alias sudah berusia sekitar 19 tahun.

“Agustus nanti, Indonesia akan berumur 74 tahun. Namun, pagi ini saya menemukan bungkus Indomie yang bertuliskan dirgahayu Indonesia ke-55. Saya merenung sejenak karena perbedaannya 19 tahun jadi bungkus ini terombang ambing di laut sampai hanyut ke bibir pantai selama 19 tahun,” tulis @selfeeani.

Agustus nanti indonesia akan berumur 74 tahun. Namun, pagi ini saya menemukan bungkus indomie yang bertuliskan dirgahayu indonesia ke-55. Saya merenung sejenak karena perbedaannya 19 tahun jadi bungkus ini terombang ambing di laut sampai hanyut ke bibir pantai selama 19 tahun???? pic.twitter.com/R33vIhyxCQ— fia (@selfeeani) April 7, 2019

Sampai hari ini, Selasa, 9 April 2019 pukul 12.35 WIB, postingan @selfeeani tersebut sudah di-retweet lebih dari 76.000. Ada 40.500 orang lebih yang menyukai, dan sekitar 1300 akun yang berkomentar. Hampir semua warganet mengungkapkan kekhawatiran mereka atas sampah plastik yang butuh waktu tidak sebentar untuk terurai.

Kenapa Sampah Plastik Sulit Terurai?

Dalam kehidupan sehari-hari, plastik memang jadi salah satu bahan primadona yang banyak digunakan masyarakat dalam berbagai kebutuhan. Sebagian besar plastik dimanfaatkan untuk kantong belanja, kemasan produk di toko, dan banyak penggunaan sehari-hari lainnya. Sepertinya sampah hari ini, manusia di muka bumi ini masih ketergantungan dengan plastik dan sulit mengubah kebiasaan untuk tidak memakai plastik lagi.

Jumlah sampah plastik dari hari ke hari dipastikan terus meningkat. Dengan begitu, setiap hari pula, bumi akan menampung sampah plastik yang baru akan terurai puluhan bahkan ribuan tahun lagi. Seperti dikutip dari BBC, lamanya waktu pembusukan sampah plastik khususnya dalam bentuk kantong plastik, itu bisa membutuhkan waktu sekitar 20 hingga 1.000 tahun sampai akhirnya bisa terurai.

TBerbagai sampah plastik yang tertimbun dan terjebak di lapisan tanah dan perairan banyak menimbulkan kondisi buruk. Misalnya, kemampuan resap tanah dan aliran air terganggu. Binatang-binatang yang hidup di perairan pun menjadi korban keganasan sampah plastik. Bahkan, tahun lalu, seekor paus sperma yang mati terdampar di Pantai Wakatobi, ditemukan dengan kondisi perutnya dipenuhi berbagai sampah plastik dan sampah rumah tangga lainnya. Paus sperma itu mengonsumsi plastik karena mengiranya sebagai makanan.

Durasi Pembusukan Berbagai Jenis Sampah

Dari video yang dimuat Tech Insider soal bahayanya sampah plastik, ternyata berbagai jenis sampah membutuhkan waktu yang berbeda-beda sampai akhirnya dapat busuk dan terurai menjadi tanah. Sebagai contoh, sampah kulit pisang yang ditemukan misalnya, ternyata baru bisa membusuk setelah dua hingga lima minggu kemudian.

Lalu, ada pokok buah apel yang tidak dimakan, ternyata baru bisa terurai setelah dua bulan dibuang. Padahal seperti diketahui, sampah kulit pisang dan pokok buah apel tersebut masih tergolong sampah organik. Bisa dibayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengurai sampah-sampah non-organik seperti plastik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari hingga akhirnya jadi sampah?

Coba kita tengok lagi, sampah kertas koran ternyata membutuhkan waktu hingga enam minggu untuk akhirnya bisa terurai. Kotak susu baru bisa terurai setelah tiga bulan kemudian, sementara batang rokok yang dibuang setelah dihisap, baru akan terurai setelah satu-lima tahun pembuangan. Bayangkan saja, ada lebih dari 5,5 triliun sampah batang rokok di seluruh dunia setiap tahunnnya.

Bagaimana dengan sampah bungkus plastik yang biasa digunakan untuk berbelanja? Ternyata butuh waktu sekitar 10-20 tahun bagi sampah plastik tersebut untuk akhirnya terurai menjadi tanah. Tak hanya sampah plastik, saat ini penggunaan styrofoam pun mulai marak digunakan.

Parahnya, gelas atau piring berbahan styrofoam yang biasa digunakan untuk membungkus makanan dan minuman, baru bisa hancur setelah 50 tahun kemudian. Sementara botol minuman bersoda yang terbuat dari bahan aluminium yang setiap hari pasti dikonsumsi manusia, itu baru akan benar-benar teurai dan hancur setelah 200 tahun kemudian atau melewati fase itu sekitar tiga generasi manusia.

Tidak hanya itu, botol minuman plastik juga butuh waktu yang sangat lama untuk terurai dan hancur yakni sekitar 450 tahun. Sementara botol kaca, seperti botol sirup, saus, selai, dan sebagainya baru akan hancur setelah 1 juta tahun kemudian. Sebagai catatan, catatan waktu yang tertulis di atas terjadi jika dalam keadaan tanah yang normal. Jika sampah tersebut berada di antara tumpukan sampah yang lain, maka waktu urai yang dibutuhkan dipastikan juga berbeda, karena adanya perbedaan cahaya, oksigen tekanan, dan sebagainya.

Selain sampah botol plastik, sampah popok bayi atau lansia kemasan yang banyak dijual di toko dan supermarket, juga baru akan terurai dalam waktu yang sama seperti sampah botol plastik. Ya, sampah popok bayi dan lansia baru akan hancur setelah 450 tahun kemudian.

Keberadaan sampah plastik ini tentu sudah menjadi masalah dan tanggung jawab bersama seluruh manusia di bumi. Bagaimana caranya agar bumi tetap bisa terawat untuk generasi masa mendatang? Ya tentu dengan mengurangi penggunaan bahan plastik dan menggantinya dengan bahan lain yang tak membahayakan lingkungan. Selain itu, mulailah membuang sampah pada tempatnya dan tidak di sembarang tempat.

Share: Heboh Bungkus Mie Instan Berusia 19 Tahun dan Bukti Sampah Plastik Sulit Terurai