General

Goenawan Mohammad: Dirikan PAN, Dukung Jokowi, dan Desakan Amien Rais Mundur

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Partai Amanat Nasional (PAN) dianggap tak memiliki perkembangan baik dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Berbagai jenis survei yang meneliti elektabilitas partai menunjukkan bahwa PAN terus mengalami kemerosotan. Amien Rais, salah satu pendiri PAN dianggap sebagai biang keladi dari elektabilitas yang menurun itu.

Ia bahkan diberikan surat agar bersedia mundur dari kepengurusan partai. Surat itu ditulis oleh pendiri PAN yang lain, di antaranya ada Goenawan Mohamad, Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Toeti Heraty, dan Zumrotin. Goenawan Mohamad menganggap kalau Amien Rais tak becus merawat PAN.

“Karena melihat AR tak merawat PAN dari perpecahan dan kemerosotan. Partai ini yang didirikan dengan semangat demokratis, terancam tak mencapai threshold,” kata Goenawan, Rabu, 26 Desember 2018.

Parliamentary threshold atau ambang batas parlemen adalah batas minimal perolehan suara partai politik dalam Pemilu agar mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Untuk Pemilu 2019 nanti, aturan parliamentary threshold mewajibkan parpol untuk memperoleh minimal empat persen perolehan suara nasional.

Kekhawatiran Goenawan tentu beralasan. Sebab, dari berbagai jenis survei menunjukkan bahwa elektabilitas PAN hanya sebatas 1 sampai 2 persen saja. Maka dari itu, meski sudah tidak aktif lagi di dalam partai, Goenawan masih berharap agar PAN mau memperbaiki diri.

“Saya sudah mundur dari PAN. Tapi sebagai orang luar, saya dan kawan-kawan prihatin jika partai ini tenggelam,” ungkap Goenawan Mohamad.

Wartawan Senior dan Pionir Majalah Tempo

Pria bernama lengkap Goenawan Soesatyo Mohamad alias GM ini dikenal sebagai seorang wartawan dan budayawan. Namanya sangat lekat dengan majalah Tempo. Ia adalah salah satu pendiri, dan sempat menjadi pemimpin redaksi Tempo.

Pria kelahiran Karangasem, Batang pada tanggal 29 Juli 1941 ini mengawali kariernya sebagai Redaktur Harian KAMI, Redaktur Majalah Horison, hingga Pemimpin Redaksi Majalah Ekspres. Puncaknya bersama kawan-kawannya, ia mendirikan Majalah Tempo pada tahun 1971. Pada saat itu, tepatnya ketika usianya memasuki 30 tahun, ia juga didaulat sebagai Pemimpin Redaksi majalah Tempo.

Goen, begitu panggilan akrabnya, menjabat sebagai pemimpin redaksi di Tempo selama dua periode. Periode pertama dari tahun 1971 hingga 1992, sedangkan periode kedua setelah Tempo terbit kembali sehabis dibredel pemerintah. Pembredelan terjadi pada tahun 1994, dan terbit kembali pada tahun 1998.

Pria peraih Anugerah sastra Dan David Prize ini memang kerap menulis kolom tentang berbagai agenda-agenda politik di Indoneisa. Dalam tulisannya, ia seringkali mengkritisi rezim Soeharto kala itu yang menekan pertumbuhan ekonomi di tanah air. Hal itu pula yang menjadi penyebab Tempo akhirnya sempat dibredel.

Setelah rezim Soeharto lengser, Goen kembali menghidupkan Tempo dengan berbagai evaluasi. Pria yang pernah menerima penghargaan Louis Lyons dari Harvard University Amerika Serikat ini pun kembali menjabat sebagai Pemimpin Redaksi selama satu tahun hingga 1999. Hingga tahun 2016, Goen masih memangku amanah sebagai Komisaris Utama PT Tempo Inti Media Tbk.

Pendiri PAN yang Mendukung Jokowi

Bisa dilihat dari posting-an Goenawan di akun Twitter pribadinya, ia kerap memberikan dukungan secara terang-terangan kepada Joko Widodo (Jokowi), calon presiden petahana nomor urut 01. Sedangkan, Goenawan kerap memberikan kritikannya kepada Prabowo Subianto, lawan politik Jokowi. Memang sejak Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu, Goenawan telah memilih Jokowi.

Sebagai salah satu pendiri PAN, memang pilihan Goenawan cukup kontroversial. Sebab, PAN sendiri saat ini menjadi partai pengusung Prabowo Subianto. Belum lagi saat ini dirinya berani memberikan surat terbuka untuk mendesak Amien Rais mundur dari kiprah politiknya.

Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno pun enggan menanggapi serius perihal surat desakan tersebut. Sebab menurutnya, para pendiri termasuk Goenawan Mohammad sudah lama tidak aktif di PAN.

“Mereka pendiri PAN yang sudah lama tidak aktif dan tidak punya akar di partai. Selain daripada itu mereka adalah pendukung paslon yang tidak diusung oleh DPP PAN. Saya pribadi akan mengabaikan imbauan mereka,” ujar Eddy, Rabu, 26 Desember 2018.

Namun Goenawan sempat menjelaskan, bahwa surat tersebut tak ada kaitannya dengan dukungan dirinya terhadap Jokowi maupun kritikan terhadap Prabowo. Desakan agar Amien Rais mundur lantaran mantan Ketua MPR itu tak mampu merawat PAN. Goen bahkan menyebut, kalau Amien Rais kini justru menghambat gagasan di dalam tubuh partai.

“Ia menjadikannya terisolir dan mati gagasan. Tak ada sumbangan pikiran PAN bagi masa depan Indonesia. Padahal platform PAN waktu didirikan adalah sebuah gagasan ke masa depan bangsa,” tandasnya.

Share: Goenawan Mohammad: Dirikan PAN, Dukung Jokowi, dan Desakan Amien Rais Mundur