Isu Terkini

Gestur Hormat Seperti Petugas PT KAI Sebenarnya Sudah Jadi Tradisi Orang Indonesia

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Beberapa hari yang lalu, petugas PT Kereta Api Indonesia jadi sorotan. Sebuah tradisi unik dengan memberikan gestur hormat ke para penumpang sebelum kereta api berangkat menjadi pemandangan tersendiri. Lantas gestur tersebut juga sempat menuai pro dan kontra.

Gestur hormat itu sendiri dilakukan dengan menyilangkan tangan di dada dan sedikit membungkukkan badan. Sikap ini dilakukan baik oleh porter, petugas keamanan atau petugas lain. Banyak yang menilai aksi itu mirip dengan kebiasaan orang-orang Jepang yang kerap menundukkan badan untuk menghormati orang lain.

Beberapa orang ada yang mengapresiasi gestur hormat tersebut. Namun, ada pula yang mengkritik gestur itu lantaran dianggap berlebihan dan tak sesuai dengan budaya Indonesia. Selain itu, ada pula yang menganggap petugas terkesan merendahkan diri di hadapan penumpang.

Memang pemandangan seperti itu jarang-jarang terjadi di Indonesia. Tapi sebenarnya tak perlu terlalu heran dengan aksi yang terjadi tersebut, apalagi masyarakat di tanah air memang dikenal ramah terhadap sesama dan itu jadi bagian dari budaya ketimuran yang memang jadi ciri khas yang dimiliki Indonesia.

Di Indonesia sendiri, tradisi-tradisi memberi hormat kepada orang lain kerap terlihat di tengah kehidupan masyarakat dengan latar budaya Jawa, meski tradisi saling menghormati juga tersebar dan ada pada masyarakat di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Misalnya saja dalam masyarakat Jawa sendiri, yang mengatur interaksi-interaksinya melalui dua prinsip yakni prinsip kerukunan dan prinsip hormat. Dua prinsip itu menuntut bahwa dalam segala bentuk interaksi, konflik-konflik harus dicegah (Endraswara, 2010).

Salah satu perilaku yang dianggap menghargai keberadaan orang yang lebih tua dan lebih ‘berkuasa’ adalah dengan membungkukkan badan ketika seseorang melintas di depan orang yang lebih tua/ berkuasa ataupun mencium tangan orang tersebut.

Maka dari itu, jika kita lihat aksi atau gestur hormat oleh petugas terhadap penumpang kereta api tersebut, memang merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan suasana damai dan tenang. Bukan kah memang situasi seperti itu yang secara alamiah diinginkan setiap manusia di bumi?

Memang pada dasarnya dan secara umum, membungkuk dalam arti oleh orang kejawen direduksi menjadi hanya sebuah unsur gerak badan. Dalam hubungannya antar manusia, membungkukkan badan merupakan ungkapan kesadaran kelas.
Secara praktik, biasanya orang yang posisinya lebih rendah atau lebih muda, biasanya membungkukkan badan pada pihak yang lebih tinggi dan lebih tua. Membungkukkan badan dalam hubungan ini hanya untuk memenuhi tuntutan
sopan santun dan penghormatan dari yang muda terhadap yang lebih tua.

Gerakan atau kebiasaan ini merupakan suatu jenis ungkapan sopan santun dan penghormatan terhadap orang lain (lebih tua atau lebih berkuasa). Ketenangan (termasuk ketenangan batin) tampaknya merupakan sesuatu yang dianggap teramat penting nilainya.

Maka dari itu, ketenangan tidak hanya divisualisasikan sebagai suatu keadaan yang kondusif dan nyaman. Lebih dari itu, ketenangan juga diungkapkan melalui perilaku seorang individu yang sarat dengan etika dan sopan santun.

Tradisi seperti ini memang lazim terjadi di Indonesia, coba saja kita tengok kebiasaan-kebiasaan masyarakat Yogyakarta. Bukan lagi jadi rahasia umum bahwa di setiap sudut jalan dan gang-gang sempit di Yogyakarta, anak-anak yang lebih muda selalu memberi salam, hormat, dan membungkukkan badan kepada para orang tua yang berpapasan di jalan.

Dalam budaya masyarakat Yogyakarta, sekali lagi perilaku individu yang mampu memberikan ketenangan adalah mereka yang mengetahui dan menghargai keberadaan orang lain, tterutama orang yang lebih tua dan lebih berkuasa.

Sementara itu, selain membungkukkan badan, kebiasaan mencium tangan misalnya, juga sering dilambangkan sebagai suatu bentuk fenomena sosio-kultural yang multi-interpretasi. Yang jelas, mencium tangan juga dianggap sebagai suatu tuntutan sopan santun dan penghormatan dalam hubungannya antar manusia.

Mungkin masih jelas di ingatan tradisi cium tangan itu dilaksanakan anak-anak muda Indonesia hingga ke dunia internasional. Aksi itu pernah dipraktikkan oleh para pemain Timnas Sepakbola Indonesia U-12 saat berlaga di ajang Danone Nations Cup (DNC) 2017.

Pada turnamen yang berlangsung di Red Bull Stadium, New Jersey, Amerika Serikat, pada September 2017, pada pemain Timnas U-12 yang diwakili oleh Sekolah Sepak Bola (SSB) Batu Agung, Kalimantan Selatan, menampilkan kearifan lokal Indonesia.

Melalui foto-foto sesaat setelah pertandingan selesai, para pemain Timnas U-12 bergegas langsung mencium tangan wasit. Hal itu dilakukan para pemain cilik Indonesia itu sebagai bentuk hormat kepada orang yang lebih tua.

Aksi santun yang dilakukan para pemain sepakbola cilik Indonesia di panggung internasional ini tentu bukanlah hal yang sengaja dibuat-buat. Bahkan, kebiasaan hormat kepada orang yang lebih tua atau sesama sudah ditanamkan sejak usia dini.

Bagi sebagian orang dewasa, perilaku mencium tangan dan membungkukkan badan merupakan cermin masih adanya ‘ketenangan’ di lingkungan mereka saat ini. Gerakan mencium tangan dan membungkukkan badan tentu merupakan kebiasaan santun yang sudah diajarkan oleh orang tua secara turun-temurun.

Share: Gestur Hormat Seperti Petugas PT KAI Sebenarnya Sudah Jadi Tradisi Orang Indonesia