General

Gencarnya Milenial Investasi Saham

Ridwan Achmad — Asumsi.co

featured image

Sumber Foto: Forbes

Belakangan ini, milenial tengah digandrungi dengan instrument investasi saham. Akarnya ada pada fenomena work from home saat pandemi Covid-19 terjadi. Selain itu juga, perekonomian dan pertumbuhan bisnis di dunia yang tertekan sehingga menciptakan peluang khususnya bagi para investor milenial untuk berivestasi di Pasar Modal domestik. Di sisi lain, pandemi Covid-19 membuat lesu bisnis di sektor riil.

Merujuk pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak kurang lebih 60 sampai 70 persen investor saham adalah anak-anak muda. Bila dibedah secara spesifik, data tersebut menyebutkan bahwa dari total 4,2 juta investor di pasar modal per Januari 2021, sebesar 54,90 persen investor didominasi oleh usia dibawah 30 tahun dibandingkan dengan investor yang berusia di bawah 40 tahun. Investor di bawah usia 40 tahun ini berjumlah sekitar 1,3 juta.

Menariknya adalah sepanjang tahun 2021, investor baru dengan usia 18–25 tahun telah bertambah sebanyak 108.813 investor sehingga jumlah totalnya menjadi 623.069 investor. Persentasi investor baru milenial ini menempati porsi 50,7 persen dibanding total investor baru. Apalagi, sebagian perusahan yang melantai di BEI menjual sahamnya dengan harga yang relatif terjangkau.

Maka itu, Heru Handayanto Direktur Mandiri Sekuritas meyakini bahwa pasar modal akan ‘dikendalikan’ oleh generasi milenial.

“Masa depan pasar modal akan ditopang oleh para generasi muda,” kata dia seperti yang dikutip dari Liputan6.com.

Tech-Savvy

Milenial memiliki karakteristik yang tech-savvy. Mereka cenderung ingin mengoperasikan segala sesuatunya hanya dengan menggunakan gadget-nya. Artinya kemudahan menjadi ‘dewa’ dalam setiap aktivitasnya. Nah, saat ini transaksi pasar modal telah berkembang pesat termasuk bisa dilakukan secara online. Banyak sekali fasilitas online trading yang ditawarkan bagi para milenial.

Hal ini jelas memberikan keleluasaan bagi para investor baru terutama milenial. Dengan berbekal gadget dan internet, para milenial dapat mengakses layanan investasi saham secara online di mana saja dan kapan saja.

Tak hanya itu saja, berdasarkan sebuah riset, mencatat bahwa milenial memiliki karakter seperti goal and achievement oriented. Begitu juga dengan karakter fast decision maker yang dimiliki milenial. Karakter mereka ini sesuai dengan karakter pasar modal yang membutuhkan pengambilan keputusan secara mandiri dan terjangkau.

Selain itu, karakter investasi di pasar modal membentuk komunitas untuk berbagi informasi dan tips, hal ini sesuai dengan karakter milenial yang bersifat highly connected. Sementara karakter pasar modal yang serba digital, sesuai dengan karakter milenial yang digital native.

Tetap Waspada

Meski begitu, investor yang kebanyakan milenial harus berhati-hati dalam menempatkan investasinya. Fenomena yang disebut pompom saham perlu diwaspadai. Pompom saham adalah ketika saham dipompa oleh individu atau kelompok agar harganya melejit sehingga tampak menggiurkan.

Menurut Advisory Director Grant Thornton Indonesia, Marvin Camangeg, fenomena pompom saham hadir bersamaan dengan ‘ajakan’ influencer untuk menempatkan sahamnya di suatu emiten tertentu.

“Jangan sampai investor pemula karena merasa takut tertinggal mendapat keuntungan dalam waktu singkat (Fear of Missing Out/FOMO), tidak memperhatikan faktor-faktor lain. Fakta seringkali kurang diperhatikan oleh investor pemula,” ungkap Marvin yang dikutip dari Kompas.com.

Maka itu, Pandu Sjahrir, Komisaris Bursa Efek Indonesia berpesan agar investor pemula milenial khususnya, wajib melakukan riset dan membaca laporan-laporan keuangan sebuah emiten. Setelah itu, melakukan konfirmasi atas hasil risetnya itu. Kemudian, bertanya.

Share: Gencarnya Milenial Investasi Saham