Isu Terkini

Gelombang 13 Kartu Pekerja Dibuka, PMO: Pendaftar Tak Pelu Panik

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Prakerja.go.id

Pemerintah Indonesia kembali membuka pendaftaran gelombang 13 Kartu Prakerja sejak Kamis (4/3/21) siang. Proses pendaftarannya, bakal dibuka selama 5 hari ke depan.

Head of Communications Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja Louisa Tuhatu mengungkapkan, kembali dibukanya gelombang baru Pra Kerja karena tingginya animo masyarakat. 

“Ini kan, program semi bansos. Kami buka selama lima hari pendaftarannya. Pada dasarnya Kartu Pra Kerja untuk meningkatkan kompetensi tapi pada akhirnya menjadi semi bansos yang harus dilanjutkan,” ujar Louisa kepada Asumsi.co, Jumat (5/3/21).

Tak perlu panik mendaftar

Louisa menuturkan, proses seleksi Kartu Prakerja akan dilakukan oleh sistem setelah penutupan gelombang pendaftaran.

Namun, ia mengimbau para calon peserta untuk tidak perlu panik mendaftarkan diri di situs Prakerja. Pasalnya, dipilhnya peserta baru program ini bukan berdasarkan kecepatan mendaftarkan diri.

“Ini tidak berdasarkan siapa yang paling cepat. Jadi jangan panik! Sistem akan menyeleksi sesuai persyaratan yang terpenuhi,” ungkapnya.

Ia memastikan, seluruh peserta yang lolos seleksi akan menerima insentif yang dijanjikan. Adapun karena insentif merupakan semi bansos, dirinya mengharapkan para penerima bisa memanfaatkannya secara bijak.

“Insentif pasti akan diterima setelah selesai ikut pelatihannya. Jadi ingat, ikut pelatihan dulu baru dapat uangnya. Nantinya insentif ini kami harapkan digunakan secara bijak,” tandasnya.

Insentif Prakerja dipakai buat jajan

Merespons kembali dibukanya program ini, di medsos mengemuka dibicarakan kalau insentif dari Prakerja banyak dimanfaatkan oleh peserta yang telah menyelesaikan pelatihan untuk menambah uang belanja dan jajan. Warganet bahkan banyak menyebar isu kalau penerima manfaatnya tak tepat sasaran.

“Banyak banget denger cerita orang yang mengambil Prakerja ini cuma buat duit jajan. Bayangin, biar kalian bisa jajan yang butuh karena nggak punya kerjaan nggak dapet akhirnya,” tulis akun @Tr****H** di Twitter.

Warganet lainnya pun menimpali. Akun @Ar****a mengungkapkan bahwa ia punya banyak teman yang saat ini posisinya masih bekerja, namun malah menjadi penerima manfaat program ini.

“Semua teman di tempat kerja gue pada daftar Prakerja. Pas udah dapet duitnya ya, buat jajan belanja-belanja dan sebagainya,” kata dia.

Tim Asumsi.co sempat berbincang dengan alumni program ini yang mengaku insentif Prakerja digunakannya untuk jajan. Namun, posisinya saat menjadi peserta adalah pengangguran.

“Saat awal pandemi saya kena PHK. Baru dapat kerja lagi awal tahun kemarin. Jujur sih waktu itu dipakai lebih banyak buat beli rokok sama ngopi di kafe,” kata Mamat, alumni Prakerja Gelombang ke-10 asal Ciputat, Tangerang Selatan.

Akan tetapi, dia mengungkapkan saat mengikuti pelatihan menulis konten dari salah satu lembaga yang ikut serta dalam program ini, banyak ilmu bermanfaat yang berguna untuk bidang pekerjaannya saat ini.

“Sekarang kan saya kerja jadi admin medsos di perusahaan makanan ringan ya, Mas. Wah, ilmu itu terpakai banget sih!,” ucapnya.

Apa respons PMO?

Menyikapi isu ini, Head of Communications Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja Louisa Tuhatu mengaku tak mau ambil pusing. Ia menilai apa yang beredar di medsos belum tentu benar dan bisa saja hanya bermaksud untuk menyudutkan pihaknya.

Ia kembali menegaskan, insentif Prakerja merupakan dana bantuan pasca pelatihan yang diposisikan sebagai semi bansos. Pemanfaatannya, kata dia, bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sekali pun digunakan untuk jajan, bukan berarti merepresentasikan jutaan penerima manfaat lainnya.

“Jadi kami memberikan bantuan dengan posisi semua orang terdampak pandemi. Kalau 1 orang saja beli rokok, apakah 1 orang ini membeli 5,5 juta orang lainnya juga begitu? Kan, tidak. Itu juga di medsos cuma katanya-katanya. Orangnya mana? Kalau benar ada, sini kasih tahu saya dimana tempat tinggalnya, siapa namanya, akan saya datangi,” tegas Louisa.

Justru berdasarkan data survei pihaknya, Kepala PMO menyatakan insentif program ini sangat membantu banyak orang untuk modal usaha di masa pandemi, membayar listrik, hingga membeli sembako. Ia pun mengutip data survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang juga menerangkan bahwa Kartu Prakerja memberikan manfaat dari segi peningkatan keterampilan. 

“Data BPS ini valid. Survei menyatakan, 89 persen yg disurvei mengalami ketingkatan keterampilan. Mereka mengaku merasakan manfaat dari pelatihan ini. Sebagian besar bahkan menyatakan belum pernah ikut pelatohan. Based on survei ya. Ini program bagus, jangan dirusak cuma karena katanya begini dan begitu,” tuturnya.


Bagaimana cara daftarnya?

Seperti gelombang sebelumnya, cara pendaftaran untuk mengikuti program ini masih sama dengan mendaftakan diri melalui situs www.prakerja.go.id. 

Berikut ini langkah-langkahnya dikutip dari situs tersebut:

1. Buat akun kartu prakerja

– Masuk ke www.prakerja.go.id

– Pilih Menu “Daftar Sekarang”

– Masukkan nama lengkap, alamat email, dan password

– Cek email untuk konfirmasi akun

– Setelah konfirmasi akun berhasil, masuk kembali ke situs www.prakerja.go.id

2. Isi data diri

– Masukkan email dan password

– Masukkan nomor KTP dan tanggal lahir

– Isi data dirimu dengan lengkap, seperti alamat rumah, nama lengkap, dan lain-lain

– Upload foto KTP

– Masukkan nomor telepon dan kote OTP yang dikirim ke nomor ponsel.

Yuk, buat kalian yang sudah menanti gelombang baru Kartu Prakerja, inilah saatnya untuk mendaftar!

Share: Gelombang 13 Kartu Pekerja Dibuka, PMO: Pendaftar Tak Pelu Panik