General

Ketika #sukakemewahan Kalahkan Popularitas “Kasus Papa”

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Nama Fredrich Yunadi masih rajin berseliweran di pemberitaan media-media cetak, online, maupun televisi Indonesia hingga hari ini, Rabu (29/11). Sejak Setya Novanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan korupsi e-KTP, pada Minggu (19/11), nama Fredrich terus mewarnai media massa dengan berbagai pemberitaan yang tidak melulu terkait kasus kliennya. Akhir-akhir ini, nama Fredrich justru lebih sering dikaitkan dengan pemberitaan tentang anak gadisnya yang rupawan, Astrid Ellena, maupun kecintaannya pada kehidupan jet set, seperti yang diungkapkannya dalam wawancara bersama Najwa Shihab di channel “Mata Najwa”. Sejak video itu di publish pada 24 November lalu di youtube, tagar #sukakemewahan tak henti-hentinya muncul di linimasa. Sedangkan sorotan atas kasus papa yang harusnya jadi fokus utama, mulai redup secara perlahan.

Fakta ini kemudian memunculkan asumsi, apakah Fredrich sengaja ‘cari panggung’ di balik kasus besar yang tengah menjerat kliennya itu? pasalnya, hampir setiap kali ia memberi pernyataan di hadapan awak media, selalu ada kalimat-kalimat lucu dan nyeleneh yang tak masuk akal dan berujung menjadi bahan candaan masyarakat.

Mari kita ingat-ingat lagi sederet pernyataan nyeleneh Fredrich yang bikin heboh publik:

Kepala Novanto benjol segede bakpao.”

“Mobil Novanto hancur, cur, cur.”

“Kondisi Novanto bisa game over.”

“Saya nggak bisa menghubungi beliau. Beliau kan nggak punya handphone.”

“Handphonenya habis baterai. Charger mobil nggak ada.”

“Beliau itu matanya nggak bisa dibuka, karena kalau dibuka berputar.”

Betapa pernyataan-pernyataan nyeleneh Fredrich ini betul-betul bisa dinikmati oleh semua kalangan dan semua jenjang usia baik anak-anak, pemuda, orang tua, hingga lansia. Fredrich berhasil mengubah kasus besar Setnov yang sebelumnya hanya diikuti perkembangannya oleh orang-orang dewasa yang serius, menjadi konsumsi semua kalangan. Perlahan tapi pasti, publik mulai dialihkan dari substansi kasus korupsi berjamaah yang melibatkan hampir seluruh fraksi di DPR itu, kepada sang pengacara nyentrik.

Lantas apakah berlebihan jika mengganggap Fredrich terkesan ‘cari panggung’ dan sekedar jadi umpan saja agar publik cepat-cepat melupakan kasus Setnov?

Itu tergantung pada asumsi kita masing-masing sebagai penikmat berita. Yang pasti, Fredrich begitu pintar mengalihkan dan menarik perhatian publik lewat dagelan yang ia ciptakan sendiri. Tak berhenti sampai di situ, belakangan Fredrich mulai menciptakan umpan baru, yang tentu masih seputaran hal-hal nyeleneh, untuk menjadi konsumsi publik. Misalnya, tentang kehidupan mewahnya.

“Sebelum saya memegang Pak SN (Setya Novanto, red) pun hidup saya sudah lebih dari cukup. Saya kan dari keluarga orang cukup,” jelas Fredrich Yunadi seperti dikutip dari Detikcom, Selasa (28/11).

Hingga akhirnya nama Otto Hasibuan diangkat jadi pengacara baru Setnov, nama Fredrich tetap jadi daya tarik. Pengamat Politik Indikator dan UIN Jakarta, Burhanuddin Muhtadi, bahkan sempat berkelakar soal Fredrich lewat akun Twitter pribadinya, Senin (20/11).

“Otto terlalu serius. Rakyat perlu hiburan. Fredrich is the “best,” tulis Burhanuddin Muhtadi.

Hal ini cukup untuk membuktikan bahwa masyarakat kita memang sebagian besar tak suka dengan hal-hal yang terlalu serius. Bahkan, hal-hal serius seperti kasus Setnov pun ‘dipaksa’ untuk berubah jadi lelucon yang bisa dinikmati publik lewat umpan lezat bernama ‘Fredrich’.

Masih tak percaya? Coba deh lo kepoin putri cantiknya Fredrich, Astrid Ellena si Miss Indonesia 2011 itu? Udah dikepoin? Setelah lo kepoin, lo bakal lupa sama kasusnya Setnov.  Sekian.

Share: Ketika #sukakemewahan Kalahkan Popularitas “Kasus Papa”