Kesehatan

Epidemiolog Ungkap Bahaya Jika Virus Hendra Menyebar ke Indonesia

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
SHUTTERSTOCK

Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, menilai,
virus Hendra dapat menyebabkan fatalitas (kematian) dan dampak klinis serius.

Ia khawatir dengan kemungkinan virus Hendra menjadi pandemi
berikutnya. Virus ini bisa menyebabkan peradangan jaringan otak dan saluran
pernapasan. Virus Hendra juga mudah berkembang di wilayah Asia-Afrika atau
Amerika Latin yang erat dengan kondisi lingkungan buruk atau daerah kemiskinan.

“Angka kematian bisa sampai 50-100%. Itu besar sekali,” ujar
Dicky kepada Asumsi.co, Jumat (20/5/2022).

Pencegahan: Perilaku hidup bersih dan sehat diperlukan untuk
meminimalisir penularan virus Hendra, cacar monyet, hepatitis, hingga Covid-19.
Selain itu, perlu screening di pintu masuk negara untuk mencegah kasus impor.

Menurut Dicky, sistem deteksi dini berbasis kewaspadaan
untuk penanganan Covid-19 masih perlu diperkuat untuk menangkal potensi
penularan berbagai penyakit lain ke depannya. Protokol kesehatan (memakai
masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) juga perlu tetap digencarkan.

Jaga Keseimbangan Alam: Di sisi lain, perlu meningkatkan
perhatian terhadap kesehatan manusia dan hewan, serta lingkungan.

“Karena tanpa itu, kita akan terancam. Semakin buruknya
ekosistem itu akan membuat potensi lompatan-lompatan virus dari hewan, yang
bisa menjadi wabah,” tutur Dicky.

Keseimbangan alam perlu dijaga. Dalam kasus virus Hendra,
penyebabnya adalah urine kelelawar pemakan buah dari genus Pteropus (flying
fox) yang merupakan hewan dilindungi.

Peternakan: Untuk mencegah kuda tertular virus Hendra dari
kelelawar, maka perlu pemetaan lokasi peternakan. Ini bukan hanya untuk
mencegah penularan virus Hendra ke manusia, tetapi juga potensi penyakit
lainnya.

Peternak hewan di Indonesia, kata dia, harus senantiasa
dalam pengamatan secara rutin. Peternak harus diedukasi, terutama mendirikan
peternakan di dekat alam liar.

Selain itu, sanitasi hingga prosedur pengemasan makanan juga
perlu ditingkatkan kualitasnya. Sebab, manusia dapat terinfeksi dari suplai
makanan dari olahan hewan yang dikonsumsinya.

Di sisi lain, perlu juga peternak mewaspadai penularan
penyakit dari hewan melalui droplet (cairan bersin atau batuk).

“Termasuk, juga potensi infeksi antar manusia yang kontak
erat itu. Nah, sejauh ini infeksi antar manusia ke manusia, umumnya terjadi di
keluarga, kemudian di pelayanan kesehatan,” ucapnya.

Baca Juga

Share: Epidemiolog Ungkap Bahaya Jika Virus Hendra Menyebar ke Indonesia