Budaya Pop

4 Hal Tentang Efek Rumah Kaca, Band yang Dukung Penuntasan Kasus Novel Baswedan

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Salah satu hal yang menarik sejak kembalinya penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke Indonesia pada 22 Februari kemarin adalah munculnya penyambutan dari berbagai kalangan. Bukan hanya lembaga penegak hukum dan aktivis, namun musisi juga ikut mendukung penyelesaian kasus penyiraman air keras terhadap Novel.

Adapun salah satu musisi yang mendukung gerakan ini adalah band indie, Efek Rumah Kaca. Dalam acara penyambutan Novel di gedung KPK pada Jum’at (22 Februari) lalu, band yang digawangi oleh Cholil, Adrian, Poppie dan Akbar ini hadir dan menyanyikan lagu berjudul Sebelah Mata untuk Novel. Dalam momen ini, sang vokalis, Cholil Mahmud yang sebelumnya menetap di Amerika Serikat pun ikut hadir di pagelaran penyambutan kedatangan Novel Baswedan di Gedung KPK.

“Kami Efek Rumah Kaca, kami meminta serta mengajak teman-teman semua untuk bersedia tandatangani petisi change.org/novelkembali,” kata vokalis Cholil Mahmud dalam video yang diunggah ke akun Instagram @sebelahmata_erk.

Buat kids zaman now yang belum kenal sama ERK, berikut empat hal yang perlu kalian tau tentang band ini!

Personel

Band yang mulai aktif sejak tahun 2001 ini terdiri dari Cholil Mahmud sang vokalis utama dan gitaris. Kemudian ada Adrian Yunan Faisal yang menjadi vokalis, bass dan gitar. Ada juga Poppie Airil yang merupakan vokalis latar dan bass. Yang terakhir ada Akbar Bagus Sudibyo yang merupakan pemegang drum serta vokalis latar.

Sampai sekarang, band ini sudah merilis tiga album studio, yaitu Efek Rumah Kaca pada 2007 yang terjual lebih dari 5 ribu copy, Kamar Gelap pada 2008, serta Sinestesia pada tahun 2015.

Band Indie

Beberapa orang masih ada yang beranggapan bahwa indie merupakan genre atau jenis musik tertentu. Sebenarnya, istilah indie sendiri itu diambil dari bahasa Inggris yaitu independent, yang artinya para penggiat musik indie itu bebas, mandiri, dan enggak bergantung sama label musik atau sebagainya. Karena enggak bergantung itulah, para band indie seperti Efek Rumah Kaca ini menciptakan lagu sesuai dengan apa yang mereka sukai dan genre yang mereka inginkan. Oleh sebab itu, terkadang namanya tidak begitu terkenal di media-media mainstream yang hanya mewadahi selera-selera pasar.

Lagunya sarat kritikan

Karena konsep band indie yang enggak mengikuti selera pasar, jangan heran kalau Band ERK ini banyak menyanyikan lagu-lagu tentang fenomena sosial, yang tak jarang sarat akan kritikan. Untuk lagunya yang berjudul “Sebelah Mata”, lagu ini sebenarnya berkisah tentang fenomena penyakit diabetes yang bisa menyebabkan kebutaan. Namun lagu ini kemudian dijadikan satu gerakan untuk mendukung penuntasan kasus Novel Baswedan, agar para penegak hukum tidak memandang “sebelah mata” kasus tersebut.

Selain lagu di atas, ERK juga punya beberapa lagu lainnya yang sarat dengan kritikan, seperti lagu “Cinta Melulu” yang menceritakan tentang band-band mainstream dengan kisah percintaan yang dominan. Ada juga lagunya yang berjudul “Mosi Tidak Percaya”, “Kenakalan Remaja di Era Informatika”, “Di Udara”, dan berbagai lagu lainnya yang memiliki makna-makna kritik.

Penghargaan

Meskipun tidak mengikuti selera pasar, Band ERK ini tetap punya sederet prestasi. Beberapa awards yang pernah diraih ERK diantaranya adalah juara di MTV Indonesia Awards 2008 dalam nominasi The Best Cutting Edge dan pemenang Rookie of the Year versi Rolling Stone Indonesia pada 2008. ERK juga pernah memenangkan Class Music Heroes pada 2009. dan albumnya yang bertajuk “Kamar Gelap” menjadi The Best Album” di tahun 2010 versi Indonesia Cutting Edge Music Awards.

Share: 4 Hal Tentang Efek Rumah Kaca, Band yang Dukung Penuntasan Kasus Novel Baswedan