Isu Terkini

Diskursus di Masyarakat sebagai Alasan di Balik Tingginya Minat Jadi PNS

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image
Asumsi.co

Kesempatan itu datang lagi tahun ini. Badan Kepegawaian Negara (BKN) kembali membuka pendaftaran penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil  (CPNS) hingga tanggal 15 Oktober 2018. Sampai hari ini (3/10), total pendaftar telah mencapai 284.740 orang. Sedangkan jumlah yang diterima berada di angka 200 ribu hingga 250 ribu. Padahal, relatif terhadap pendapatan bekerja di sektor swasta, pendapatan pokok dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia tidak lebih baik. Khususnya, pendapatan untuk para sarjana-sarjana baru yang masih muda. Titik awal bekerja di sektor swasta seringkali jauh lebih tinggi daripada bekerja di sektor publik dengan menjadi PNS. Dengan fakta tersebut, pertanyaan yang muncul adalah mengapa pekerjaan sebagai PNS masih begitu diminati oleh banyak orang. Dengan berusaha mengkaji diskursus apa saja yang beredar di masyarakat, Asumsi.co akan menjawab pertanyaan tersebut.

PNS: Menjanjikan Stabilitas, Menawarkan Fasilitas, dan Meningkatkan Status Kelas

Ketika berhadapan dengan pilihan untuk bekerja di sektor seperti apa, dengan bentuk pekerjaan apa, tentu ada banyak hal yang dipertimbangkan oleh seseorang. Mulai dari yang cliché seperti adanya hobi atau kesukaan akan pekerjaan tersebut, sampai yang pragmatis dengan alasan gaji besar. Spesifik untuk alasan menjadi PNS, terdapat tiga diskursus arus utama di masyarakat yang mendukung alasan tersebut. Ketiga poin tersebut adalah adanya stabilitas pekerjaan yang menjanjikan, adanya fasilitas yang memadai hingga hari tua, dan adanya status kelas yang berkonotasi positif dan terlanggengkan di masyarakat.

Menjanjikan Stabilitas

Poin pertama yang menjadi alasan masih tingginya minat menjadi PNS adalah adanya diskursus bahwa menjadi PNS merupakan pekerjaan yang sulit dipecat. Di masyarakat, seringkali muncul pemahaman bahwa jika bekerja di sektor swasta, seseorang akan mudah terkena PHK, terutama ketika perusahaan melakukan perampingan pegawai. Sedangkan di sisi lain, hampir tidak mungkin negara secara semena-mena memecat pegawainya tanpa alasan. Harus ada alasan kuat dengan landasan hukum tertentu untuk memecat seorang PNS. Dari kondisi ini lah diskursus tentang PNS merupakan pekerjaan yang stabil terbangun dan terlanggengkan.

Menawarkan Fasilitas

Lalu, terdapat poin lain yang menjadi diskursus dan terlanggengkan di masyarakat, sehingga membuat PNS menjadi sesuatu yang dikejar oleh banyak orang . Hal tersebut adalah adanya fasilitas ekstra yang diberikan untuk PNS. Diskursus yang beredar adalah bahwa ketika menjadi PNS, gaji yang rendah bukanlah sebuah permasalahan, karena fasilitas akan banyak sekali diberikan. Fasilitas ini pun berbagai macam, mulai dari bonus-bonus hingga fasilitas non-upah untuk jabatan tertentu. Diskursus ini pun bermunculan di masyarakat bukan tanpa sebab. Berdasarkan aturan yang tertera, fasilitas-fasilitas tersebut memang secara legal menjadi hak PNS.

Meningkatkan Status Kelas

Terakhir, diskursus yang juga beredar di masyarakat dan mendukung tingginya minat menjadi PNS adalah bahwa PNS dapat menaikan status kelas sosial. Di masyarakat Indonesia, menjadi PNS merupakan kunci untuk dihargai di masyarakat dan dianggap tinggi. Jabatan sebagai abdi negara ini dinilai banyak orang masih menjadi tanggung jawab terhormat yang diemban. Diskursus ini utamanya beredar di daerah-daerah pedesaan yang akses terhadap pekerjaan masih sedikit dan terbatas. Sehingga, ketika ada salah seorang dari warganya yang mendapat pekerjaan, lebih-lebih menjadi PNS, status kelas sosial orang tersebut akan meningkat di mata masyarakat.

Share: Diskursus di Masyarakat sebagai Alasan di Balik Tingginya Minat Jadi PNS