Isu Terkini

Diguncang Tsunami, Terumbu Karang di Perairan Palu Rusak Parah

Fariz Fardianto — Asumsi.co

featured image
Asumsi.co

Setelah diguncang gempa bumi berkekuatan 7,4 maghnitudo yang disusul gelombang tsunami akhir bulan lalu (28/9), sejumlah terumbu karang yang ada di dasar Laut Sulawesi Tengah mengalami kerusakan yang dahsyat. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi Manado, Farnis Bineada Boneka mengatakan telah melakukan penelitian menyeluruh mengenai kerusakan terumbu karang pasca tsunami. Ia melanjutkan, faktor antroponik akibat hempasan tsunami telah menimbulkan kehancuran hampir di semua titik terumbu karang yang ada di pusat gempa.

“Sementara ini kita belum bisa menghitung berapa kerugian yang dialami atas fenomena alam tersebut. Tetapi yang jelas dampaknya terhadap terumbu karang sangat luar biasa,” kata Farnis, usai menghadiri penyerahan sertifikat uji kompetensi penilai terumbu karang, di Novotel, Jalan Pemuda, Semarang, Jawa Tengah, Senin ini (15/10).

Ia berharap agar kondisi alam sekitar Laut Sulawesi bisa segera pulih sehingga bisa memiliki dampak positif terhadap ekosistem terumbu karang di sekitarnya.

Dorong Kesadaran Masyarakat

Pihaknya juga menyatakan proses pemulihan pada terumbu karang juga bisa melibatkan peran serta masyarakat setempat. Farnis menjelaskan, saat ini kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pelestarian terumbu karang sudah tumbuh dengan cukup baik. Misalnya di sejumlah pulau-pulau kecil yang terisolasi, penduduknya sedikit demi sedikit sudah meningkatkan kepedulian untuk menjaga terumbu karang.

Di lain pihak, ia juga membutuhkan bantuan para anak nelayan agar berusaha sekuat tenaga mengingatkan orangtuanya yang tiap hari melaut. Mereka dihimbau supaya orangtuanya tidak merusak terumbu karang ketika berlayar.

Bentuk Ahli Konservasi Terumbu Karang

Sedangkan, menurut Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dirhamsyah, jumlah pelaku perusakan terumbu karang di tahun ini cenderung menurun. Menurut data yang dikumpulkan oleh pihaknya, aksi pengeboman terhadap terumbu karang mulai berkurang seiring meningkatnya kepedulian masyarakat dalam melakukan konservasi terumbu karang.

“Meski masih ada satu dua pengeboman, namun kini jumlahnya sudah berkurang. Buktinya, kalau ada laporan terkait kapal yang menabrak terumbu karang, upaya penanganannya telah dilakukan lebih sigap,” tegasnya.

LIPI pun mendorong pemerintah pusat segera merancang regulasi untuk membentuk konsultan yang ahli berkompeten melakukan kerja-kerja analisis di bidang kelautan. Langkah awalnya, LIPI sudah menetapkan empat lembaga sebagai tempat uji kompetensi serifikasi profesi penilai ekosistem terumbu karang. Keempatnya antara lain, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro Semarang, FPIK Universitas Sam Ratulangi Manado, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji Bintan, dan sebuah kantor Unit Pelaksana Teknis LIPI di Pulau Pari Jakarta.

“Sertifikasi kompetensi dapat diikuti mahasiswa, lulusan maupun dosen dari perguruan tinggi masing-masing. Yang mendapat sertifikatnya nanti bisa ikut terlibat merumuskan aturan pelestarian bidang kelautan,” ujar Dirhamsyah. Ia juga melanjutkan, “Jadi, pihak Undip contohnya nanti bisa membantu LIPI. Bisa menghitung kerugian ekonominya, total biaya perbaikannya berapa besar jadi kita bisa menuntut kerugian kepada pelaku perusakan terumbu karang”.

Share: Diguncang Tsunami, Terumbu Karang di Perairan Palu Rusak Parah