General

Debat Kedua Pilgub Jatim 2018: Dari Nasib Petani Garam Sampai Jalan Berlubang

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Debat publik kedua Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) sudah tuntas digelar di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Selasa, 8 Mei malam. Debat tersebut diikuti dua pasangan calon dengan tema Ekonomi dan Pembangunan.

Kedua paslon tersebut adalah:
Paslon nomor urut 1: Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak
Paslon nomor urut 2: Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno

Dari tema debat Ekonomi dan Pembangunan tersebut, kemudian dibagi lagi menjadi subtema yakni:

1.Kebijakan bidang pertanian, perkebunan, dan perikanan
2.Ada pula pembahasan soal bidang usaha mikro, menengah dan koperasi
3.Bidang penenaman modal dan investasi
4.Bidang infrastruktur dan pelayanan wilayah
5.Bidang pembangunan, daerah kepulauan dan terpencil
6.Bidang pengembangan BUMD
7.Bidang energi sumber daya mineral dan lingkungan
8.Bidang kemaritiman
9.Yang terakhir bidang zonasi

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat 2 Paslon Pilgub Jatim 2018 dan Program Unggulannya

Debat juga dihadiri empat panelis yakni Arif Hoetoro (Universitas Brawijaya Malang), Mohammad Hasan (Rektor Universitas Jember), Nuhfil Hanan AR (Universitas Brawijaya Malang) dan Nurul Barizah (Universitas Airlangga Surabaya).

Sejak dimulai sekitar pukul 19.40 WIB, debat yang dipandu dua presenter Aiman Witjaksono dan Aviani Malik itu berlangsung santai.

Namun, pelan-pelan debat mulai memanas terutama saat kedua pasangan saling melemparkan pertanyaan dan mencari celah kekurangan masing-masing pasangan, terutama soal realisasi program-program yang dijanjikan.

Apa saja yang jadi fokus pembahasan debat kedua paslon di debat publik kedua Pilgub Jatim 2018 tersebut? Berikut sejumlah poin yang dirangkum Asumsi.

Dimulai dari Pemaparan Program Kerja Ekonomi Pembangunan

Sebagai pembuka, kedua paslon lebih dulu mendapatkan kesempatan untuk memaparkan program kerja terkait ekonomi pembangunan.

Paslon nomor urut 1 yang diwakili Khofifah menjelaskan lebih dulu.

“Jawa Timur merupakan penyangga pangan nasional. Terutama beras, jagung, gula dan garam. Jawa Timur selama ini menyuplai beras 20 persen nasional,” kata Khofifah dalam debat publik yang berlangsung di Kompas TV dan Metro TV itu.

Maka dari itu, Khofifah ingin membuat petani mendapatkan proteksi, stabilitas harga pertanian. Selain itu, Khofifah juga akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dan ingin membawa Jatim menjadi provinsi nomor satu di Indonesia.

Pasangan calon nomor urut dua Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno saat memaparkan program kerja di debat publik kedua Pilgub Jatim 2018 di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Selasa, 8 Mei malam. Foto: Screenshot Kompas TV

Lalu, pemaparan selanjutnya disampaikan paslon nomor urut 2 lewat Saifullah Yusuf atau yang karib disapa Gus Ipul. Paslon ini berjanji akan mengatasi kesenjangan ekonomi dan mendorong gotong royong untuk menumbuhkan daya saing.

Baca Juga: 3 Hasil Survei Elektabilitas di Pilgub Jatim, Siapa yang Lebih Unggul?

“Pendapatan per kapita penduduk terus naik. Agenda prioritasnya bersama Puti Guntur Soekarno adalah pembelaan terhadap UMKM dan koperasi. Dia juga akan menumbuhkan pusat perekonomian baru,” ujar Gus Ipul.

Fokus Kedua Paslon di Sektor Pertanian

Pada sesi ini, panelis mulai mengajukan pertanyaan dengan materi yang sama untuk kedua paslon soal komitmen mereka di bidang pertanian. “Apa langkah yang akan Saudara lakukan?,” tanya panelis kepada kedua paslon.

Menurut Gus Ipul, ketahanan pangan dan pertanian mempunyai hubungan yang sangat erat. Maka dari itu, Gus Ipul dan pasangannya Puti akan sangat berkomitmen untuk memastikan tiga hal yakni produktivitas, petani makin sejahtera, dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.

Dalam konteks ini, Gus Ipul berjanji akan mendorong anak muda menjadi petani andal. Maka dari itu, rencana itu akan didukung dengan upaya Gus Ipul dan Puti menghadirkan teknologi.

“Tentu, meningkatkan produktivitas. Lahan subur berkurang beralih menjadi perumahan. Kami akan menghadirkan teknologi,” ucap Gus Ipul.

Lalu, paslon nomor urut 1 yang diwakili Khofifah mengatakan akan memetakan kembali perhutanan sosial. Hal itu dilakukan lantaran selama ini petani memiliki kontribusi dalam menjaga pangan nasional.

Khofifah mendapatkan bantuan penjelasan dari pasangannya Emil Dardak. Suami dari aktris nasional Arumi Bachsin itu mengatakan bahwa ia dan Khofifah memiliki program untuk menstabilkan harga.

Nama program itu sendiri adalah ‘Permasuri’ yakni kepanjangan dari pelayanan informasi super koridor. Program ini akan memandu petani untuk menanam tanaman pangan untuk menghindari over supply.

Seperti Apa Program Kedua Paslon soal Pembangunan Infrastruktur?

Paslon nomor urut 1 yang diwakili Emil Dardak mendapatkan kesempatan pertama untuk menjawab pertanyaan dari panelis tersebut. Emil mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur tidak bisa instan.

Meski begitu, ia dan Khofifah sudah memiliki rancangan tujuh lini saptokarso untuk mendorong pembangunan.

“Kita memiliki banyak sekali kompleksitas dalam pemenuhan infrastruktur dasar. Kita harus memiliki struktur dalam hal ini mendorong adanya pembangunan berbasis wilayah. Ada Tujuh Lini Saptokarso yang akan mendorong pembangunan selatan utara barat dan timur secara holistik,” kata Emil Dardak.

“Kata kunci prioritas soal infrastruktur adalah menyesuaikan rencana pengembangan wilayah,” ujarnya.

Tak mau kalah, Gus Ipul pun menjelaskan bahwa masalah pokok infrastruktur adalah masalah transportasi. Maka dari itu, Gus Ipul akan mempercepat pembangunan untuk mempercepat arus barang dan orang.

“Kami ingin Kertosono-Tulungagung dibangun. Ini perkembangan mutakhir yang mempercepat pembangunan,” kata Gus Ipul.

“Bila terpilih, kami akan membangun pelabuhan-pelabuhan yang akan menghubungkan setiap pulau, terutama di wilayah Madura,” ujarnya.

Sementara itu pasangan Gus Ipul, Puti menjabarkan soal program mereka saat sesi pertanyaan tentang pemerataan pembangunan dan kaitannya dengan tata ruang. Puti memperkenalkan program ‘Tebar Jala’, sebuah program untuk memeratakan pembangunan di kawasan selatan Jatim.

Baca Juga: KPU Umumkan LHKPN Paslon Pilgub Jatim, Harta Puti Guntur Paling Sedikit

“Melalui program Tebar Jala, saya dan Gus Ipul bila terpilih akan membangun pusat perekonomian baru di jalur selatan karena selama ini kesenjangan di wilayah selatan sangat tinggi,” kata Puti.

“Kami akan membangun industri pengolahan, membangun pusat agropolitan,” ujarnya.

Gus Ipul Bertanya ke Khofifah soal Investasi

Tensi debat publik kedua Pilgub Jatim 2018 pun pelan-pelan mulai naik saat memasuki sesi saling bertanya antar kedua calon gubernur. Gus Ipul mendapatkan kesempatan pertama untuk bertanya ke Khofifah.

“Salah satu mesin ekonomi kita adalah investasi, investasi adalah salah satu mesin ekonomi. Selama ini ada kesenjangan antara izin prinsip dengan realisasi, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Apa langkah ibu kalau dipercaya untuk menyelsaikan masalah investasi,” tanya Gus Ipul kepada Khofifah.

Khofifah pun dengan tenang langsung menjawab pertanyaan yang dilontarkan Gus Ipul tersebut. Khofifah mengatakan bahwa perlu ada komitmen antara pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota soal izin satu atap soal investasi.

“Investor perlu memperoleh kenyamanan, dan keamanan untuk berinvestasi. Pelayanan satu atap dengan online sistem harus menggaransi investor, pemprov, pemkab harus seiring,” kata Khofifah.

Calon gubernur nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa saat menjawab pertanyaan dari paslon nomor urut satu pada debat publik kedua Pilgub Jatim 2018 di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Selasa, 8 Mei malam. Foto: Screenshot Kompas TV

Khofifah Tanyakan Soal Janji Gus Ipul Buka 750 Ribu Lapangan Kerja

Lalu, pada kesempatan selanjutnya, giliran Khofifah yang mendapatkan kesempatan untuk bertanya kepada Gus Ipul. Mantan Menteri Sosial tersebut mempertanyakan janji kampanye Gus Ipul-Puti yang akan membuka 750 ribu lapangan kerja per tahun.

“Saya ingin penjelasan bagaimana backbone dan infrastruktur disiapkan terkait penyediaan 750 ribu lapangan kerja per tahun itu?” tanya Khofifah kepada Gus Ipul.

Mendengar pertanyaan dari Khofifah tersebut, Gus Ipul pun dengan santai menjawab dan tak lupa menyertakan data-data terkait.

“Bahwa data tahun 2017 menunjukkan ada investasi Rp120 triliun yang menyerap 598 ribu tenaga kerja,” kata Gus Ipul menjawab pertanyaan Khofifah.

“Kalau kita tambah 1.000 desa wisata dan investasi bukan sesuatu yang sulit mencipatakan 750 ribu lapangan kerja. Kita juga dorong anak muda jadi pengusaha, mereka tidak hanya cari tapi menciptakan tenaga kerja,” ujarnya.

Tak hanya itu saja, Gus Ipul juga berjanju akan menjalankan sejumlah program untuk membuka lapangan kerja baru, misal ‘superstra’, sentra UMKM industri kreatif.

Tanya Jawab Kedua Paslon Soal Masa Depan Petani Garam

Pada kesempatan tanya jawab soal nasib produksi dan petani garam di Jatim, Gus Ipul mendapatkan kesempatan bertanya kepada paslon Khofifah-Emil. Gus Ipul meminta penjelasan dari paslon tersebut soal solusi mengatasi masalah yang dialami para petani garam di Jatim.

“Selain padi, garam jadi andalan Jatim. 60 persen produksi garam nasional dari Jatim. Petani garam juga punya masalah,” kata Gus Ipul.

Khofifah pun langsung menanggapi dengan mengawali jawabannya dengan mengatakan bahwa ia mencatat produksi garam di Jatim saat ini sudah mencapai 1-1,2 juta ton per tahun.

“Dengan tingkat produksi yang besar, petani garam harus mendapat perlindungan dalam hal kelayakan harga jual hasil panennya. Realisasi Harga Eceran Tertinggi (HET) garam harus didorong sesuai dengan kebutuhan para petani garam,” ucap Khofifah.

Tak berhenti sampai di situ, pasangan Khofifah, Emil menambahkan bahwa peningkatan kualitas produksi petani garam perlu dilakukan agar memenuhi standar kebutuhan industri. “Universitas Trunojoyo sudah membuat kerja sama dengan Jepang soal itu,” ucapnya.

Gus Ipul pun tak kehabisan amunisi, ia kemudian menanggapi jawaban Khofifah-Emil tersebut dengan membeberkan jumlah masalah petani garam lainnya yang luput dari perhatian lawannya itu.

Calon gubernur nomor urut dua Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat mengajukan pertanyaan kepada calon gubernur nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa pada debat publik kedua Pilgub Jatim 2018 di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Selasa, 8 Mei malam. Foto: Screenshot Kompas TV

“Persoalan utama yang dihadapi oleh para petani garam di Jatim adalah terkait dukungan sarana dan prasarana. Para petani garam di Jatim kini memerlukan bantuan berupa geo membran untuk meningkatkan produktivitasnya,” kata Gus Ipul.

“Mereka juga butuh agar sungai yang mengalir, airnya tidak tumpah ke [lahan] petani garam,” ucapnya.

Tak hanya itu saja, Gus Ipul bahkan memaparkan lebih jauh soal kekhawatiran para petani garam soal harga jual hasil panennya. “Petani garam di Jatim khawatir jika harga hasil panennya anjlok hingga di bawah Rp2000 per Kg,” katanya.

“Sekarang harga garam masih di atas Rp2000. Ke depan kami akan bantu petani garam agar produknya menjadi nomor satu [kualitasnya],” ujarnya.

Tak tinggal diam, Emil pun menanggapi jawaban Gus Ipul tersebut. “Geo membran bukan hal baru, sudah diberikan. Jadi itu bukan inovatif. Inovasi geo membran pada ketebalannya,” kata Emil.

“Kemampuan putra daerah Madura luar biasa, kita perlu dorong produktivitasnya dulu, garam impor juga jangan sembarangan. Mata rantai perdagangan garam harus dibuat berkeadilan,” ucap sosok yang pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten Trenggalek tersebut.

Soal Jalan Berlubang di Jawa Timur

Pada kesempatan ini, Emil mengajukan pertanyaan kepada paslon Gus Ipul-Puti soal jalan di Jatim yang masih banyak berlubang.

“Salah satu yang menjadi janji bapak dan pasangan, sebenarnya banyak ya yang dijanjiin, adalah soal perbaikan jalan. Bagaimana paslon pertama menjelaskan secara rinci soal perbaikan jalan ini?” tanya Emil.

Tanpa berlama-lama Gus Ipul pun langsung menjawab pertanyaan Emil. Gus Ipul pun mengatakan bahwa ia sebenarnya memiliki pandangan yang sama dengan Emil soal pembenahan jalan di Jatim.

“Bahwa 1.000 kilometer jalan menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi,” kata Gus Ipul.

“Secara umum sekarang ini jalan provinsi itu sudah bagus. Tiap hari ada satgas yang mengawasi jalan berlubang. Jadi tidak boleh ada jalan yang berlubang,” ujarnya.

Lalu, Emil menanggapi dengan mengatakan bahwa butuh skala prioritas untuk membenahi jalan. Mendengar pernyataan itu, Gus Ipul menjawab, “Sebenarnya pandangan kita sama,” kata Gus Ipul sambil tersenyum.

Kalimat Penutup dari Kedua Paslon

Setelah semua sesi debat dilahap dan tuntas, kedua paslon pun langsung memberikan pernyataan penutup debat kedua Pilgub Jatim 2018.

Paslong nomor urut 1 yang diwakili Khofifah mengatakan bahwa sudah saatnya pasangan Khofifah-Emil memimpin Jawa Timur. Khofifah mengatakan akan membawa Jawa Timur berkeunggulan dan harus menjadi nomor satu di Indonesia.

Wis wayahe mudah-mudahan memimpin Jawa Timur,” kata Khofifah.

Sementara Gus Ipul menyampaikan terima kasih lebih dulu kepada pejuang ekonomi Jawa Timur, termasuk pengusaha besar dan pengusaha kecil. “Sedulur kabeh ke depan harus menunjukkan karya lebih besar,” katanya.

Selain itu, Gus Ipul juga memamerkan buku berjudul ‘Perubahan berkelanjutan’ di akhir debat. Buku itu sendiri ternyata berisi pengalamannya selama menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Timur selama dua periode.

Gimana guys, sudah ada gambaran kah soal kapasitas kedua paslon dari debat publik kedua Pilgub Jatim 2018 kali ini? Mari gunakan hak pilih dengan bijak untuk masa depan Jatim yang lebih baik ya.

Share: Debat Kedua Pilgub Jatim 2018: Dari Nasib Petani Garam Sampai Jalan Berlubang