Budaya Pop

Gus Mus Jadi Kiai NU Pertama Yang Dapat Penghargaan Hak Asasi Manusia “Yap Thiam Hien”

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Hi guys! ASUMSI mau nanya nih, kalian ada yang tau gak, apa itu penghargaan Yap Thiam Hien? Jadi, Yap Thiam Hien ini adalah sebuah penghargaan yang diberikan oleh Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia kepada orang-orang yang berjasa besar dalam upaya penegakan HAM di Indonesia. Nah, Rabu (24/1) kemarin, KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus menjadi kiai pertama yang mendapatkan penghargaan Yap Thiam Hien tahun 2017.

Ketua Yayasan Yap Thiam Hien Award, Todung Mulya Lubis mengungkapkan bahwa Gus Mus sebenarnya tidak pernah dikenal sebagai aktivis HAM. Namun Gus Mus justru lebih dikenal sebagai tokoh Nadhatul Ulama (NU), kiai, pimpinan pondok pesantren, dan budayawan.

“Namun buat saya, Gus Mus dengan semua karyanya, dengan semua sepak terjangnya, keterlibatannya, adalah seorang pejuang hak asasi manusia,” ujar Todung dikutip Kompas.com pada (24/1).

“Gus Mus juga sosok yang teduh dalam memperjuangkan keberagaman. Gus Mus memang tidak berdemonstrasi tapi ia berjuang lewat menulis puisi, disalurkan ke santri-santrinya dan juga masyarakat,” Todung menjelaskan.

Lima orang dewan juri yaitu Makarim Wibisono (diplomat senior), Siti Musdah Mulia (Ketua Umum ICRP), Yoseph Stanley Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers), Zumrotin K Susilo (aktivis perempuan dan anak) dan Todung Mulya Lubis itu telah memilah kandidat peraih Yap Thiam Hien Award 2017 sejak Mei lalu.

Dalam acara penganugerahan yang dihadiri oleh Menkumham Yasonna Laoly, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Wakil Ketua KPK Laode M. Syarief, Komisioner Komnas HAM Beka Hapsara dan Wakil Ketua Komisi Yudisial Sukma Violetta itu, sang peraih penghargaan, Gus Mus juga sempat diberikan kesempatan untuk memberikan sambutannya.

“Ini sebenarnya tidak pantas, alasan apa memilih saya. Sebenarnya HAM itu apa, saya tidak tahu,” kata Gus Mus dilansir Tempo.co pada (24/1).

Namun setelah memberikan sepatah dua patah kata itu, Gus Mus berhasil membuat seluruh yang hadir di Aula Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat terperangah dengan puisi yang ia bacakan. Bahkan Susi Pudjiastuti yang hobi menenggelamkan kapal asing itu juga tak bisa menahan air matanya yang akhirnya terjatuh. Penasaran dengan isi puisi yang dibacakan Gus Mus? Jangan lupa siapin tisu dulu, guys!

Aku masih sangat hafal nyanyian itu
Nyanyian kesayangan dan hafalan kita bersama
Sejak kita di sekolah rakyat”

Kita berebut lebih dulu menyanyikannya
Ketika anak-anak disuruh menyanyi di depan kelas satu-persatu

Aku masih ingat betapa kita gembira
Saat guru kita mengajak menyanyikan lagu itu bersama-sama

Sudah lama sekali pergaulan sudah tidak seakrab dulu
Masing-masing sudah terseret kepentingannya sendiri
Atau tersihir pesona dunia

Dan kau kini entah di mana
Tapi aku masih sangat hapal nyanyian itu, sayang

Hari ini ingin sekali aku menyanyikannya kembali bersamamu…

Di tengah pembacaan puisi, Gus Mus menyanyikan lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki dengan suara yang cukup tenang.

Aku merindukan rasa haru dan iba
Di tengah kobaran kebencian dan dendam
Serta maraknya rasa tega

Hingga kini ada saja yang mengubah
lirik lagu kesayangan kita itu
Dan menyanyikannya dengan nada sendu…

Gus Mus kemudian menyanyikan lagi lagu itu dengan mengubah liriknya.

Indonesia tanah air mata
Bahagia menjadi nestapa
Indonesia kini tiba-tiba
Selalu dihina-hina bangsa

Di sana banyak orang lupa
Dibuai kepentingan dunia
Tempat bertarung merebut kuasa Sampai entah kapan akhirnya…

Beberapa saat terdiam, Gus Mus kemudian membaca kembali akhir dari puisinya.

Sayang, di manakah kini kau
Mungkinkah kita bisa menyanyi bersama lagi lagu kesayangan kita itu
Dengan akrab seperti dulu…

Share: Gus Mus Jadi Kiai NU Pertama Yang Dapat Penghargaan Hak Asasi Manusia “Yap Thiam Hien”