Isu Terkini

Cristiano Ronaldo dan Yusuf Supendi, Dua “Legenda” yang Bikin Geger Bursa Transfer

Wildanshah — Asumsi.co

featured image

Bulan Juli dan menjelang masuknya bulan Agustus, perhatian masyarakat disibukkan dengan hiruk pikuk bursa transfer penuh drama, mulai dari kehebohan mega bintang Real Madrid Cristiano Ronaldo yang pindah ke Juventus, sampai pendiri PKS Yusuf Supendi berlabuh ke partai barunya. PDI-P.

Bursa transfer ini tentu membuat geger banyak pihak, ada yang kecewa, ada yang bahagia, ada yang biasa-biasa aja, ada juga yang enggak tahu. Pastinya, semua orang punya jalannya masing-masing, jadi jangan saling memaksakan keyakinan.

Lalu, kenapa dalam tulisan kali ini kita membahas soal CR7 dan Yusuf Supendi? Memang apa hubungan keduanya?

Pertama, Ronaldo dan Yusuf Supendi memiliki kesamaan, yaitu sama-sama tua di bidangnya. 33 tahun umur Ronaldo dianggap tua di bidang sepak bola, sedangkan usia 60 tahun Yusuf Supendi bisa dikatakan tua untuk urusan politik.  Tua bukan berarti tak berdaya, ini malah bisa jadi senjata serba guna.

Kedua, layak dicermati bahwa keduanya memiliki prestasi dan karir yang luar biasa, jika Ronaldo selama sembilan tahun memenangkan banyak trofi untuk Real Madrid, Yusuf Supendi mendirikan PKS yang kini menjadi salah satu partai politik yang diperhitungkan di Indonesia.

Melihat jasanya untuk Real Madrid, maka wajar saja jika Ronaldo sampai lima kali meraih Ballon d’Or. Harusnya, Yusuf Supendi juga meraih penghargaan atas jasanya membesarkan PKS. Keduanya sangat layak berdiri sejajar dan menjadi legenda hidup yang perlu diapresiasi.

Punya Perjalanan Hidup yang “Mirip”

Perjalanan Ronaldo bisa dibilang mirip-mirip dengan karir politik Yusuf Supendi. Ronaldo sudah tiga kali pindah partai besar, dari MU, Real Madrid, kini Juventus (Sporting Lisbon, enggak usah dihitung). Yusuf Supendi pun sama, ia pindah ke tiga partai yang berbeda, berawal dari PKS, lalu ke Hanura, berlabuh di PDI-P.

Menariknya, angka tiga sungguh keramat bagi Yusuf Supendi, karena PDI-P bernomer urut tiga, dan Yusuf Supendi sudah tiga kali pindah. Di sisi lain, umur Ronaldo saat ini adalah 33 tahun. Kebetulan yang menarik, bukan?

Selanjutnya, Yusuf Supendi pernah kecewa pada partai, begitu juga Ronaldo yang kecewa pada klub. Sayangnya mereka berdua tidak mencari solusi dan dihadirkan di program televisi “Rumah Uya”.  Karena seharusnya masalah mereka berdua bisa selesai dengan lelucon dan banyolan penonton bayaran.

Terlepas dari tidak hadirnya mereka di “Rumah Uya”, intinya, Ronaldo merasa dirugikan dengan tuduhan penggelapan pajak yang menimpanya dan tidak ada satu pun kader Madrid yang membelanya. Di sisi yang sama, Yusuf Supendi dipecat tanpa prosedur oleh club PKS dan tidak  ada satu pun dari manajemen membantunya.

Jadi wajar saja, jika Ronaldo dan Yusuf Supendi mempertaruhkan hidupnya di ruang lain. Sebagaimana kata Sutan Syahrir,

”Hidup yang tak dipertaruhkan, tak akan pernah dimenangkan”. Ya, mungkin di usia yang mulai menua, keduanya masih ingin memburu kemenangan.

Mengkhayal Dulu di Rumah Baru

Mengkhayal soal kemenangan, setidaknya Juventus dan PDI-P pantas untuk berharap besar kepada sosok Ronaldo dan Yusuf Supendi.

Pasalnya, sejak Ronaldo membawa bendera Juventus, jumlah follower akun Instagram Juventus bertambah 3 juta orang. Dari penjualan kaos CR7, Juventus raih keuntungan Rp 923 miliar sehari. Penjualan tiket pertandingan perdana Ronaldo juga ludes terjual. Sampai-sampai, seorang Paul Pogba berniat untuk kembali ke Juventus. Bisa dipastikan, para penggemar Juventus optimis menyambut tahun 2019 dengan kehadiran Ronaldo.

Sekarang, coba kita renungkan dengan imajinasi tingkat tinggi efek kehadiran Yusuf  bagi PDI-P, mungkin jumlah follower akun Instagram PDIP-P tidak bertambah signifikan, tapi mungkin, kita bakal melihat ada sekelompok massa berjanggut dan bercelana cingkrang menggunakan “jersey” PDI-P dengan salam “Metal” (baca:Merah Total) sambil melafalkan Takbir.

Saat  pertandingan pemilihan legislatif dimulai nantinya, sangat memungkinkan jika PDI-P memanfaatkan sosok Yusuf untuk merangkul kelompok Islam. Atau mungkin bisa merangkul Fahri Hamzah untuk bergabung ke PDI-P atau menjadi bagian dari tim pemenangan Jokowi. Bisa jadi, para supporter PDI-P  gembira menyambut tahun 2019 dengan keberadaraan Yusuf Supendi di pihak mereka.

Namun bagaimana pun, tahun 2019 tetaplah masih menjadi misteri bagi Ronaldo dan Yusuf Supendi. Mereka berdua memiliki tugas berat untuk memuaskan hasrat “Si Nyonya Tua” dengan mempersembahkan kemenangan dalam setiap kompetisi.

Ingat, bola itu bundar, politik perlu bandar. Kalah menang itu biasa. Namun, nasehat Via Vallen untuk seluruh warga perlu dipegang erat-erat dalam hati “Kalau menang berprestasi, Kalau kalah jangan frustasi, Kalah menang solidaritas, Kita galang sportifitas” itu pesan cinta untuk kita semua.

Untuk membuktikan rasa sayang kita kepada Via Vallen, sudah saatnya semua lapisan masyarakat, apapun warna politiknya, untuk membantu Bhin Bhin, Atung dan Kaka menyukseskan  Asian Games 2018, karena Pemilu 2019 masih tahun depan.

Wildanshah adalah Komisaris Warga muda, sebuah lembaga yang bergerak di kajian bonus demografi, youth policy dan youth develoment. Ia dapat ditemui di Instagram @wildan.shah.

Share: Cristiano Ronaldo dan Yusuf Supendi, Dua “Legenda” yang Bikin Geger Bursa Transfer