Isu Terkini

Cerita Perjuangan Keras Penari Ratoh Jaroe di Asian Games 2018 (Part II)

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Seperti yang dijelaskan Meilia pada artikel sebelumnya, bahwa dalam aksi Tarian Ratoh Jaroe di pembukaan Asian Games 2018 itu, para penari menggunakan beberapa lapis baju yang berbeda warna. Hal inilah yang sempat jadi sorotan utama publik.

Ya, dalam beberapa kesempatan, saat dilihat dari kejauhan atau ketinggian, formasi yang dibentuk 1.600 penari itu kadang berubah warna. Lalu, dengan cepat lagi, warna lain kemudian muncul menggantikan warna sebelumnya.

Rasa penasaran publik tersebut memang sudah terjawab dari beredarnya video rahasia baju berlapis dari para penari. Ya dalam sebuah video, sang koreografer tarian, Denny Malik, memperlihatkan sebuah baju dengan beberapa lapisan warna.

Soal baju berlapis itu, Dinda mengatakan bahwa memang benar adanya jika baju yang mereka pakai ternyata berlapis-lapis dengan beberapa warna.

Baca juga: Cerita Perjuangan Keras Penari Ratoeh Jaroe di Asian Games 2018

“Jadi itu baju sebenarnya ada yang lima lapis, empat lapis, dan tiga lapis. Pertama kali latihan kan kita cuma dikasih kostum yang mirip baju latihan bola gitu, jadi biasa aja,” kata Dinda.

Kendala Baju Berlapis Warna

Menurut Dinda, apa yang mereka tampilkan saat mengganti baju di tengah-tengah aksi itu memang tak semudah seperti yang dilihat masyarakat. Dinda dan penari lainnya harus berjuang keras untuk beradaptasi dengan baju tersebut.

Nah, pas pake baju itu (baju berlapis), ada teman-teman yang sesak napas. Enggak cuma itu aja, ada pula yang mau pingsan juga karena bagian leher baju itu kayak kecekek gitu,” ucap Dinda.

Meski begitu, Dinda mengaku justru lama-lama dirinya jadi terbiasa dengan baju tersebut. “Tapi lama-lama jadi terbiasa, cuma kita kelihatan kayak gendut gitu jadinya hehe,” ujarnya.

Cara mengubah warnanya pada baju yang dipakai itu pun ternyata sangat gampang. Dinda lanjut menjelaskan, di bagian bahu baju kiri kanan itu ada semacam seratan atau perekat, yang ternyata tinggal dilepas atau ditarik ke bawah, sehingga warnanya langsung berganti.

“Aku sendiri pakai yang tiga lapis yaitu warna abu-abu, orange, dan merah. Keluhan awalnya pas pakai baju itu ya sama kayak beberapa teman yang lain, aku sendiri sesak napas.”

Saat mengalami sesak napas itu, Dinda mengatakan bahwa pelatih meminta mereka untuk sebisa mungkin mengatur sirkulasi pernapasan sebaik mungkin. Jika memang akhirnya ada yang tak kuat, maka langsung dibawa ke tim medis dan dirawat.

Tak berbeda jauh dengan Dinda, Adel juga mengalami kendala saat menggunakan baju lima lapis tersebut. Dalam formasi bendera Merah Putih, Adel sendiri mengisi slot dan duduk di bagian tengah.

Oooh ini toh rahasianya baju penari saman yang bisa ganti warna dengan cepat ☺️☺️ pic.twitter.com/jwt2n7ejiT— Dek Pipiet ???????? (@sipietz) August 19, 2018

Adel mengaku pernah tersangkut saat memakai baju berlapis warna tersebut. Beruntungnya, ia memiliki pelatih yang bisa menenangkan dirinya sehingga saat dalam kondisi seperti itu ia sama sekali jadi tak panik.

“Bahkan, pas sebelum tampil aku juga udah mikir, ‘Gimana ya kira-kira kalau bajunya enggak kebuka?’. Nah, ternyata ada kejadian nih, pas mau ganti baju pertama agak nyangkut, enggak kebuka. Cuma ya aku tetep gerak aja,” kata Adel.

“Terus aku ngerasa kok ini baju belibet dan bener ternyata bajunya nyangkut. Tapi tetap aja sih aku gerak dan langsung benerin, alhamdullilah-nya sih enggak terlalu ketara banget. Yang jelas aku enggak panik untungnya, karena kalo panik pasti bisa nge-blank sih.”

Masih soal baju berlapis warna, Meilia mengatakan bahwa mereka pertama kali mulai latihan menggunakan kostum asli berlapis warna itu pada 1 Agustus 2018. “Oh iya, kita semua udah fitting kostum berlapis warna itu kalau enggak salah udah dari bulan Mei ya,” kata Meilia.

“Selama latihan pakai kostum, kita udah mulai latihan full rolling dari awal masuk sampe keluar. Selama ini kita latihannya siang, lalu ada kesempatan sehari kita latihan malem sekaligus setting lighting.”

Detik-detik Jelang Tampil

Jelang tampil, sebagian besar merasa deg-degan, termasuk Adel. Malah, berdasarkan pengamatan Adel terhadap para penari lainnya, ternyata ada juga beberapa yang sakit pada detik-detik sebelum tampil di panggung.

“Ada juga satu orang yang diganti sama reserve-nya. Beruntungnya, reserve yang gantiinnya itu memang kerena karena mereka langsung bergerak cepat dan bisa menyatu dalam gerakan kita.”

“Yang pasti nervous lah ya, bahkan ada yang tiba-tiba pusing, tiba-tiba bahkan ada yang muntah.”

Dalam kondisi yang cukup rumit itu, Adel secara personal tetap yakin bahwa dirinya dan para penari lainnya bisa melakukan yang terbaik. “Apalagi pas ada teriakan penonton itu, sebenernya bikin nervous. Tapi aku sendiri berusaha tenangin diri aja.”

Adel juga sempat melihat kejadian lainnya di mana ada temannya menangis sesaat sebelum tampil. “Pas di belakang 10 menit sebelum kita show ya, itu kan kita udah mulai kayak nyanyi-nyanyi gitu, terus aku bilang ‘Ya udah lah nangisnya nanti aja belakangan karena aku tau aku bakalan ikut nangis juga,’”.

“Kejadian lainnya sih paling pas ngeliat muka-muka tegang dari temen-temen penari yang bakal tampil itu.”

Menanti Apresiasi

Kerja keras yang dilakukan Adel, Dinda, dan Meilia saat unjuk kebolehan menari Tarian Ratoh Jaroe itu tentu mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tua dan sekolah. Hal itulah yang membuat mereka semangat.

“Dari sekolah sendiri sih mendukung penuh. Bahkan sebelum kita tampil di Stadion GBK, sekolah ngasih kita makanan dan cemilan gitu kayak dikasih donat, dikasih ini, dikasih itu,” kata Adel.

Tak hanya itu saja, lanjut Adel, ada juga keringanan yang diberikan pihak sekolah terhadap siswi-siswi yang ikut menari. “Kepala Sekolah dan Wakil Kesiswaan minta tolong ke setiap guru untuk memberikan keringanan terutama kalau ada tugas. Jadi kita dikasih waktu buat ngerjain tugas itu belakangan.”

Sementara itu, Dinda mengatakan bahwa nantinya mereka para penari yang ikut terlibat akan mendapatkan sertifikat dari panitia Asian Games 2018. Hal itu sebagai bentuk apresiasi karena sudah berkontribusi.

“Dari Asian Games-nya kan katanya kita bakal dapat sertifikat gitu. Kalo dari sekolah sendiri sih belum dengar bakal dikasih apresiasi seperti apa,” kata Dinda.

Begitu juga dengan Meilia mengungkapkan hal yang sama soal apresiasi dari pihak panitia sendiri. “Kita belum dengar juga sih apakah akan ada apresiasi lain dari panitia, dan enggak terlalu mikirin itu sih. Tapi katanya emang bakal ada sertifikat bagi para penari yang ikut serta.”

“Yang jelas sih kita udah memberikan kontribusi positif untuk bangsa dan negara. Tanggal 18-8-2018 adalah hari bersejarah buat Indonesia, begitu juga buat aku pribadi. Jadi hari akhir dari semua perjuangan latihan selama 5 bulan.”

“Super deg-degan dan mules banget pas ngeliat GBK isinya 60.000 penonton lebih, bahkan dari banyak negara.”

Share: Cerita Perjuangan Keras Penari Ratoh Jaroe di Asian Games 2018 (Part II)