General

Bukti PDIP Perkasa di Jawa Tengah

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Jawa Tengah sangat identik dengan julukan Kandang Banteng terutama dalam kontestasi politik. Sebutan tersebut dikaitkan dengan kekuatan politik dan massa pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sangat mendominasi di Jateng. Sebenarnya sejauh apa kekuatan partai berlambang banteng moncong putih itu di sana?

Bukti kekuatan PDIP di Jateng sendiri bisa terlihat dengan jelas dari keinginan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang hendak menggoyang suara PDIP di sana. Bahkan, jelang beberapa bulan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, kubu Prabowo-Sandi serius untuk memindahkan markas pemenangan di Jateng. Misi kubu Prabowo-Sandi itu seolah semakin menegaskan jika Jateng memang dikuasai PDIP.

Meski begitu, untuk melihat lebih rinci seberapa kuat basis massa PDIP di Jateng, memang rasanya perlu meninjau data terkait suara PDIP di pemilu dan jumlah kepala daerah yang berasal dari PDIP. Kekuatan politik PDIP di Jateng mungkin bisa dilihat dari hasil kontestasi politik terbaru yakni Pemilu 2014.

Di tahun 2014 silam, PDIP berhasil tampil sebagai pemenang di pemilu legislatif. Bahkan, dari sekian banyak provinsi di seluruh Indonesia, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan lumbung suara terbesar bagi PDIP. Selain Jateng, provinsi lain yang juga jadi basis massa dan suara terbesar PDIP saat itu adalah Bali.

Bayangkan saja, PDIP berhasil meraih total 4.295.598 suara di Jateng. Angka tersebut tentu sangat jauh jika harus dibandingkan dengan perolehan Partai Golkar yang saat itu hanya berada di belakang PDIP atau di posisi kedua, dengan jumlah suara sebesar 2,4 juta. Maka tak heran jika julukan Kandang Banteng pun disematkan untuk PDIP di Jateng.

Baca Juga: Mengulik Jurus Prabowo-Sandi Gempur Massa PDIP Jawa Tengah

Dari sisi kursi di DPRD Jawa Tengah periode 2014-2019, PDIP memiliki total 31 kursi dari total 100 kursi. Jumlah itu juga menegaskan bahwa PDIP sebagai partai dengan kursi terbanyak di DPRD Provinsi Jawa Tengah. Sementara rincian jumlah kursi partai lain di DPRD Jateng adalah PKB 13 kursi, Gerindra 11 kursi, PKS dan Golkar masing-masing 10 kursi, Demokrat 9 kursi, PAN dan PPP masing-masing 8 kursi.

Lalu, dari sisi kekuatan politik di daerah, dari total 35 kabupaten/kota, PDIP memiliki 19 orang kepala daerah baik bupati maupun wali kota di Jateng. Jika ditotal, PDIP memiliki 412 kursi DPRD kabupaten/kota dan provinsi di Jateng.

Dalam pertarungan Pilpres 2014, PDIP yang mengusung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla pun berhasil meraih kemenangan di Jateng dari lawannya Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Saat itu, Prabowo-JK meraih total 66,65% atau 12.959.540 total suara. Sedangkan pasangan Prabowo-Hatta meraih total 33,35% atau 6.485.720 suara.

Ganjar Pranowo Sukses Pertahankan Dominasi PDIP

Terbaru, dominasi PDIP di Jateng terlihat jelas dari hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2018 beberapa waktu lalu. Sang petahana, Ganjar Pranowo berhasil tampil sebagai pemenang saat berpasangan dengan Taj Yasin. Pasangan Ganjar-Taj Yasin pun berhasil menjadi gubernur dan wakil gubernur Jateng.

Di Pilgub Jateng 2018, berdasarkan laporan hasil rekapitulasi suara dan penetapan hasil penghitungan suara pasangan Ganjar-Yasin berhasil memperoleh persentase 58,78 persen dengan perolehan 10.362.694 suara. Sedangkan lawannya, yakni pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah memperoleh persentase 41,22 persen dengan perolehan 7.267.993 suara.

Dengan kekuatan di kabupaten/kota seluruh Jawa Tengah tersebut, PDIP diyakini bakal memaksimalkan mesin partainya untuk memenangkan calon gubernur yang diusung. Ini menjadi bagian dari upaya mempertahankan sebutan Jawa Tengah sebagai kandang Banteng. Namun, besarnya kekuatan politik itu tidak serta merta menjamin PDIP bakal berjaya di Jawa Tengah.

Pembuktian PDIP Kuasai Jateng di Pemilu 2019

Selama ini, Jateng memang dikenal sebagai basis besar PDIP. Bahkan, sejak reformasi, Jateng selalu dipimpin oleh gubernur yang berasal dari PDIP. Sejak 1998 hingga 2019 ini, gubernur Jateng merupakan kader partai banteng moncong putih itu.

Baca Juga: Prabowo-Sandi Ingin Kuasai ‘Kandang Banteng’, Apa Alasannya?

Catatan mentereng itu lah yang tentu ingin dipertahankan PDIP terutama di pentas Pemilu 2019 mendatang. Setelah era reformasi, PDIP pun ingin mencetak rekor dengan memenangkan pemilu dua kali berturut-turut. Maka dari itu, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu pun ingin sukses di Pemilu 2019.

Terkait hal ini, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto berharap para kader partainya bisa membuat momentum emas atau golden momentum tersebut. Kesempatan untuk mengukir sejarah pun terbuka lebar bagi PDIP tahun depan.

“Ini adalah golden momentum kita, kesempatan kita untuk membuat sejarah kepartaian di mana setelah tahun 1999 partai politik di republik ini hanya mampu memenangkan satu kali pemilu,” kata Hasto dalam rangkaian Safari Kebangsaan di Surabaya, Jawa Timur, Senin, 19 November 2018 lalu.

Menurut Hasto, adanya perintah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, kader PDIP dipastikan akan semakin semangat untuk bergotong royong memenangkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin dan PDIP di Pemilu 2019 nanti. Maka dari itu, lanjut Hasto, kader harus bergerak ke bawah menciptakan sejarah baru tersebut.

“Kini dengan dukungan rakyat, dengan kepercayaan seluruh masyarakat Indonesia, dengan bergerak kita ke bawah mengikuti tradisi blusukan yang dilakukan Pak Jokowi, maka kita harus bertekad untuk menciptakan sejarah dan memenangkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dua kali berturut-turut,” ujarnya.

Hasto mengatakan bahwa kemenangan PDIP di Pemilu 2019 nanti tentu akan semakin memperkuat pemerintahan. “Ini sangat penting. Karena dengan memenangkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden terlebih dengan dukungan partai Koalisi Indonesia Kerja, maka Pemerintahan Pak Jokowi-Ma’ruf Amin ke depan, tidak hanya kuat karena mendapatkan dukungan dari legitimasi rakyat, tetapi kuat karena juga mendapatkan dukungan dari mayoritas dari kekuatan yang ada di DPR RI,” ucapnya.

Share: Bukti PDIP Perkasa di Jawa Tengah