Internasional

BTS Dikatai “Backstreet Boys Cina”, ARMY Tuntut Permohonan Maaf

Ilham — Asumsi.co

featured image
guinessworldrecords.com

Pembawa acara radio di Republik Dominika dikecam atas sikap mereka berkomentar rasis dan xenophobia tentang BTS dalam acara yang berjudul ‘Esto no es Radio’.

Dalam cuplikan video yang beredar di media sosial Twitter, para penyiar radio menyebut BTS sebagai “Backstreet Boys Cina”. Sebagai informasi, Backstreet Boys merupakan boyband yang dibentuk pada tahun 1993, dan berasal dari Florida, Amerika Utara. 

Karena menyebut BTS sebagai Backstreet Boys Cina, para penyiar tersebut dikecam oleh para penggemar BTS (ARMY)  dan meminta kelima pembawa acara tersebut meminta maaf.  

Awalnya, dalam acara Esto No Es Radio tersebut, BTS disebut sebagai agama “sebagian besar penggemar perempuan”.

“Ada agama yang benar-benar menarik perhatian saya, yang sebagian besar gadis menjadikan BTS seperti agama,” kata salah satu penyiar yang duduk di tengah memulai pembahasan tentang BTS .

Ditambah lagi, salah satu pembaca acara mengomentari penampilan anggota BTS yaitu melakukan operasi plastik agar terlihat seperti orang-orang di Amerika Utara.

“Mereka seperti, yang berada di belahan bumi lainnya, mereka melakukan operasi plastik pada diri mereka sendiri untuk terlihat seperti orang-orang di Amerika Utara, namun bercampur dengan wajah Asia,” sambung yang lainnya.

Pembawa acara terus menyebut bahwa BTS adalah orang Cina, sambil mengakui bahwa mereka membuat musik Korea dan bernyanyi dalam bahasa Korea. Mereka kemudian melanjutkan berbicara tentang investasi penggemar pada idola K-Pop.

Baca Juga: Gara-gara BTS, Pantai Paling Sepi di Korsel Diserbu Pengunjung

Wakil Menteri Kebijakan Luar Negeri Bilateral dari Kementerian Luar Negeri Republik Dominika, José Julio Gómez, mengutuk pembawa acara radio di Twitter. “Kami orang Dominikan tidak seperti itu,” tulisnya di platform media sosial.

Acara radio tersebut menolak untuk meminta maaf dengan menyatakan bahwa tidak ada “niat rasis” selama segmen tersebut, menurut La Republica.

ARMY Tuntut Permohonan Maaf

Setelah acara ditayangkan, ARMY mulai menyuarakan pendapat mereka dan mulai men-tweet dengan tagar #EstoNoEsRadioXenofobico #StopAsianBate #XenophobiaIsNotHumor, terkait dengan meningkatnya kejahatan kebencian di Asia baru-baru ini. Fans juga menuntut permintaan maaf dari stasiun radio, tetapi mereka belum menanggapi.

“Kami menuntut permintaan maaf,” tulis akun Gaydazai.

Pada bulan Februari, insiden serupa terjadi setelah pembawa acara radio Jerman membandingkan BTS dengan COVID-19 secara langsung. Saat itu pembawa acara Matthias Matushik mengatakan anggota BTS seperti virus Covid-19 yang mudah-mudahan akan segera ada vaksinnya. Bahkan Matuschik berharap ‘vaksin’ untuk para ARMY (penggemar BTS) bisa segera tersedia. 

“Saya harap ada vaksinnya,” ujar Matuschik.

Dilansir distractify, Matuschik mencoba untuk membela diri dengan mengatakan dia tidak xenophobia.”Tidak ada yang menentang Korea Selatan. Kalian tidak bisa mengatakan saya xenophobia hanya karena boyband dari Korea Selatan,” lanjut Matuschik.

Ia bahkan mengungkap dirinya punya mobil dari negeri Gingseng tersebut dan memuji teknologinya.”Saya memiliki mobil dari sana, mobil terbaik yang pernah saya kendarai.” 

Share: BTS Dikatai “Backstreet Boys Cina”, ARMY Tuntut Permohonan Maaf