General

Boris Johnson, PM Inggris Berdarah Turki yang Dulu Menyindir Erdogan

Pangeran Siahaan — Asumsi.co

featured image
Asumsi.co

Perdana Menteri Inggris yang baru, Boris Johnson, dikenal sebagai politisi Partai Konservatif dengan sikap yang keras untuk memastikan UK keluar dari Uni Eropa (Brexit) secepat mungkin. Sebagai seseorang yang sering dilabeli Eurosceptic oleh media-media di Inggris, Johnson mengumpulkan para Brexiters garis keras lainnya dalam barisannya seperti Dominic Raab dan Jacob Rees-Mogg. The Guardian, media berhaluan progresif di Inggris, bahkan menilai bahwa pemerintahan Johnson mungkin adalah yang paling kanan sejak Margaret Thatcher.

Persepsi umum terhadap Johnson yang dianggap tidak ramah terhadap imigran karena mendukung Brexit garis keras justru berbenturan dengan fakta bahwa Bo-Jo memiliki darah Turki dalam tubuhnya.

Kakek buyut Johnson adalah Ali Kemal, seorang politisi yang pernah menjadi menteri Kekaisaran Ottoman pada awal abad 20. Sama seperti Johnson yang mengawali karirnya sebagai jurnalis, Ali Kemal juga berprofesi sebagai wartawan sebelum pindah jalur menjadi politisi yang membuatnya terbunuh oleh kaum nasionalis yang hendak mendirikan Republik Turki pada senjakala Ottoman.

Anak-anak Ali Kemal, Osman dan Selma hijrah dan menetap di Inggris lalu menanggalkan nama Turki. Sebagai gantinya, mereka menggunakan nama keluarga milik neneknya yang memang orang Inggris, Johnson. Osman Wilfred Johnson memiliki anak yang menjadi politisi Inggris, Stanley Johnson, yang menikah dan memiliki salah satu putra bernama Boris Johnson.

Reuters melaporkan bahwa publik Turki menyambut hangat pengangkatan Johnson sebagai PM Inggris.

“Cucu Ottoman menjadi perdana menteri,” bunyi headline salah satu media di Turki.

“Perdana menteri Inggris yang berasal dari Cankiri,” mengacu pada daerah asal dari Ali Kemal.

Kantor berita Demiroren mengutip seorang penduduk lokal Cankiri yang mengatakan bahwa rambut pirang Johnson adalah warisan genetis dari salah satu desa di Cankiri.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat bertugas kepada Johnson dan berharap hubungan bilateral UK – Turki semakin erat. Erdogan sepertinya memang sudah mengubur dalam-dalam memori bahwa Johnson dulu pernah menyindirnya dengan sebuah puisi yang menyiratkan hubungan intim dengan seekor kambing.

Tahun 2016, Majalah The Spectator, yang menjadi salah satu pedoman kaum konservatif UK, menggelar lomba menulis puisi yang paling kurang ajar untuk Erdogan. Gara-garanya, seorang komedian di Jerman berurusan dengan polisi karena mengejek Erdogan di TV. Turki mengirimkan nota meminta komedian tersebut diproses secara hukum.

Johnson, yang memang kontroversial dan doyan sensasi, ikut serta dalam kontes tersebut dan keluar sebagai pemenang. Waktu itu masih berstatus sebagai mantan wali kota London dan politisi Konservatif tanpa posisi di kabinet. Ia mendapatkan hadiah 1000 Poundsterling atas kreativitasnya.

Bunyi puisi karangan Johnson sebagai berikut:

There was a young fellow from Ankara
Who was a terrific wankerer

Till he sowed his wild oats
With the help of a goat
But he didn’t even stop to thankera

Beberapa bulan setelah kontes ini digelar tahun 2016, Boris Johnson diangkat menjadi menteri luar negeri UK dan harus bertatap muka dengan Erdogan dalam kunjungan kenegaraan ke Ankara. Sepertinya tidak ada pembahasan soal puisi kala itu. Padahal banyak hal yang menarik untuk dikaji dari puisi tersebut, termasuk perihal kata “thankera” yang jelas-jelas tidak eksis di kamus Bahasa Inggris mana pun.

Terlebih sekarang Boris Johnson telah menjadi Perdana Menteri, mungkin ia tidak akan menulis puisi dulu dalam waktu dekat.

Share: Boris Johnson, PM Inggris Berdarah Turki yang Dulu Menyindir Erdogan