Isu Terkini

Bikin Nangis! Tiga Perusahaan Ini Tawarkan Wisata Luar Angkasa, Harga Tiketnya Miliaran Rupiah

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: Blue Origin

Siapa mau jalan-jalan ke luar angkasa? Siap-siap, perusahaan roket milik miliuner Jeff Bezos, Blue Origin, berencana membawa manusia pelesiran melintasi antariksa.

Sudah Buka Penjualan Tiket Online

Reuters, seperti dilansir CNBC, melaporkan bahwa Jeff Bezos menargetkan Blue Origin bakal meluncurkan roket dan sistem kapsul New Shepard bersama awak manusia pada 20 Juli mendatang.

Kapsul ini dilaporkan memiliki enam jendela observasi, yang diklaim Blue Origin hampir tiga kali lebih tinggi dari yang ada di pesawat Boeing 747, sekaligus terbesar yang pernah digunakan di luar angkasa. “Sebagian besar dari para astronotnya kemungkinan besar merupakan personel perusahaan,” katanya.

New Shepard akan melakukan penerbangan sub-orbital. Roket ini dirancang untuk membawa penumpang dalam perjalanan lurus naik-turun yang menempuh jarak di atas 100 km (62 mil).

Saat ini, penjualan tiket untuk satu kursi sudah dibuka secara online melalui sistem lelang. Pembukaan penjualannya dibuka sejak lima minggu lalu. Hasil lelang untuk kursi eksklusif ini sedianya akan disumbangkan Blue Original ke yayasan perusahaan luar angkasa.

Berapa Harga Tiketnya?

Direktur Penjualan Astronot Blue Origin, Ariane Cornell belum mau bilang soal rincian harga tiket umum yang akan dikenakan perusahaan untuk perjalanan mendatang.

Namun, Reuters melaporkan, pada tahun 2018, Blue berencana mematok harga yang fantastis untuk tiket penumpangnya, yakni senilai USD 200.000 atau setara Rp 2,8 miliar untuk setiap perjalanannya.

Penentuan harga itu berdasarkan penilaian rencana saingan dari Virgin Galactic Holdings milik miliarder Richard Branson dan pertimbangan lainnya. Segmen yang disasar Blue Origin pun tak sembarangan, yaitu konglomerat, kaum crazy rich, selebriti papan atas, hingga top model.

Segmen kelas atas ini tak mengherankan. Pasalnya, selain menawarkan tamasya ke luar angkasa, Blue Origin juga akan memasukkan beberapa komponen filantropis ke dalam strategi tiketnya. 

Sobat missqueen mundur teratur, yuk! 

Bersaing dengan Perusahaan Elon Musk

Blue Origin bukanlah satu-satunya yang menawarkan paket wisata ke luar angkasa. SpaceX, perusahaan milik Elon Musk, juga bakal meluncurkan salah satu dari pesawat SpaceX milik mereka, Dragonship pada akhir tahun ini.

CNBC melaporkan, seluruh awak pesawat yang bakal diterbangkan oleh SpaceX berasal dari masyarakat sipil. Sama seperti pesaingnya, program wisata ini merupakan bagian dari kegiatan amal yang disebut sebagai penerbangan antariksa sipil pertama dalam sejarah.

Virgin Galactic, perusahaan pesawat luar angkasa Britania Raya juga tak mau kalah. Mereka akan menawarkan penerbangan untuk pelanggan pribadi pada awal 2022, setelah penerbangan pertama armada Branson pada akhir tahun ini.

Pihak Virgin mengatakan, biaya yang dikenakan lebih dari US$ 250.000 atau senilai Rp 3,5 miliar untuk reservasi baru. Tapi, mereka belum mengumumkan harga akhir sejauh ini. Penjualan akan dibuka kembali setelah penerbangan Branson. 

Wah, pada bersaing membawa manusia ke luar angkasa, nih. Mungkin, selanjutnya ke bulan? We’ll see!

Proyeksi Bisnis Antariksa Menjanjikan

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin menilai, saat ini bisnis antariksa memang tengah dilirik oleh perusahaan-perusahaan swasta.

Bisnis antariksa, kata dia, belakangan menggiurkan karena bernilai jual tinggi secara komersial. Selain itu, menyusul juga faktor popularitas Badan Penerbangan Antariksa  Ameriksa Serikat (NASA) yang tengah menjadi sorotan publik dengan misi penjelajahannya di Planet Mars.

“Perusahaan swasta sudah melihat bisnis keantariksaan dengan proyeksi yang sangat menjanjikan. Ketiga perusahaan ini sesungguhnya sedang menunjukkan teknologi masing-masing,” tuturnya.

Jangka panjangnya, lanjut Thomas, ketiga perusahaan ini juga sebenarnya sedang digandeng NASA untuk terlibat proyek pendaratan di Bulan atau yang dinamakan “Back to The Moon”.

“Proyek berikutnya ke Mars. Itu mereka masing-masing sedang menunjukkan teknologinya, terutama wahana antariksa yang bisa dipakai ulang sehingga bisa menjadikan program satelit lebih murah,” jelasnya. 

Lantas, pengalaman seperti apa yang ditawarkan dari wisata ini? Kepala LAPAN bilang, sensasinya tidak jauh berbeda seperti saat naik pesawat terbang. Cuma berbeda di kecepatannya, yakni terbang dengan kecepatan roket, serta ketinggian yang ditempuh.

“Wisata ini belum sampai tingkatan antariksa, menjelajah planet-planet. Jangkauannya masih sub-orbital, naik sampai ketinggian 100 kilometer lebih sedikit dalam lingkup atmosfer, kemudian bakal turun lagi. Bedanya juga dengan naik pesawat, biasanya cuma sampai 12 kilometer,” terangnya.

Menariknya lagi, para penumpang dan para awak juga bakal merasakan sensasi melayang-layang, laiknya para astronot yang sedang bertugas di luar angkasa. Meski belum bisa melakukan perjalanan antar planet, wisata ini mampu membuat manusia bisa melihat secara langsung suasana di langit secara lebih jelas.

“Mungkin pada titik tertentu, menjelang jangkauan antariksa, para penumpangnya bisa merasakan sensasi gravitasi mikro ketika mulai jatuh kembali ke Bumi. Bisa melayang-layang di dalam pesawat, melihat objek langit yang lebih jelas karena tidak terganggu atmosfer Bumi dan tertutup awan. Bisa melihat secara langsung kondisi langit yang gelap dan melihat Bulan dan Matahari berdampingan dengan bintang-bintang. Itulah buat kita harga tiketnya mahal, namun buat orang super kaya, terutama di Amerika, itu masih terjangkau oleh mereka,” tandasnya.

Share: Bikin Nangis! Tiga Perusahaan Ini Tawarkan Wisata Luar Angkasa, Harga Tiketnya Miliaran Rupiah