Isu Terkini

Beragama Adalah Urusan Penting bagi Masyarakat Indonesia

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Indonesia adalah negara beragama. Pemahaman ini sudah menjadi konsensus di masyarakat seluruh nusantara. Konseptualisasi bahwa agama adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia kian dipertegas dengan Pancasila yang mengakomodasi konsep ketuhanan dalam sila pertama.

Dalam keseharian, kewajiban seorang Warga Negara Indonesia (WNI) menganut kepercayaan tertentu tampak dari bagaimana Kartu Tanda Penduduk (KTP) tidak mengizinkan seseorang untuk mengosongkan kolom agamanya. Baik itu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, atau Konghucu, setiap WNI harus mengisi kolom kepercayaan yang dianutnya. Terlepas apakah seseorang menjalankan ajaran agamanya atau tidak, negara tetap ‘memaksa’ seseorang untuk mengisi kolom agama dalam KTP-nya.

Hal ini kian dipertegas oleh Pangeran Siahaan dalam video Asumsi terbaru yang berjudul “Artikulasi: Kenapa Lo Beragama?” Dalam video tersebut, ia mengatakan bahwa agama adalah bagian dari adiminstratif yang tidak bisa dihindari oleh seorang WNI.

“Apa lagi di Indonesia lo kan nggak bisa nggak beragama kan, perkara lo percaya atau nggak sama agamanya itu urusan lain, tapi lo nggak bisa nggak beragama,” ujar Pangeran. Hal ini turut didukung oleh Dea Anugrah. “Karena dalam KTP nggak ada pilihan itu.”

Pentingnya agama turut dipahami Dea sebagai bagian dari cara masyarakat Indonesia memandang dunia. Agama menjadi panduan moral masyarakat Indonesia, sehingga orang-orang ateis atau agnostik seakan dibebani untuk membuktikan bahwa mereka tetap bermoral tanpa memercayai agama.

“Makanya orang-orang kayak Richard Dawkins itu sibuk filantropi, segala macam, membuktikan ‘kami ini orang baik lho, gitu, tidak jahat lho, meskipun nggak percaya’,” ujar Dea.

Secara personal, Lisa Siregar dan Dinda Sekar turut mengutarakan pandangan mereka terkait agama. Lisa merasa bahwa secara individu, kepercayaan dirinya pada agama dapat membantu dirinya. Kendati demikian, ia tidak secara dogmatis mengikuti seluruh panduan yang dijabarkan oleh agamanya.

Gue sih nggak memungkiri faktor kenyamanan ya apa lagi di negara kayak gini. Cuma kalo gue lebih ke individual diri gue sendiri sih. Ada hal-hal yang menurut gue, gue akan lebih waras kalau gue beragama. Kalo gue nggak percaya sesuatu tuh malah mungkin gue gak terbantu,” ujar Lisa. “ Nggak semua sih. Ada beberapa sih. Cuma layaknya manusia biasa saya juga suka berkelana kemana-mana. Jadi ya emang nilainya suka campur-campur.”

Ungkapan Lisa ini turut diamini oleh Dinda.

Gua kali karena pertamanya didikan kali ya. Semakin tua semakin tua gua ngerasa benar juga nih pilihannya. Akhirnya gue jalanin aja deh. Ada kenyamanan tersendiri gitu,” tutur Dinda.

Romo Benny: Agama Adalah Unsur Penting dalam Kemanusiaan

Untuk memahami mengapa beragama adalah sesuatu yang signifikan, Asumsi.co bercakap-cakal dengan Romo Benny Susetyo. Menurut Romo Benny, agama itu penting karena dapat membuat manusia memanusiakan sesamanya.

“Kalau kita bicara tentang agama itu kan bicara tentang kebaikan, kebenaran. Jadi beragama yang otentik itu bagaimana seseorang menjadi lebih manusiawi. Jadi semakin orang beriman itu semakin berbagi. Tidak lagi diskriminatif. Respek terhadap yang lain,” ujarnya kepada Asumsi.co, Senin (22/7). ”Jadi sebenarnya fungsi agama itu apa sih? Agama itu kan mendekatkan diri pada Tuhan. Kalau orang mendekatkan diri pada Tuhan, maka dia mencari kehidupan itu dia menjunjug tinggi yang namanya kebaikan. Nah manusia baik itu apa? Itu adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan imannya.”

Romo Benny pun menekankan satu poin bahwa semakin orang beragama, seharusnya ia dapat semakin toleran dan menghargai. Sebab, akar dari agama adalah mencintai sesama manusia. Orang yang beriman tidak memusuhi orang lain. Namun jika memang ada, menurut Romo Benny itu artinya ia belum beragama secara otentik.

“Solusinya adalah beragama yang otentik. Beragama yang otentik itu di mana semakin beragama, orang semakin mencintai kemanusiaan. Agama otentik itu perbuatan. Jadi iman tanpa perbuatan itu sia-sia,” tutup Romo.

Share: Beragama Adalah Urusan Penting bagi Masyarakat Indonesia