Sains

Benda Mirip iPhone di Lukisan Kuno, Benarkah Manusia Bisa Time Travel?

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: Public Domain

Pernah enggak membayangkan kita bisa melakukan perjalanan ke masa lalu sambil pamer barang-barang kekinian yang ada di kehidupan modern? Lukisan kuno berusia 351 tahun yang menampilkan potret manusia memegang sesuatu mirip iPhone ramai menjadi perbincangan di dunia maya. Hal ini membuka diskusi soal adanya perjalanan waktu (time travel) bisa dilakukan manusia.

Mirip iPhone 6

Melansir Ladbible, lukisan yang ramai diperbincangkan ini memperlihatkan seseorang mirip wanita sedang berjalan memasuki ruangan dengan tangan kanan memegang sesuatu yang diduga sebagai ponsel yang mirip dengan iPhone. Lukisan ini diketahui merupakan karya pelukis Belanda, Pieter de Hooch, yang dibuatnya pada tahun 1670. 

“Lukisan berjudul “Man Handing a Letter to a Woman in the Entrance Hall of a House” karya Pieter de Hooch yang dibuat sekitar 350 tahun lalu memperlihatkan ada sebuah iPhone. Mungkin ada orang yang menambahkannya di dalam gambarnya atau itu hasil rekayasa Photoshop?” tulis artikel tersebut.

Baca juga: Pentagon Sampaikan Laporan UFO ke Kongres AS, Khawatir Jadi Ancaman Global | Asumsi

Benda yang diduga iPhone itu bahkan disandingkan dengan salah satu produk gawai buatan perusahaan besutan Steve Jobs itu, yakni iPhone 6. Sekilas memang terlihat mirip. Namun, bila diamati dari judul lukisannya, sangat mungkin bila benda yang dipegang oleh orang di lukisan tersebut bukanlah iPhone, melainkan amplop yang didalamnya berisi sepucuk surat.

“Pada kenyataannya, yang dipegangnya adalah surat. Bukan menunjukkan adanya perjalanan waktu yang memperlihatkan orang membawa iPhone pada 350 tahun lalu,” lanjut sumber yang sama.

Lukisan viral ini sebetulnya sudah menjadi sorotan publik sejak tahun 2016. Kala itu, CEO Apple Tim Cook bahkan sudah mengomentarinya dengan gurauan. 

“Saya kerap berpikir selama ini tahu kapan iPhone ditemukan, tapi sekarang saya jadi tidak lagi meyakininya,” ucap bos perusahaan teknologi global ini. 

Sampai sekarang, benda yang ada di lukisan itu masih menjadi perdebatan. Ada yang menganggap kalau kata “letter” yang menjadi judul lukisan tersebut merupakan surat dalam arti sebenarnya, sementara ada juga yang menilai kalau “letter” merupakan kiasan untuk pesan singkat, seperti SMS atau surat digital alias email yang merupakan fitur dari smartphone. Nah, kalau menurut kalian gimana? 

Bukan Kali Pertama

Potret gambar yang seolah memperlihatkan adanya time travel bukan kali pertama jadi bahan diskusi banyak orang, laiknya lukisan “Man Handing a Letter to a Woman in the Entrance Hall of a House” ini. 

Baca juga: Misteri Ledakan Matahari Terekam Space Orbiter, Ini Pengaruhnya ke Bumi | Asumsi

Ladbible membahas, pada tahun 2017, ada juga lukisan yang viral gara-gara memperlihatkan sosok wanita sedang berjalan menunduk seperti sedang melihat gawai miliknya. Lukisan yang dimaksud berjudul “The Expected Woman” karya pelukis asal Austria bernama Ferdinand Georg Waldmüller.

Waldmüller melukisnya pada tahun 1860. Gambar wanita yang ada di lukisan tersebut memang terkesan memperlihatkannya sedang melihat ponsel disertai efek dramatis cahaya yang dikeluarkan dari gawai yang menerangi wajah.

Namun, rupanya, benda yang dipegang itu bukanlah iPhone atau jenis ponsel pintar lainnya yang kita kenal saat ini. Melansir Vice, pakar seni Austria Gerald Weinpolter menyebut benda yang dipegang wanita itu adalah buku doa.

“Perempuan yang ada di dalam lukisan Waldmüller ini bukan sedang asyik memainkan iPhone X, tapi dia baru pulang dari gereja sambil memegang buku doa di tangannya,” kata dia. 

Hal senada juga disampaikan oleh pengamat kebudayaan setempat, Peter Russell, yang mengatakan, benda tersebut adalah buku doa. Ia menjelaskan tren anak muda di Eropa sekitar tahun 1850 hingga 1860, ada kebiasaan membaca buku doa sambil berjalan. 

“Kemudian tak heran kalau di masa kini, potret ini diartikan sebagai sosok perempuan muda yang lagi jalan sambil main handphone untuk bermedsos ria,” ucapnya. 

Isu Time Travel Lekat dengan Fiksi Ilmiah

Selain lukisan “Man Handing a Letter to a Woman in the Entrance Hall of a House” dan “The Expected Woman”, ada sejumlah foto yang terkesan memperlihatkan potret sejumlah orang dari era yang berbeda sedang mampir ke masa lalu.

Bisnis.com merangkum adanya foto seorang pria berkaca mata hitam yang tampil dengan gaya anak muda 2000-an mengenakan kaos oblong yang dilapisi sweater di tahun 1920, penampakan tangan sedang memotret pria, mengangkat piala di tengah kerumunan dengan gawai, hingga adegan seseorang sedang berjalan terlihat sambil menelepon dengan ponselnya pada film klasik “Charlie Chaplin”.  

Baca juga: Disebut Gerbang Alam Semesta, Anuradhapura Jadi Perhatian Ilmuwan | Asumsi

Lantas apakah time travel memungkinkan dilakukan manusia?  Ilmuan fisika asal University Genova, Nicolas Gisin, pernah menerbitkan kajian ilmiah yang di dalamnya membahas soal ini. Melansir The Next Web, karya ilmiahnya tertuang dalam jurnal “Mathematical Languages Shape Our Understanding of Time in Physics’.

Lewat risetnya, ia mengaitkan konsep perjalanan waktu dengan teori mekanika kuantum modern, serta teori matematika alternatif yang dikembangkan oleh ahli matematika Belanda, Luitzen Egbertus Jan Brouwer, pada awal abad ke-20.

Teori gabungan yang disebutnya dengan intuitionistic mathematics atau matematika intuistik ini menjelaskan, kalau matematika tidak dapat memberi tahu peristiwa yang akan terjadi secara akurat, termasuk kejadian yang ada di dalam dimensi ruang dan waktu. Namun melakukan time travel menggunakan mesin waktu, seperti yang dianggap orang-orang, menurutnya sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

“Waktu adalah relatif. Secara teori, bila ada yang membuat mesin waktu, mereka dapat melakukan perjalanan ke waktu yang sudah terjadi atau belum terjadi saat ini, tidak mungkin. Volume ruang terbatas tidak boleh berisi lebih dari jumlah informasi terbatas. Kemudian angka yang relevan secara fisik tidak boleh berisi informasi tanpa batas. Artinya, waktu tidak memiliki koneksi fisik dengan kenyataan dan melakukan perjalanan ke dimensi yang relatif adalah sesuatu yang belum pasti bisa dilakukan,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin menyebut, time travel selalu menjadi isu menarik di mata publik. Tak heran, kata dia, bila konsep perjalanan waktu laris menjadi tema cerita fiksi ilmiah yang diangkat dalam bentuk buku hingga film.

Baca juga: Harta Karun Suku Maya di Rumah Petani, Nilainya Setara Rp 1,7 Miliar! | Asumsi

“Biasanya hal-hal semacam ini banyak dikaitkan dengan ke science fiction. Biasanya suatu pembahasan yang melekat dengan fiksi ilmiah memang selalu menarik dan laku buat banyak orang,” kata Thomas kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Selasa (8/6/21).

Konsep time travel, lanjut dia, dari sudut pandang sains sering dikaitkan banyak orang dengan perjalanan lintas dimensi. Sama seperti isu alien, Thomas menyebut time travel merupakan bagian dari pseudo science alias sains semu.

“Secara sains belum ada buktinya. Memang interpretasi-interpretasi seperti ini, seringkali dikaitkan dengan misteri perjalanan waktu. Menurut saya, isunya (ada gawai di lukisan kuno) juga sudah terpatahkan, bukan seperti yang diduga. Jadi, tidak bisa dikaitkan dengan time travel, perjalanan lintas dimensi ruang dan waktu, benar-benar bisa dilakukan manusia,” tandasnya.

Share: Benda Mirip iPhone di Lukisan Kuno, Benarkah Manusia Bisa Time Travel?