Isu Terkini

Kritisi Pemerintah, Maria Ressa Ditangkap Pemerintah Filipina

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Maria Ressa, pemimpin redaksi Rappler Filipina, ditangkap oleh pihak berwajib di Manila. Seseorang yang dianugerahi penghargaan TIME Person of the year 2018 tersebut dituduh melakukan cyber-libel atau fitnah-siber. Rappler, perusahaan media yang didirikannya, merupakan salah satu situs berita yang kritis terhadap pemerintah Filipina. Beberapa pihak menduga bahwa penangkapan ini adalah bagian dari usaha membungkam pers oleh pemerintah Filipina.

Dilansir dari BBC News, Presiden Filipina Rodrigo Duterte sebenarnya sudah pernah menuduh Rappler sebagai fake news. Namun, ia menolak tuduhan bahwa penangkapan Ressa kali ini berlatar belakang politis. Tuduhan kepada Ressa ini pun bukan yang kali pertama.

Tuduhan Fitnah Siber Untuk Maria Ressa

Dalam kasus kali ini, Ressa dianggap telah melakukan fitnah-siber dalam sebuah artikel yang diterbitkannya tujuh tahun lalu. Berita tersebut menuduh adanya ‘hubungan’ antara seorang pebisnis dan seorang mantan hakim di kejaksaan Filipina. Uniknya, peraturan yang dituduhkan pada Maria Ressa baru berlaku empat bulan setelah artikel tersebut terbit.

Di tahun 2017, kasus ini dilaporkan secara resmi. Namun, Biro Investigasi Nasional (NBI) Filipina sempat menutup kasus tersebut karena tidak ada kelanjutan satu tahun setelah dilaporkan. Di bulan Maret 2018, NBI kembali membuka kasus tersebut. Penangkapan kali ini pun hanya berselang dua bulan dari tuduhan penggelapan pajak yang dianggap Ressa “dibuat-buat”.

Berusaha untuk Keluar Dari Penjara

Chay Hofilena, pimpinan jurnalisme investigatif Rappler, mengungkapkan kalau kesulitan yang dihadapi Ressa adalah memastikan bahwa dirinya dapat keluar penjara dengan jaminan. “Maria saat ini sedang berada di Biro Investigasi Nasional, kami berharap dapat membayar jaminan malam ini, sehingga ia tak perlu bermalam di tahanan,” ujar Hofilena, Rabu (13/2). Salah satu cara untuk membayar jaminan tersebut adalah dengan mencari pengadilan malam yang mau menerima jaminan tersebut. “Kami akan mencari seorang hakim di pengadilan malam yang bersedia memberikan jaminan bebas. Pengacara kami saat ini sedang dalam proses mencari.”

Dukungan untuk Pembebasan Ressa Terus Mengalir

Penangkapan ini pun membuat Marie Ressa mendapat perhatian secara global. Organisasi Non-Pemerintah untuk perlindungan wartawan, The Committee to Protect Journalists (CPJ), mengeluarkan pernyataan resmi bahwa mereka mengutuk penangkapan Marie Ressa. CPJ meminta Pemerintah Filipina untuk menghentikan penahanan Marie Ressa dan menutup semua kasus yang berkaitan dengan dirinya. Special Rapporteur PBB David Kaye pun turut mengungkapkan bahwa penangkapan Marie Ressa adalah tindakan yang tidak dapat ditoleransi.

Marie Ressa Sudah Dibebaskan

Pada hari Kamis (14/2), Marie Ressa pun akhirnya dibebaskan. Ia dibebaskan setelah permohonan jaminannya diterima oleh pengadilan. Politics.com melaporkan kalau Ressa merasa penangkapan dirinya adalah tentang dua hal, yakni penyalahgunaan kekuasaan dan hukum. “Ini tentang dua hal: penyalahgunaan kekuasaan dan mempersenjatakan hukum,” ungkap Ressa yang emosional sesaat setelah keluar tahanan. Ressa membayar jaminan sebesar 100 ribu Peso atau sekitar 27 juta Rupiah untuk keluar dari tahanan.

Share: Kritisi Pemerintah, Maria Ressa Ditangkap Pemerintah Filipina