Kesehatan

Bahaya Vape dan Dampak Bagi Orang di Sekitarnya

Admin — Asumsi.co

featured image
Unsplash

Rokok elektrik, juga dikenal sebagai vape, semakin populer di kalangan anak muda di berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.

Generasi muda penghisap vape ini seringkali tidak sadar bahwa rokok elektrik mengandung nikotin, zat adiktif yang juga terkandung dalam rokok tembakau.

Mereka juga kurang tahu bahwa kebiasaan mereka juga membahayakan orang lain karena dapat membuat yang lain terpapar emisi rokok elektronik.

Bahaya perokok vape pasif

Perokok vape pasif adalah mereka yang tidak merokok tapi terpapar secara tidak langsung terhadap emisi rokok elektrik yang dihembuskan pengguna rokok elektrik.

Tidak seperti perokok pasif yang juga menghirup asap yang berasal dari rokok tembakau yang dibakar, perokok vape pasif hanya menghirup aerosol rokok elektrik yang dihembuskan oleh penggunanya.

Tapi perokok vape pasif juga menghadapi bahaya yang serius layaknya perokok pasif lainnya setidaknya karena dua alasan:

1. Aerosol rokok elektrik mengandung zat beracun yang berbahaya

Banyak orang menyangka aerosol dari vape hanya mengandung uap air.

Vape ternyata juga mengandung racun.

Zat beracun tersebut di antaranya partikel halus dan sangat halus (juga dikenal sebagai materi partikulat), nikotin, senyawa organik yang mudah menguap seperti formaldehyde dan acetaldehyde, yang dapat menyebabkan kanker pada manusia .

Vape juga mengandung logam dengan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau.

Nikotin dalam vape dapat menyebabkan gangguan fungsi otak, terutama pada anak muda.

Materi partikulat pada aerosol rokok elektrik lebih kecil dibandingkan materi partikulat yang ditemukan pada asap biasa. Hal ini membuat partikel ini lebih mudah masuk ke dalam paru-paru dan menimbulkan penyakit seperti penyakit kardiovaskular dan pernapasan serta diabetes.

Banyak penelitian menunjukkan tingkat materi partikulat dan nikotin di dalam ruangan meningkat selama dan setelah penggunaan vape, menunjukkan bahwa vape menyebabkan polusi dalam ruangan.

Sebagai contoh, di dalam rumah pengguna rokok elektrik, konsentrasi nikotin di udara dalam ruangan lebih banyak enam kali dibandingkan di dalam rumah non-pengguna rokok elektrik.

Orang-orang yang tinggal bersama pengguna rokok elektrik juga menyerap nikotin dari aerosol rokok elektrik ke dalam sistem tubuh mereka.

Nikotin di udara dan materi partikulat halus dapat juga meracuni ruangan atau tempat yang lain karena keduanya bisa berpindah ke area terdekat dan lingkungan luar ruangan.

Aerosol dari vape juga mengandung zat lain yang tidak ada di rokok biasa, seperti propylene glycol dan glycerol, yang berperan sebagai pelarut dalam cairan vape, dan zat perasa.

Walaupun propylene glycol dan glycerol dianggap aman untuk dikonsumsi melalui saluran pencernaan, keduanya tidak terbukti aman untuk dihirup.

Paparan terhadap aerosol rokok elektronik dalam jangka pendek telah terbukti menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan dan memperburuk kondisi pernapasan, seperti asma dan penyakit bronkitis kronik.

Pandemi COVID-19 dapat menyebabkan orang lain yang terpapar dengan rokok elektrik memiliki risiko yang lebih tinggi tertular atau mengalami penyakit COVID-19 yang lebih parah karena aerosol rokok elektrik dapat mengganggu fungsi paru-paru dan imunitas.

2. Perokok vape pasif dapat mendorong semakin banyak orang merokok dan menerima vape

Banyak penelitian menunjukkan bahwa anak muda yang melihat orang lain menghisap rokok elektrik atau terpapar dengan aerosol vape lebih mungkin mulai memakai vape atau bahkan rokok biasa.

Mereka bahkan cenderung menganggap vape atau menjadi perokok pasif vape aman.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya “gateway effect” bagi orang yang tidak merokok untuk menjadi perokok nantinya atau menjadi pengguna keduanya, baik vape maupun rokok.

Perokok vape pasif berada di sekitar kita

Dampak perokok vape pasif tidak bisa diabaikan.

Paparan terhadap aerosol rokok elektronik telah meluas, terutama di negara-negara yang penggunaan rokok elektroniknya sudah lazim, seperti Yunani dan Inggris.

Pada 2017-2018, 16% orang dewasa di 12 negara Eropa terpapar dengan aerosol rokok elektrik di dalam ruangan.

Di Amerika Serikat, vaping pasif di dalam atau luar ruangan tempat publik dilaporkan oleh sekitar satu dari tiga pada pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada 2018.

Memang, perokok vape pasif mempengaruhi anak muda, laki-laki, dan mantan pengguna rokok elektrik secara tidak proporsional.

Di Eropa, perokok vape pasif banyak terdapat di tempat di mana merokok telah dilarang, termasuk di dalam ruangan bar, restoran, dan tempat kerja, atau fasilitas pendidikan.

Penggunaan rokok elektrik bahkan juga ditemukan pada lokasi yang biasa anak-anak sering berkeliaran, seperti taman bermain anak-anak dan gerbang sekolah .

Rekomendasi

Untuk menangani dampak negatif yang dirasakan perokok vape pasif, kita harus mengawasi dengan ketat tren ini, terutama di sekitar anak-anak dan orang-orang dengan penyakit serius.

Pembuat kebijakan harus mempertimbangkan memasukkan rokok elektrik dalam kebijakan antirokok untuk mempermudah komunikasi dan implementasi regulasi tersebut.

Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian tembakau Badan Kesehatan Dunia (FCTC WHO) telah menganjurkan negara-negara untuk melarang vape di ruangan tertutup atau paling tidak di tempat bebas rokok.

Namun, kurang dari 60% negara wilayah Eropa WHO yang memiliki hukum di tingkat nasional terkait penggunaan rokok elektrik pada 2018.

Kurangnya regulasi penggunaan rokok elektrik diakibatkan negara-negara masih lebih fokus pada ranah regulasi lainnya untuk rokok elektrik, seperti pemasaran, periklanan, harga, dan standar produk.

Untungnya, sebagian besar orang mendukung pelarangan vape di tempat publik, terutama di area bebas rokok. Hal ini menunjukkan adanya kesempatan bagi pemerintah untuk menyusun regulasi rokok elektrik sebagai bagian dari strategi nasional pengendalian tembakau.

Indonesia belum meregulasi rokok elektrik dengan baik, padahal sudah banyak digunakan oleh kalangan anak muda.

Pemerintah harus mulai beraksi secepatnya dengan memonitor penggunaan rokok elektrik dan melarang penggunaannya di tempat umum, setidaknya di kawasan bebas rokok.

Oleh karena itu, aturan tentang penggunaan rokok elektrik mesti dimasukkan dalam kerangka strategi pengendalian tembakau di tingkat nasional maupun daerah.

Artikel ini dibuat oleh Doctoral Researcher in Public Health Universitat de Barcelona, Beladenta Amalia dan telah terbit di The Conversation dengan judul asli ‘Bahaya rokok elektrik bagi orang di sekitarnya‘.

Share: Bahaya Vape dan Dampak Bagi Orang di Sekitarnya