Internasional

Ashraf Ghani, Presiden Afghanistan yang Kabur dari Taliban dengan Helikopter Penuh Uang

Admin — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, meninggalkan istana kepresidenan di Kabul pada hari Minggu (15/8) saat pasukan Taliban menggulingkan pemerintahannya. 

“Untuk menghindari pertumpahan darah, saya pikir lebih baik pergi,” katanya di Facebook dalam komentar pertamanya. 

Kabur Membawa Sejumlah Uang 

Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu dengan empat mobil dan sebuah helikopter penuh uang tunai dan harus meninggalkan sejumlah uang karena tidak semuanya muat.

“Keruntuhan rezim itu paling jelas ditandai dengan cara Ghani melarikan diri dari Afghanistan,” kata Nikita Ishchenko, juru bicara kedutaan Rusia di Kabul, seperti dikutip oleh RIA.

“Empat mobil penuh dengan uang, mereka mencoba memasukkan sebagian dari uang itu ke dalam helikopter, tetapi tidak semuanya muat. Dan sebagian dari uang itu dibiarkan tergeletak di landasan,” katanya. 

Perwakilan khusus Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Afghanistan Zamir Kabulov mengatakan tidak jelas berapa banyak uang yang ditinggalkan. 

“Saya berharap pemerintah yang melarikan diri tidak mengambil semua uang dari anggaran negara. Ini akan menjadi landasan anggaran jika ada yang tersisa,” kata Kabulov kepada stasiun radio Ekho Moskvy di Moskow. 

Dalam postingan media sosialnya, Ghani menulis bahwa tujuan pergi untuk menyelamatkan nyawa. “Jika saya tetap tinggal, tak terhitung warga negara saya akan menjadi martir dan Kabul akan menghadapi kehancuran dan berubah menjadi reruntuhan yang dapat mengakibatkan bencana manusia bagi enam juta penduduknya” tulis Ghani. 

Sosok Terisolasi 

Ghani merupakan presiden terpilih pertama pada tahun 2014. Saat itu, dia mengambil alih dari Hamid Karzai yang memimpin Afghanistan setelah invasi pimpinan AS pada tahun 2001, dan mengawasi penyelesaian misi tempur AS, penarikan pasukan asing yang hampir selesai dari negara itu, serta proses perdamaian yang kacau dengan pemberontak Taliban. 

Baca Juga: Taliban Sekali Lagi, Bagaimana Dampaknya untuk Al-Qaeda dan Jihadis Dunia?

Sebagai sosok yang semakin terisolasi, ia menjadikan upaya untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade sebagai prioritas. Meskipun serangan terus-menerus terhadap pemerintah dan pasukan keamanannya oleh Taliban, dan memulai pembicaraan damai dengan para pemberontak di ibukota Qatar, Doha, pada tahun 2020. 

Selama masa kepresidenannya, ia berhasil menunjuk generasi baru pemuda Afghanistan yang berpendidikan untuk posisi kepemimpinan pada saat koridor kekuasaan negara itu ditempati oleh segelintir tokoh elit dan jaringan patronase. 

Dia berjanji untuk memerangi korupsi yang merajalela, memperbaiki ekonomi yang lumpuh dan mengubah negara itu menjadi pusat perdagangan regional antara Asia Tengah dan Selatan, namun belum dapat memenuhi dari janji-janji tersebut.

Share: Ashraf Ghani, Presiden Afghanistan yang Kabur dari Taliban dengan Helikopter Penuh Uang