Arteria Dahlan Santai Dikecam soal Sunda, Minta Silakan Mengadu ke MKD

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Arteria Dahlan tak mau ambil pusing atas respons masyarakat yang tidak terima dengan kritiknya terhadap kepala kejaksaan tinggi (kajati) yang menggunakan bahasa Sunda dalam sebuah rapat. 

Arteria meminta warga yang keberatan melaporkannya Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR 

Negara Demokrasi: Politikus PDIP itu berargumen, Indonesia adalah negara demokrasi. Menurutnya, pihak-pihak yang tidak berkenan dengan pernyataannya bisa menempuh jalur atau mekanisme yang berlaku.

“Mekanismenya ada MKD, apakah pernyataan salah. Kita ini demokrasi, silakan kalau kurang berkenan dengan pernyataan saya, silakan saja,” kata Arteria kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (19/1).

Silakan ke MKD: Melalui MKD, dia melanjutkan, dirinya juga bisa membuktikan apakah bersalah atau tidak terkait pernyataan yang telah disampaikan.

Arteria dalam kesempatan itu hanya menegaskan, pernyataannya tidak bermaksud mendiskreditkan. 

“Bahwa mereka terpilih karena punya kompetensi, integritas, kapasitas, dan kapabilitas sebagai pemilik-pemilik atau pemegang-pemegang jabatan strategis di kejaksaan,” tutur Arteria. 

Kronologi: Arteria mengkritik kajati yang menggunakan bahasa Sunda dalam sebuah rapat. Hal itu disampaikan Arteria dalam rapat Komisi III DPR dengan Burhanuddin, Senin (17/1). 

Dalam rapat, Arteria meminta Burhanuddin mengambil tindakan tegas dengan memecat oknum Kepala Kejati tersebut. Namun, Arteria tak menyebut oknum kepala Kejati dan momen rapat yang dimaksudkannya tersebut.

“Ada kritik sedikit, Pak JA (Jaksa Agung), ada Kajati Pak, yang dalam rapat dalam raker itu ngomong pakai bahasa Sunda, ganti Pak itu,” kata Arteria.

Pascapernyataan tersebut, sejumlah kritik untuk Arteria mencuat. Mulai dari Ridwan Kamil, Plt Wali Kota Bandung, hingga sejumlah kelompok masyarakat Sunda lainnya.

Baca juga:

​Gaduh Arteria Dahlan Minta Ganti Kajati karena Rapat Berbahasa Sunda

Pemerintah Tiadakan Rekrutmen CPNS 2022

5 Taruna Pelayaran Semarang jadi Terdakwa Penganiayaan Juniornya