Isu Terkini

Anarcho-Syndicalism, Berangkat dari Barat, Merugikan Masyarakat

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Kelompok Anarcho Syndicalism sedang menjadi buah bibir menyusul dugaan perusakan yang dilakukan kelompok tersebut di beberapa daerah saat aksi Hari Buruh, Rabu (1/5) kemarin. Kelompok ini diduga oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjadi salah satu penyebab kerusuhan di beberapa kota tersebut.

“Aksi May Day seluruh Indonesia relatif aman, tapi ada satu kelompok yang namanya Anarcho Syndicalism,” ujar Jenderal Tito di Mabes Polri, Kamis (2/5).

Menurut Tito, salah satu yang diinginkan oleh kelompok ini adalah pekerja yang bebas dari aturan. Doktrin ini datang dari luar negeri dan sudah cukup lama berbedar di Indonesia.

“Memang ada semacam doktrin dari ahli di luar negeri, sudah lama, mengenai masalah pekerja, di antaranya adalah pekerja itu jangan diatur kira-kira begitu, jadi pekerja itu lepas dari aturan-aturan, mereka menentukan sendiri,” lanjut Jenderal Tito.

Jenderal Tito Karnavian menyebutkan kalau kelompok ini juga ada di Surabaya dan Jakarta. Yang disayangkan, kelompok ini melakukan kekerasan dan vandalisme. Hal ini jelas merugikan banyak pihak.

“Sekarang juga ada di Surabaya, ada di Jakarta, dan mereka sayangnya melakukan aksi kekerasan, vandalism, coret-coret simbol A, ada yang merusak pagar,” ucapnya.

Untuk meredam tindak kekerasan yang dilakukan kelompok ini, Jenderal Tito menyebutkan akan menindak tegas oknum-oknum dari kelompok tersebut yang menciptakan keonaran. Selain itu, kelompok Anarcho Syndicalism ini juga akan dibina oleh pihak kepolisian.

“Menghadapi situasi itu kita pasti akan tindak tegas, tapi saya sudah perintahkan untuk melakukan pemetaan kelompoknya dan kita akan melakukan pembinaan kepada mereka,” tutur Jenderal Tito.

Anarcho-Syndicalism: Sejak Masa Revolusi Industri, Tekankan Aksi Langsung

Nama Pierre-Joseph Proudhon adalah nama yang tidak asing bagi kelompok-kelompok yang membawa gagasan Anarcho-Syndicalism. Hubert Lagardelle, pelopor revolusi sindikalisme asal Perancis, menyebutkan bahwa Proudhon merupakan penggagas ide dasar ini. Revolusi industri yang menciptakan kelas ekonomi “buruh” di berbagai negara, menjadi pemicu terbentuknya gagasan Anarcho-Syndicalism .

Dalam prinsipnya, gagasan Anarcho-Syndicalism berpegang teguh pada dua hal, yakni solidaritas dan aksi langsung. Memperjuangkan penghapusan sistem upah bagi buruh, kelompok ini menggunakan aksi langsung, alih-alih mekanisme representatif di pemerintahan (seperti DPR), dalam memperjuangkan ide-idenya. Hal ini lah yang menjadi salah satu justifikasi kelompok Anarcho-Syndicalism lebih senang melakukan aksi turun ke jalanan menuntut haknya, alih-alih melalui mekanisme di pemerintahan. Segala bentuk “kekuasaan” (dalam konteks pemerintah) dianggap hal yang buruk dan segala bentuk hierarki tanpa justifikasi etis harus diganti dengan sistem yang lebih egaliter dan terdesentralisasi.

Di awal abad ke-20, kelompok-kelompok dengan aliran Anarcho-Syndicalism di berbagai negara Eropa dan Amerika Selatan terus berkembang. Beberapa di antaranya menggunakan istilah serikat buruh saja, tanpa embel-embel Anarcho-Syndicalism. Meski demikian, mereka mempromosikan nilai-nilai Anarcho-Syndicalism tersebut.

Hingga kini, Anarcho-Syndicalism masih menjadi gagasan yang dipraktikkan di berbagai negara. Australia memiliki kelompok bernama Anarcho-Syndicalist Federation. Negara-negara lain yang kini juga memiliki kelompok beraliran Anarcho-Syndicalism seperti Norwegia, Polandia, Rusia, dan Serbia. Kelompok-kelompok ini terus memperjuangkan nilai-nilai dengan cara-cara yang mereka percaya.

Berada di Sisi Ekstrem Membuat Gagasan Ini Jarang Diminati

Jika kalian benar-benar meminati studi tentang pergerakan buruh, kalian akan menemukan fakta bahwa Anarcho-Syndicalism hanyalah satu gagasan dari beberapa gagasan lain yang dipercaya oleh para buruh dalam memperjuangkan hak-haknya. Sebagai sebuah gagasan pergerakan buruh, Anarcho-Syndicalism berada di titik ekstrem, dengan sedikit orang yang mempraktikannya. Akan selalu ada sekelompok orang yang mempraktikannya di sebuah negara, tetapi sulit untuk melihat gagasan ini menjadi satu gagasan yang dipercaya mayoritas masyarakat di sebuah negara.

Aksi Perusakan, Merugikan Publik dan Kelompok Buruh Lain

Jika berangkat dari apa yang mereka percaya, terutama “aksi langsung” dengan cara perusakan seperti yang dilakukan pada Hari Buruh kemarin, kehadiran kelompok ini jelas merugikan. Pertama, kelompok ini merugikan banyak orang lain. Perusakan ruang publik jelas merugikan orang lain yang membutuhkan fasilitas publik tersebut. Padahal, jika tidak melakukan perusakan, jelas akan lebih banyak orang yang berempati dengan apa yang mereka suarakan.

Kedua, mereka juga merugikan kelompok buruh yang lainnya. Dengan perusakan, kesan masyarakat kepada “buruh” akan lebih negatif dari yang sebelumnya. Hal ini jelas akan mempersulit suara buruh-buruh lain, termasuk suara-suara buruh yang sebenarnya tidak mendukung cara-cara perusakan ini.

Share: Anarcho-Syndicalism, Berangkat dari Barat, Merugikan Masyarakat