Budaya Pop

Cerita tentang Para Pahlawan yang Seringkali Terlupakan

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Setiap harinya, saya berinteraksi dengan orang-orang yang saya kenal. Bahkan, dapat dikatakan saya kenal dekat dengan sebagian kecil dari mereka. Di kampus, saya berinteraksi dengan teman-teman kampus satu jurusan. Mulai dari interaksi yang serius seperti membahas topik yang sedang dibicarakan oleh dosen, hingga hal yang remeh temeh seperti berjalan bareng ke kantin fakultas. Di kantor pun begitu. Setiap harinya, saya berinteraksi dengan rekan-rekan kerja. Semuanya merupakan orang-orang yang setidaknya saya tahu latar belakang kehidupannya seperti apa.

Di sisi lain, ada sebenarnya  orang-orang yang saya tidak begitu kenal, bahkan saya seringkali tidak ngeh akan kehadiran mereka, namun cukup sering melakukan interaksi dengan saya. Padahal, kehadiran mereka begitu membantu saya dalam urusan sehari-hari. Tanpa mereka, saya akan jauh lebih kerepotan. Mereka adalah Office Boy (OB) di kantor, Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah, supir ojek online yang dapat saya andalkan ketika bepergian, dan pengirim makanan delivery yang saya dapat pesan melalui aplikasi. Saya mengelompokkan mereka sebagai The (Oftenly) Forgotten Heroes, atau pahlawan yang sering terlupakan, dan telah membuat kehidupan saya jauh lebih mudah setiap harinya.

Mang Endang: “Es Teh Manis Buatanku, Numero Uno!”

Sosok pahlawan yang sering terlupakan di kehidupan saya yang pertama adalah Mang Endang, satu-satunya OB di kantor Asumsi.co yang selalu dapat diandalkan ketika lapar atau haus menyerang (atau ketika galon air mineral di dispenser ruang kerja sudah habis). Tidak hanya diandalkan oleh saya, tentu saja, Mang Endang juga menjadi andalan seluruh tim Asumsi.co. Ketika waktu telah menunjukkan Waktu Indonesia bagian Asumsi Kelaparan, Mang Endang adalah 911 untuk perut-perut yang membutuhkan pertolongan tersebut. Menu utama yang seringkali ditawarkan Mang Endang ada dua: antara ayam bakar atau mie ayam. Namun, Mang Endang orangnya cukup dinamis. Pesanan sesuai orderan yang kita inginkan juga bisa. Tinggal kasih tau, Mang Endang siap meluncur!

Mang Endang sendiri memiliki dagangan yang bisa saya beli. Untuk makanan, Mang Endang menawarkan dagangan mie instan rebus atau mie instan goreng. Untuk minuman, saya sering pesan es teh manis. Es teh manis Mang Endang ini merupakan salah satu minuman terfavorit saya di seluruh dunia (enggak ding. Tapi beneran, kayak es teh rasanya!).  Karena keterbatasan menu, tentu saja saya enggak setiap hari beli dagangannya Mang Endang (yaiyalah, bisa usus buntu kalo makan mie instan setiap hari).

Setiap kantor pasti punya Mang Endang-nya masing-masing. Sebelum membuat mereka merasa terlupakan, jangan lupa untuk apresiasi mereka. Setidaknya mengucapkan “terima kasih” ketika dibantu sudah menjadi batas minimal dalam mengapresiasi mereka.

Ibu Lilis: Memastikan Saya Terbangun untuk Beraktivitas di Pagi Hari

Kemudian, pahlawan yang seringkali terlupakan kedua versi saya adalah ART di rumah saya. Namanya Ibu Lilis. Ia telah bekerja di rumah saya kurang lebih dua tahun. Ibu Lilis ini bukanlah ART tetap yang tinggal di rumah saya. Ia datang di pagi hari dan pulang di siang hari. Begitu setiap hari jadwalnya. Karena kamar saya di lantai dua rumah dan bersebelahan dengan ruang untuk ibu Lilis bekerja, setiap pagi saya selalu dibangunkan olehnya. Kalo enggak ada bu Lilis? Berantakan jadwal saya setiap harinya. Memang saya pun memasang alarm untuk berjaga-jaga, namun siapa yang dapat memastikan saya benar-benar terbangun selain bu Lilis?

Itu baru satu hal yang ia lakukan di pagi hari. Belum hal yang benar-benar ia seharusnya lakukan di rumah saya: membantu keluarga saya membereskan urusan rumah tangga setiap harinya. Jika rumah kalian memiliki ART yang membantu urusan rumah tangga kalian, mari mulai apresiasi kehadiran mereka. Meskipun ‘hanya’ sekadar membantu urusan rumah tangga, tanpa kehadiran para ART ini, urusan sehari-hari di rumah tentunya akan jauh lebih menyulitkan.

Supir Ojek Daring: Kita Datang, Kita Ambil, Kita Antar

Ketiga, pahlawan yang seringkali terlupakan lainnya adalah para supir ojek daring. Semenjak kehadiran beberapa penyedia jasa transportasi daring, kehidupan saya sehari-hari menjadi jauh lebih efisien dan mudah. Mulai dari mengantarkan saya ke kampus, ke rumah, ke kantor, ke stasiun, bahkan ke rumah pacar, ojek daring tidak pernah mengecewakan saya secara pelayanan. Bahkan sekarang, saya sudah lupa bagaimana rasanya hidup tanpa bergantung dengan ojek daring. Memang, ada beberapa pengalaman pribadi saya yang tidak lebih baik dari yang lain, namun, hal tersebut masih dapat ditoleransikan. Sedangkan terkait kasus pelecehan yang sedang marak belakangan ini, tentu saya mengutuk hal tersebut. Kasus pelecehan ini tentu tidak dapat ditoleransikan dan harus dapat diusut tuntas, sehingga pelaku mendapatkan hukuman sesuai ganjaran.

Pengantar Makanan Delivery: Perut Ini Akan Terus Berdendang Tanpa Kalian!

Kelompok orang terakhir yang masuk ke dalam kategori pahlawan yang sering terlupakan versi saya adalah para pengantar makanan delivery. Dengan kondisi kerjaan atau kuliah di kampus yang tidak bisa ditinggal, para pengantar makanan delivery ini menjadi line pertolongan terakhir yang dapat  saya andalkan. Dari sudut pandang ‘profesionalitas’, memang mengantarkan makanan delivery adalah pekerjaan mereka. Namun, bayangkan jika mereka tidak ada? Mungkin pekerjaan atau perkuliahan saya akan terhambat. Segala urusan sehari-hari yang dengan mudah saya lakukan akan semakin sulit karena makanan harus saya beli ke toko langsung. Dengan mentalitas untuk tidak taking them for granted dan lebih menghargai kehadiran mereka, saya jadi lebih dapat bersyukur atas apa yang saya sedang jalani dan miliki.

Hafizh Mulia adalah mahasiswa tingkat akhir program sarjana di Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia. Tertarik dengan isu-isu ekonomi, politik, dan transnasionalisme. Dapat dihubungi melalui Instagram dan Twitter dengan username @kolejlaif.

Share: Cerita tentang Para Pahlawan yang Seringkali Terlupakan