Isu Terkini

Penembakan di Selandia Baru dan Sejarah Supremasi Kulit Putih

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Penembakan yang terjadi di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat, 15 Maret 2019 kemarin diduga berhubungan dengan gerakan supremasi kulit putih. Gerakan ini adalah gerakan yang dilakukan oleh orang-orang kulit putih yang merasa bahwa rasnya adalah ras terbaik dan merasa lebih superior dari ras lainnya. Gerakan supremasi kulit putih sudah terjadi dari berabad-abad yang lalu.

Supremasi Kulit Putih Berawal dari Masa Perbudakan di Amerika Serikat

Pondasi pemikiran supremasi kulit putih dapat ditarik hingga ke abad 17. Kala itu, rasisme terhadap masyarakat non-kulit putih masih dianggap normal dan bahkan didukung secara pseudoilmiah. Berbagai macam kajian dibuat dan dipublikasi demi melegitimasi superioritas orang kulit putih, terutama yang berasal dari ras Arya.

Di Amerika Serikat, rasisme supremasi kulit putih sudah terjadi semenjak sebelum perang sipil terjadi di tahun 1860-an. Setelah perang sipil Amerika Serikat selesai, era Rekonstruksi (1863-1877) masih menganggap rasisme dan supremasi kulit putih adalah hal yang normal. Supremasi kulit putih ini diterapkan dalam berbagai bentuk, namun yang paling kasat mata adalah perbudakan. Pada era Rekosntruksi ini, diperkirakan ada empat juta warga kulit hitam yang diperbudak oleh ras kulit putih.

Dalam bentuk yang lebih implisit, supremasi kulit putih juga dilakukan dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah tidak memberikan izin untuk warga non-kulit putih bekerja di kantor pemerintahan. Peraturan yang melarang warga kulit putih bekerja di sektor publik ini bahkan terus berlanjut hingga pertengahan abad 20. Selain itu, The Naturalization Act of 1790 juga membatasi kewarganegaraan Amerika Serikat hanya untuk warga kulit putih saja.

Tidak hanya di Amerika Serikat, supremasi kulit putih juga ditegakkan di sisi lain atlantik, yakni di Inggris Raya. Bahkan di tahun 1937, perdana menteri Inggris Raya Winston Churchill mengemukakan bahwa warga kulit putih adalah ras yang lebih superior dibanding yang lain. Dalam sebuah pidato, Churchill menolak fakta kalau tindakan diskriminasi yang ia lakukan pada suku Indian di Amerika Serikat dan warga kulit hitam di Australia adalah sebuah tindakan yang rasis. Ia menolak hal ini karena merasa bahwa ras kulit putih lebih superior dan berhak untuk melakukan hal tersebut. Berikut potongan pidatonya.

I do not admit for instance, that a great wrong has been done to the Red Indians of America or the Black People of Australia. I do not admit that a wrong has been done to these people by the fact that a stronger race, a higher race, a more worldly wise race to put it that way, has come in and taken their place.”

Satu negara lain yang juga dikenal melakukan supremasi kulit putih secara eksplisit adalah Jerman di bawah kepemimpinan Partai Nazi. Di tahun 1930-an, mereka melakukan rasisme hingga membunuh jutaan jiwa di kamp-kamp konsentrasi. Holocaust adalah salah satu peristiwa genosida yang dilakukan oleh Nazi Jerman, dengan membunuh jutaan jiwa warga Yahudi.

Supremasi Kulit Putih di Era Kontemporer

Meski sekarang kesetaraan ras sudah lebih dijunjung tinggi dan diskriminasi sistematik di kedua negara tersebut sudah jauh berkurang, masih ada sekelompok orang yang membawa ideologi berbasis supremasi kulit putih ini. Ku Klux Klan (KKK) adalah salah satu kelompok yang sejak pertengahan abad ke-19 hingga kini masih terus ada dan memperjuangkan supremasi ini. Gaya pakaian jubah putih-putih menjadi trademark yang tersemat pada kelompok ini. Selain KKK, ada beberapa kelompok lain yang juga memperjuangkan ideologi yang sama. Mereka memperjuangkan supremasi kulit putih dan melakukan tindakan diskriminasi kepada siapapun yang dianggapnya lebih inferior.

Penembakan Selandia Baru Diduga Ada Hubungan dengan Supremasi Kulit Putih

Tersangka pelaku penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru, diduga memiliki hubungan dengan ideologi supremasi kulit putih. Salah satu yang paling eksplisit terlihat dari senjata yang ia gunakan. Senjata tersebut dituliskan nama-nama pejuang masa lampau yang pernah berperang melawan muslim Ottoman dan dituliskan referensi lainnya yang berhubungan dengan perjuangan tentara Kristen ketika melawan Muslim di abad 11 hingga 13 Masehi.

Share: Penembakan di Selandia Baru dan Sejarah Supremasi Kulit Putih