Budaya Pop

Manchester United-Liverpool: Rival Abadi Sejak Dulu

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Pertandingan antara Manchester United dan Liverpool adalah pertandingan yang selalu ditunggu-tunggu oleh penikmat sepak bola di seluruh dunia. Serupa dengan El Clasico di Spanyol, Derbi Barat Laut selalu menyajikan pertandingan yang panas dengan gol-gol spektakuler. Namun ternyata, pertandingan yang berlangsung di Old Trafford, pukul 14.05 waktu Manchester kemarin (24/2), tidak berlangsung sesuai ekspektasi. Badai cedera yang menghujam Manchester United memaksa klub ini bermain di luar skema. Begitu pun dengan para pemain Liverpool yang dirasa bermain di bawah kualitas seharusnya. Pertandingan kemarin berlangsung imbang tanpa gol sampai peluit panjang dibunyikan.

Kejar-kejaran Jumlah Trofi

Setiap kali Manchester United bertemu Liverpool, suasana di Barat Laut Inggris dijamin langsung memanas. Kedua klub ini adalah rival abadi yang sama-sama berasal dari wilayah Barat Laut. Meski begitu, rivalitas ini tidak hanya soal letak geografis. Rivalitas kedua klub ini juga berkaitan dengan jumlah trofi yang sudah diraih.

Saat ini, Manchester United adalah klub sepak bola tersukses di ranah Inggris. Mereka sudah 20 kali menjuarai liga, terbanyak sepanjang sejarah. Liverpool tepat di posisi kedua dengan total 18 kali menjuarai liga.

Baca Juga: Solskjaer, Cadangan Super MU untuk Gantikan Mourinho

Di kasta Eropa, yakni Liga Champions, Liverpool memiliki capaian yang lebih baik. Klub ini sudah memenangkan Liga Champions sebanyak lima kali. Dengan capaian ini, Liverpool memegang status sebagai klub asal Inggris Raya dengan torehan juara Liga Champions terbanyak. Di belakangnya, Manchester United membuntuti torehan tersebut dengan tiga kali juara.

Rivalitas Manchester-Liverpool Melampaui Urusan Sepak Bola

Rivalitas antara Manchester dan Liverpool ternyata tidak hanya terjadi di lapangan hijau. Di luar sepak bola, kedua kota tersebut juga dipenuhi dengan permusuhan. Persaingan antara kedua kota ini sudah terjadi cukup lama, yakni dari masa revolusi industri.

Di masa awal revolusi industri, akses terhadap laut adalah satu hal yang begitu menguntungkan. Pembangunan pelabuhan pada abad ke-18 di Liverpool membuat kota ini mengungguli Manchester dalam urusan industri dan ekonomi. Padahal, dalam urusan populasi dan kegiatan ekonomi pra-revolusi industri, Manchester dinobatkan sebagai kota kedua Inggris setelah London.

Baca Juga: Boxing Day, Hari Libur Natal Ekstra Khas Inggris Raya

Meski tidak diuntungkan secara letak geografis, Manchester terus berbenah. Menuju pertengahan abad 20, Manchester yang tidak memiliki akses laut membangun Kanal Laut Manchester. Kanal ini mengakibatkan kapal-kapal yang seharusnya bersandar di Liverpool justru memilih Manchester sebagai tempat berlabuh. Sebelum kanal dibangun, kota Liverpool begitu diuntungkan. Namun, setelah kanal ini dibangun, Manchester kembali mampu menyaingi Liverpool dalam urusan pertumbuhan ekonomi dan industri.

Pusat Kebudayaan Inggris

Tidak hanya menjadi rival, kedua kota ini juga mampu menjadi pusat kebudayaan Inggris. Buktinya, di sektor musik, Liverpool memiliki The Beatles yang berhasil menguasai dunia di tahun 1960-an. Sedangkan Manchester memiliki Oasis yang begitu masyhur di era 1990-an.

Selain itu, kedua kota ini juga memiliki galeri seni yang begitu terkenal. Liverpool memiliki Tate Liverpool yang dibangun tahun 1988. Berbagai pertunjukan seni tingkat internasional diadakan di sana.

Baca Juga: Persija dan Loyalitas The Jak Mania Padanya​​​​​​​

Tidak kalah kerennya, Manchester juga memiliki galeri seni bernama The Lowry. Terdapat dua teater dan beberapa galeri yang menjadi tempat untuk pameran kebudayaan tingkat internasional. Teater ini diresmikan tahun 2000 oleh Ratu Elizabeth II.

Share: Manchester United-Liverpool: Rival Abadi Sejak Dulu