Budaya Pop

Jalan Panjang Rupert Murdoch Jadi Konglomerat Media dan Makin Kaya Setelah Jual Fox

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Pada hari Rabu dini hari, 20 Maret 2019 waktu setempat, 21st Century Fox baru saja diakuisisi oleh Disney. Pengakuisisian ini diperkirakan senilai US$71,3 miliar atau setara dengan (sekitar) Rp 1.000 triliun. Negosiasi terkait akuisisi ini dikabarkan oleh Forbes sudah dinegosiasi lebih dari satu tahun lamanya.

Dengan pengakuisisian Disney pada Fox, Rupert Murdoch berpeluang mendapatkan uang segar secara instan. Sebagai pendiri dan pemimpin 21st Century Fox, Murdoch diestimasi memiliki kekayaan sebesar US$18,4 miliar pada hari Rabu siang. Angka tersebut selisih sebesar US$4,3 miliar dari catatan Forbes tanggal 13 Desember 2017.

Sebelum pengakuisisian ini, kekayaan terbesar Murdoch adalah kepemilikan saham di 21st Century Fox. Ia memiliki 17 persen saham dari total nilai perusahaan yang berada di kisaran US$13,3 miliar. Bila diasumsikan Murdoch mencairkan seluruh sahamnya tersebut, diperkirakan ia mendapatkan uang segar sebesar US$10.5 miliar. Angka yang begitu fantastis.

Capaian Murdoch Membangun Media

Rupert Murdoch adalah salah satu contoh nyata pebisnis tersukses yang pernah ada di Amerika Serikat. Lahir tahun 1931, Britannica mencatatkan kalau Murdoch merupakan anak dari Sir Keith Murdoch (1886-1952). Di masa mudanya, Murdoch merupakan seorang koresponden perang Australia. Ia pernah menempuh pendidikan di Worcester College, Oxford.

Karir jurnalisme Murdoch benar-benar dimulai ketika ia menjadi penyunting untuk Daily Express, London. Pengalamannya selama bekerja di Daily Express menjadi titik awal karirnya di media, termasuk menjadi jurnalis beraliran sensasionalis.

Ketika ia pulang ke Australia pada tahun 1954, ia mewarisi dua media milik orang tuanya, yakni Sunday Mail dan The News. Dilansir oleh Britannica, harian The News diubah olehnya menjadi harian yang dipenuhi berita seks dan skandal. Sirkulasi harian dengan tema tersebut ternyata melambung di masyarakat. Ia lantas menerapkan hal yang sama di harian-harian kota lainnya seperti Sydney, Perth, Melbourne, dan Brisbane.

Baca Juga: Masa Depan Fox Setelah Diakusisi Disney

Pada tahun 1969, Murdoch mulai keluar dari zona nyamannya di Australia dan merambah wilayah lain, yakni Inggris Raya. Harian pertamanya, News of the World, menggunakan rumusan yang sama dengan yang ia terapkan pada The News, yakni berita-berita sensasional terkait kriminalitas, seks, dan skandal. Salah satu ciri khas dari formula ini adalah adanya gagasan konservatif yang menjadi dasar proses penyuntingannya. Setahun setelah mengakuisisi News of the World, ia turut mengakuisisi The Sun.

Hanya selang empat tahun dari masuknya ia ke Inggris Raya, Murdoch langsung merambah Amerika Serikat. Dengan menerapkan formula yang sama, Murdoch mengakuisisi San Antonio News. Setahun kemudian, ia mengakusisi The Star yang memang sudah sejalan dengan konsep harian yang menjadi ciri khas Murdoch. Namun di akhir tahun 1980, ia menjualnya. Bertahun-tahun kemudian, ia terus mengakuisisi harian-harian lain di Amerika Serikat.

Tidak Hanya Media Cetak, Murdoch Mulai Rambah Televisi

Ketika ia masuk ke Amerika Serikat, Murdoch turut melebarkan sayapnya ke media dalam bentuk lain, yakni televisi dan radio. Di tahun 1985, ia mengakuisisi 20th Century Fox. Ia juga mengakuisisi beberapa televisi independen lain dan menggabungkannya ke dalam naungan Fox, Inc. Pengakusisian ini memperkuat posisi Murdoch di dunia industri media arus utama Amerika Serikat. Kini, ia telah memperkuat jaringan medianya secara global, dengan kepemilikan berbagai media di benua Amerika Latin, Afrika dan Timur Tengah, Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.

Membangun Karir dari Kontroversi

Nama Rupert Murdoch bukanlah nama yang terbebas dari kontroversi. Justru, banyak orang menilai kalau ia membangun karirnya dari kontroversi-kontroversi tersebut. Berbagai media yang ia miliki membangun citranya dengan hal tersebut. Bahkan, salah satu trik utama yang membuat media yang ia miliki tenar adalah dengan memasang headline yang dapat membuat publik mengernyitkan dahi.

Salah satu kontroversi yang paling terkenal adalah ketika News of the World dituduh melakukan tindakan ilegal dan tak etis dengan cara membajak kotak suara ponsel milik artis, korban pembunuhan, dan tentara Inggris Raya yang terbunuh di perang Afghanistan. Kejadian yang terjadi di bulan Juli 2011 tersebut membuat ia memutuskan untuk menutup media tersebut.

Share: Jalan Panjang Rupert Murdoch Jadi Konglomerat Media dan Makin Kaya Setelah Jual Fox