Isu Terkini

Cucu Ki Hajar Dewantara Ditemukan Meninggal dan Bahaya Orang Tua Tinggal Sendiri

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Cucu dari Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara bernama Ir Lalita Sari (67) ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Jalan Kakap Raya No 30, Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jenazah ditemukan sudah membengkak dan mengeluarkan aroma tak sedap. Diperkirakan, Lalitasari sudah meninggal sejak tiga hari yang lalu.

Berdasarkan pemeriksaan medis yang dilakukan, memang tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuh pensiunan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut. “Ditemukan meninggal dunia pada pukul 10.00 WIB tadi,” kata Kanit Reskrim Polsek Ngaglik, Iptu Budi Karyanto, Sabtu, 4 Mei 2019.

Kronologi Penemuan Jenazah Lalitasari

Penemuan jenazah Lalitasari sendiri berawal dari pembantu almarhum Turmirah yang datang ke rumah Lalita. Ketika sampai di rumah, Tumirah curiga dengan bau tak sedap yang berasal dari dalam rumah. Keberadaan bau yang menyengat itu lah yang membuat Tumirah mencoba mengecek ke dalam rumah, namun sayangnya pintu depan dalam keadaan terkunci.

Tumirah merupakan orang yang terakhir yang berbincang dengan korban pada tiga hari lalu tepatnya Rabu, 1 Mei 2019 siang. “Pembantunya itu seminggu dua kali kesini, dan tadi itu terkunci, diketok-ketok tidak ada respons dari dalam,” ucap Budi.

Saat tak ada respons apa pun dari dalam rumah, baru lah kemudian Tumirah bertanya kepada warga sekitar. Beberapa saat kemudian, ia memutuskan untuk menghubungi pihak kepolisian. Petugas kepolisian yang mendapat laporan pun langsung datang ke lokasi untuk menindaklanjuti laporan tersebut.

Setelah berhasil membuka pintu rumah Lalitasari, polisi menemukan seorang perempuan yang telah terbujur kaku dan dalam kondisi meninggal dunia di depan pintu kamar di ruang tengah dan mengeluarkan bau tidak sedap. Alhasil, tim identifikasi Polres Sleman bersama Puskesmas Ngaglik I melakukan visum. “Kita masuk bersama tim identifikasi dan dari puskesmas, kondisinya sudah membusuk,” ujar Budi.

Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan dan ditemukan ada kotoran berceceran di kamar mandi. Kemudian, dari olah tempat kejadian perkara (TKP), juga tidak ada barang berharga milik korban yang hilang. Korban diduga sudah meninggal sejak tiga hari sebelumnya.

Berdasarkan keterangan keluarga, Lalita memang memiliki riwayat penyakit jantung. “Tidak ditemukan adanya tanda-tanda tindak pidana. Tidak ada tanda-tanda penganiayaan juga,” kata Budi.

Menurut keterangan pihak kepolisian, selama ini korban memang tinggal sendirian dirumahnya. Sementara pembantunya memang datang hanya dua kali dalam seminggu untuk mengurusi di rumah. Dalam keterangannya, Tumirah sendiri mengaku kaget setelah mengetahui majikannya meninggal dunia. “Ibu itu orangnya baik hati. Ibu tinggal sendirian, anak-anaknya diluar kota,” kata Tumirah.

Kedua anak Lalita diketahui tinggal di luar Yogyakarta dan sudah menikah. Ada yang tinggal di Jawa Barat serta Kalimantan. Sementara itu, adik sepupu Lalita, Nanang Rekto Wulanjaya membenarkan, jika kakaknya merupakan cucu dari Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara. “Iya benar, Ibu Lalita cucu dari Ki Hadjar Dewantara. Dari putrinya (Ki Hadjar Dewantara) yang bernama Nyi Ratih Tarbiyah,” kata Nanang.

Jenazah Lalita sendiri dimakamkan di Komplek Makam Taman Wiyata Brata, Celeban, Yogyakarta, Minggu, 5 Mei 2019.

Bahayanya Lansia Hidup Sendiri di Rumah

Dari peristiwa ditemukannya jenazah Lalita yang diduga sudah tiga hari sebelumnya meninggal dunia, ada satu hal penting yang jadi sorotan bahwa orang tua atau lansia sebaiknya jangan dibiarkan hidup dan tinggal sendiri di rumah. Pasalnya, lansia berpotensi meninggal dunia lebih cepat jika tak berada di bawah pengawasan keluarga.

Selain memang tak ada yang memberi perhatian dan mengurus, baik itu masalah makanan, kesehatan, dan aktivitas sehari-hari, lansia yang hidup dan tinggal sendiri di rumah juga beresiko menghadapi masalah lain terkait kesehatan. Apa saja itu?

Seperti dilansir dari laman Hello Sehat, pertama, kesepian bagi lansia yang hidup sendiri di rumah ternyata bisa bikin cepat meninggal. Tentu kesepian awalnya bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Berbagai riset menunjukkan bahwa orang-orang yang merasa kesepian memiliki peningkatan risiko kematian dini sebesar 30 persen.

Kedua, hidup kesepian bisa berdampak pada penurunan sistem kekebalan tubuh. Misalnya saja hal itu merujuk pada penelitian tahun 2013 oleh Ohio State University yang menemukan bahwa seseorang yang kesepian cenderung memiliki sistem imunitas tubuh yang lebih lemah. Mereka jadi lebih rentan mengalami peradangan yang terkait dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung, artritis, diabetes tipe 2, serta penyakit Alzheimer.

Ketiga, rentan terserang penyakit jantung. Dalam sebuah riset di Harvard pada tahun 2012, disebutkan bahwa orang dewasa atau lansia yang hidup sendirian dan merasa kesepian memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung sebanyak 24 persen. Orang yang tidak mendapatkan dukungan sosial seringkali gampang stres dan hal tersebut meningkatkan risiko terserang penyakit jantung akibat dampak kesepian.

Lalu, keempat, lansia yang hidup dan tinggal sendiri di rumah berpotensi terkena depresi. Semakin berada dalam kondisi kesepian hingga sedih, maka semakin besar juga kemungkinannya mengalami depresi. Kondisi kesepian dapat memicu pengaktifan hormon otak yang berkaitan dengan stres, misalnya kortisol, sehingga sanggup menimbulkan depresi. Salah satu cara mengatasi depresi ialah dengan aktif berinteraksi sosial dengan orang lain.

Kelima, hidup sendiri di rumah bisa berisiko pada kesehatan lansia dan meningkatkan tekanan darah. Dampak kesepian yang ekstrem dan perasaan terisolasi bisa dua kali lebih tidak sehat daripada obesitas pada orang tua atau lanjut usia (lansia). Para ilmuwan meneliti lebih dari 2.000 orang berusia 50 taun selama lebih dari enam tahun.

Dibandingkan dengan rata-rata orang dalam penelitian tersebut, lansia yang merasakan kesepian memiliki risiko meninggal 14 persen lebih besar. Lalu, ada hubungan langsung juga antara perasaan kesepian kronis dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Share: Cucu Ki Hajar Dewantara Ditemukan Meninggal dan Bahaya Orang Tua Tinggal Sendiri