Budaya Pop

BuzzFeed dan Huffington Post PHK Karyawan: Tanda Kurangnya Kesejahteraan Pekerja Media?

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Kantor pusat BuzzFeed baru aja ngeluarin pesan kalau mereka akan motong 11 pekerja mereka di kantor cabang Australia. Total ada 25 orang yang akan diberi surat konsultasi. Dari jumlah tersebut, 14 di antaranya bakal dipertahankan dan 11 orang lainnya dipecat. Kesebelas orang ini dipecat karena BuzzFeed sendiri ngerasa ada tumpang tindih pekerjaan. Hal ini seperti dicuitkan oleh Lane Sainty, jurnalis BuzzFeed Australia, yang juga terancam dipecat dan udah dikasih surat konsultasi.

Thanks all for the really kind support. It means a great deal to us.

Just so it’s clear: 11 jobs cut. 25 ppl (including me) have received consultation letters, effectively meaning we are in the pool of people who are either being made redundant or staying in 14 remaining jobs.— Lane Sainty (@lanesainty) January 29, 2019

Dilansir dari News.com.au, pemecatan beberapa pekerja di cabang Australia ini adalah bagian dari rencana BuzzFeed pusat yang bakal memotong sejumlah pekerja mereka. Berdasarkan pengumuman resminya, BuzzFeed akan memotong total 15 persen dari seluruh pekerja BuzzFeed di seluruh dunia. Jumlah ini setara dengan 200 orang pekerja. Angka ini tentu cukup drastis.

Dibangun Sebagai Media Digital, Meluas ke Berbagai Jenis Pasar

Mungkin, buat generasi orang tua kalian yang belum dekat dengan media digital, nama BuzzFeed masih cukup asing. Namun, tidak untuk kebanyakan anak muda yang tinggal di kota-kota besar. Di tahun 2006, Jonah Peretti dan John S. Johnson III membangun BuzzFeed dengan tujuan memberitakan konten-konten yang sedang viral di dunia digital. Hal ini lah yang membuat BuzzFeed lebih dikenal sama anak muda. Perusahaan ini cenderung memfokuskan diri di ranah digital dan mengikuti tren anak muda itu sendiri.

Baca Juga: Fyre Festival, Bencana dari Fantasi Gila

Awalnya, sebagai media digital, konten-konten yang ada di BuzzFeed hanya berupa kuis-kuis, listicles (artikel dengan format daftar urut), dan artikel budaya pop. Target mereka hanya satu, yakni anak muda yang dekat dengan dunia digital. Strategi ini ternyata  berhasil. BuzzFeed terus merangkak naik seiring semakin luasnya pasar yang mengonsumsi konten mereka. Seiring perkembangannya, mereka pun terus memperluas konten-konten di berbagai isu lain seperti isu politik dan bisnis. Kehadiran Ben Smith yang pernah bekerja di Politico pun membuat BuzzFeed semakin matang dalam jurnalisme investigasi dan reportase. Keputusan ini terbukti sukses. Di tahun 2018 yang lalu, BuzzFeed News berhasil memenangkan sejumlah penghargaan seperti National Magazine Award dan George Polk Award.

Meski demikian, ternyata reputasi ‘ringan’ yang dibawa oleh BuzzFeed telah membuat BuzzFeed News tidak begitu dipercaya. Di tahun 2014, Pew Research Center mengeluarkan fakta kalau di Amerika Serikat, BuzzFeed News tidak dilihat sebagai sumber berita terpercaya. Hal ini membuat BuzzFeed News memutuskan untuk memiliki domain situs tersendiri, melepaskan diri dari laman BuzzFeed utama.

Tidak Hanya BuzzFeed, Huffington Post Turut Memecat Karyawannya

Salah satu media digital yang serupa dengan BuzzFeed, Huffington Post, turut melakukan pemotongan jumlah karyawan. Huffington Post (HuffPost), salah satu media asal Amerika Serikat, sudah mulai memecat pekerjanya di hari Kamis yang lalu (17/1). Ada 20 pegawai yang sudah diberhentikan oleh HuffPost. Hal ini menyusul induk perusahaan HuffPost, Verizon Media, yang berencana memotong 7 persen dari seluruh pegawainya di berbagai perusahaan. Itu artinya, sekitar 750 orang terancam kehilangan pekerjaan.

Dalam memotong biaya pengeluaran, HuffPost juga telah memutuskan untuk memberhentikan edisi Jermannya. HuffPost Deutschland akan berhenti beroperasi di tanggal 31 Maret 2019 nanti. Hal ini menjadi langkah yang disayangkan oleh berbagai pihak. Terlebih, seperti dikutip dari HuffPost, Verizon baru saja mendapatkan angin segar berupa uang sejumlah US$4 miliar. Uang ini didapat sebagai bagian dari keringanan pajak yang diberikan oleh pemerintah.

Gelombang Pemecatan, Pentingnya Kepastian Para Pekerja dan Bisnis yang Berkelanjutan

Seiring gelombang pemecatan karyawan di BuzzFeed dan HuffPost, kondisi ini mengindikasikan satu hal, yakni pentingnya kepastian para pekerja. Hal ini bukan berarti kepastian kalau pekerja tersebut tidak akan pernah dipecat. Namun setidaknya kepastian mengenai pemecatan mereka. Perusahaan harus dapat memastikan kalau para pekerjanya tidak akan dipecat secara mendadak. Dengan adanya pemberitahuan, setidaknya para pekerja ini memiliki kesempatan untuk mengambil ancang-ancang selanjutnya.

Selain itu, kesehatan keuangan perusahaan juga menjadi hal yang penting. Mengingat pemecatan seringkali menjadi bagian dari pemotongan biaya, penting untuk perusahaan memastikan kalau bisnis yang dijalankannya memiliki aspek yang berkelanjutan. Solusinya, perusahaan harus mampu memutarbalikkan otak agar tidak semakin banyak pekerjanya yang terdampak.

Share: BuzzFeed dan Huffington Post PHK Karyawan: Tanda Kurangnya Kesejahteraan Pekerja Media?