Budaya Pop

Pemkot Bogor Musnahkan Ganja dengan Dibakar, Haruskah?

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Selama ini tentu banyak yang bertanya-tanya kenapa pihak berwajib seperti kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) memusnahkan berton-ton ganja dengan cara dibakar. Bukankah asap hasil pembakaran ganja bisa membuat orang-orang ‘nge-fly atau giting’, belum lagi mungkin saja banyak juga yang sengaja ingin menghirup asap itu saat proses pemusnahan. Namun, memusnahkan ganja dengan cara dibakar ini memang jadi salah satu cara andalan pihak berwajib sampai hari ini.

Baru-baru ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan peredaran ganja seberat 1,5 ton asal Aceh, Rabu, 30 Januari 2019 malam. Petugas juga berhasil menangkap pelaku di dua lokasi berbeda, yakni di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan di Jalan Loader, Bogor Timur atau dekat Kantor KPU Kota Bogor.

Ganja tersebut dibawa melalui jalur darat menggunakan kendaraan truk yang dirancang seolah-olah kendaraan angkutan berpendingin. Barang bukti ganja disembunyikan di dasar truk dengan dibuat kompartemen khusus ditutup dengan pelat besi dan sebagian ganja dikirim menggunakan kargo udara. Pada akhirnya, ganja sebanyak itu kemungkinan besar akan dimusnahkan dengan cara dibakar.

Ganja Bisa Jadi Obat asal Tak Berlebihan

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ganja jadi salah satu jenis narkotika yang tumbuh subur di Indonesia. Bahkan, di Asia Tenggara, Indonesia menjadi pasar narkoba terbesar. Fakta itu tak lepas dari kebun ganja di beberapa daerah di Indonesia yang bahkan menjadi ladang ganja terbesar.

Ganja sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan medis misalnya digunakan sebagai bius. Sayangnya, kepemilikan, penanaman, serta konsumsi ganja atau mariyuana (cannabis) dianggap ilegal di berbagai negara termasuk Indonesia. Meski sekali lagi ganja sendiri jauh sebelumnya sudah dipakai dalam dunia pengobatan selama ribuan tahun silam.

Di zaman dulu, ganja memang dianggap sebagai tanaman herbal oleh para tabib. Tanaman ini dianggap sebagai obat manjur untuk menghilangkan rasa nyeri hingga kecemasan. Bahkan, hemp (salah satu jenis tanaman ganja yang efeknya lebih ringan dari mariyuana) menjadi produk agrikultur yang dimanfaatkan untuk dipakai sebagai minyak, diambil bijinya, serta seratnya dipakai untuk membuat tali dan pakaian. Namun, di era sekarang, dokter tetap saja mengingatkan untuk tak menggunakan ganja secara berlebihan.

Di era sekarang, selain sering digunakan secara berlebihan, sejumlah oknum yang menanam ganja justru menyalahgunakannya dengan menjual ganja sebagai komoditas narkotika. Apalagi, sejumlah daerah di Indonesia memiliki ladang ganja terbesar.

Misalnya saja pada bulan Desember 2011 lalu, BNN yang bekerjasama dengan aparat kepolisian berhasil mengungkap 155 hektare ladang ganja di Aceh. Penemuan ladang ganja ini merupakan pengungkapan terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.

Lebih rinci, keseluruhan temuan ladang ganja tersebut berasal lebih dari 10 titik yang tersebar di 5 wilayah hukum Polres di Aceh, yaitu Polres Aceh Besar, Aceh Tenggara, Bireun, Pidie, dan Gayo Luwes. Ladang ganja di Aceh memang sudah diketahui masyarakat luas dan paling sering dibicarakan banyak orang.

Efek Pemusnahan Ganja dengan Dibakar

Dalam banyak operasi pemusnahan ganja yang diamankan pihak kepolisian, membakar ganja jadi pilihan yang paling sering dilakukan. Tujuan pihak kepolisian jelas untuk menghilangkan jejak ganja agar tak disalahgunakan lagi. Namun, asap dari proses pembakaran sendiri juga bisa dan berpotensi menimbulkan dampak yang sama seperti yang dirasakan para pengguna ganja pada umumnya.

Tengok saja dampak dari pemusnahan ganja sebanyak 3,3 ton di lapangan Polsek Palmerah, Jakarta Barat, pada 11 Maret 2015 silam. Saat itu asap dari hasil pembakaran ganja di sana justru membuat pusing warga yang ikut menyaksikan pemusnahan tersebut. Kepulan asap dari ganja itu menyebar ke seluruh lapangan.

Bahkan, asap dari hasil pembakaran ganja itu juga masuk ke rumah-rumah warga yang ada di samping lapangan. Sejumlah warga dan wartawan yang tidak mempersiapkan diri untuk memakai masker justru terhirup asap ganja itu. Hasilnya? Mereka pusing lantaran mencium aroma ganja terbakar tersebut hinga menyengat hidung.

Momen menarik juga terjadi saat Kepolisian Metro Jakarta Utara memusnahkan sabu dan ganja di halaman Mapolres Jakarta Utara, Senin, 19 Februari 2018 lalu. Saat itu, ada sebanyak 226,91 gram sabu dan 42,645.73 gram ganja dimusnahkan. Ganja-ganja tersebut dibakar habis sampai musnah.

Seorang polisi meminta para pengunjung yang menonton momen pemusnahan ganja dengan cara dibakar itu untuk menjauh agar tidak terpengaruh asap hasil pembakaran ganja. “Ayo minggir-minggir, nanti kamu keenakan,” kata polisi tersebut.

Pemusnahan ganja dengan cara dibakar ini tentu dikhawatirkan bisa memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Misalnya saja dampak berhalusinasi, euforia, dan hilang kendali. Ini merupakan efek ganja yang paling utama terjadi terutama bagi yang sering mengonsumsi ganja.

Selain itu, ganja juga bisa memberikan efek kecanduan lantaran memiliki kandungan bahan adiktif. Lebih mengerikan lagi ganja bisa berujung pada overdosis jika terus menerus dikonsumsi. Memang pemusnahan ganja dengan cara pembakaran hanya dilakukan sekali-kali, tapi tetap saja kan bisa menimbulkan efek pusing dan sakit kepala.

Ada Cara Lain Memusnahkan Ganja Selain Dibakar?

Lalu, ada kah cara lain memusnahkan ganja selain dibakar? Jika memilih mengubur ganja tersebut ke dalam, tentu masih sangat rentan diambil kembali oleh orang, apalagi ganja yang dikubur juga bisa berdampak pada polusi di tanah. Atau dibuang ke laut? Sama saja, ganja yang dibuang ke laut juga akan membuat polusi di air dan bisa membunuh ikan-ikan dan karang.

Memang pihak kepolisian sendiri sudah sering menegaskan bahwa pemusnahan narkotika berjenis ganja dengan cara dibakar dipastikan tidak memiliki efek samping yang bisa membuat kecanduan. Efek sampingnya hanya pusing-pusing sesaat. Jadi dampaknya tak akan berlebihan seperti yang dialami pemakai aktif ganja yang mengonsumsinya setiap hari.

Efek samping dari pemusnahan narkotika ganja dengan pembakaran itu, menurut pihak BNN, hanya seperti menghirup sampah. “Namanya juga menghirup sampah, menghirup asap. Tapi tidak seperti dengan pemakai ganja,” kata pegawai di Laboratorium BNN di Mapolres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 17 Maret 2015.

Pihak BNN sendiri mengatakan bahwa cara yang paling baik untuk memusnahkan narkotika jenis ganja dan sabu adalah dengan menggunakan incinerator yang dicampur dengan asam pekat. Perlu diketahui, incinerator adalah sebuah perapian khusus dengan cerobong asap yang tinggi menjulang. Cara ini terbukti ampuh dan sudah pernah dilakukan di Peru tahun 2016, yang kala itu memusnahkah 7 ton narkoba.

Harusnya memang memusnahkan ganja harus memakai incinerator yang dicampur asam pekat. Incinerator memang jadi alat untuk memusnahkan ganja yang sudah memiliki standar dari pemerintah. Alat itu juga sudah diuji juga  bisa mengurangi polusi, dan pemusnahannya bisa 100 persen, sehingga tak akan bisa lagi diolah oleh manusia yang punya niat jahat.

Namun, kadang keterbatasan incinerator tersebut membuat pihak kepolisian lebih sering memilih memusnahkan ganja dengan cara manual yakni dibakar. Asalkan saat ganja dibakar di lapangan terbuka, pihak kepolisian dan masyarakat di sekitar harus menggunakan masker untuk mencegah asap terhirup langsung.

Share: Pemkot Bogor Musnahkan Ganja dengan Dibakar, Haruskah?