Unit Reaksi Cepat (URC) ojek online menyampaikan tiga tuntutan utama kepada pemerintah terkait regulasi yang mengatur status dan perlindungan hukum bagi para pengemudi. Aksi ini digelar sebagai bentuk keresahan dari lapangan, yang menurut mereka bukan berasal dari agenda politik maupun kepentingan kelompok tertentu.
“Kami bukan buruh, kami mitra mandiri. Kami menolak regulasi yang memaksa pengemudi masuk dalam sistem kerja subordinatif. Sudah cukup kami diam, sekarang kami bicara,” tegas Achsanul Solihin, atau yang akrab disapa Bang Batman, selaku Jenderal Lapangan URC Bergerak, Kamis (17/7/2025).
Dengan slogan “Dari Ojol, Oleh Ojol, Untuk Ojol,” URC menegaskan bahwa gerakan mereka adalah suara asli dari pengemudi, bukan representasi kelompok yang mengatasnamakan ojol untuk kepentingan politik atau regulasi tertentu.
Dalam tuntutannya, URC mengangkat Tritura URC – Tiga Tuntutan Rakyat Aspal, yang berisi tiga poin penting. Pertama, menolak status ojol sebagai buruh/ pekerja. URC menegaskan bahwa pengemudi ojol bukan karyawan atau staf kantor.
“Kami adalah mitra mandiri—kami punya hak mengatur jam kerja, memilih order, dan menentukan ritme hidup kami sendiri. Ketika sistem ingin menempatkan kami sebagai buruh, maka yang akan hilang adalah kemerdekaan kami sebagai pengemudi,” tegas mereka.
Kedua, menolak opini publik soal pemotongan 10%. URC membantah keras kabar bahwa mereka menuntut pemotongan tarif dari 20% menjadi 10%.
“Kami tidak pernah mengajukan tuntutan seperti itu,” tegas mereka dalam pernyataan resmi.
Mereka menganggap framing ini berbahaya dan berpotensi merusak hubungan antara pengemudi dan aplikator.
“Ojol dan aplikator harus sama-sama hidup, karena kami saling membutuhkan,” lanjut pernyataan itu.
Mereka juga meminta presiden mengeluarkan perppu untuk ojek online. URC menilai tidak adanya kepastian hukum selama ini membuat pengemudi berada di posisi yang rentan.
“Hari ini kami tidak ada kepastian. Tidak memiliki payung hukum, tidak ada arah,” bunyi tuntutan tersebut.
“Tritura ini bukan sekadar tuntutan. Ini suara dari roda yang terus berputar, dari helm yang menatap panas jalanan, dari jaket yang penuh peluh perjuangan. Kami URC. Kami pengemudi. Kami rakyat aspal. Dan kami menuntut pemerintah mendengarkan kami, suara asli pengemudi!”