Produsen baterai kendaraan listrik alis EV, Northvolt, mengajukan Kebangkrutan pada Rabu (12/3/2025). Perusahaan asal Swedia yang didirikan oleh dua mantan eksekutif Tesla ini mengalami kesulitan di tengah permintaan kendaraan listrik yang melambat.
Northvolt, yang dianggap sebagai harapan Eropa untuk menjadi produsen baterai EV yang mampu menyaingi produsen Asia, kini mencapai akhir perjalanannya setelah gagal mendapatkan pendanaan tambahan.
Dewan direksi perusahaan mengumumkan kebangkrutan dengan menyatakan bahwa mereka telah “mengeksplorasi semua cara yang tersedia untuk mendapatkan masa depan keuangan dan operasional yang layak.”
Dilansir melalui Business Insider, Northvolt menyatakan bahwa mereka menghadapi berbagai tantangan dalam beberapa bulan terakhir. Tantangan ini disebut merusak posisi keuangan mereka, seperti meningkatnya biaya modal dan ketidakstabilan geopolitik yang menyebabkan gangguan rantai pasokan dan fluktuasi permintaan.
Meskipun mendapat dukungan dari para pemberi pinjaman dan mengajukan perlindungan kebangkrutan ‘Chapter 11’ pada bulan November, perusahaan gagal memenuhi persyaratan keuangan yang diperlukan untuk melanjutkan operasional.
Pengadilan Swedia kini telah menunjuk seorang wali atau kurator untuk mengawasi penjualan bisnis dan aset perusahaan.
“Hari ini adalah hari yang sangat sulit bagi semua orang di Northvolt,” kata Ketua Sementara Northvolt, Tom Johnstone, dalam sebuah pernyataan.
“Kami bertekad untuk membangun sesuatu yang inovatif — mendorong perubahan nyata dalam industri baterai, EV, dan industri Eropa yang lebih luas, serta mempercepat transisi menuju masa depan yang hijau dan berkelanjutan,” tambahnya.
Northvolt bertujuan untuk menjadi produsen baterai EV utama di Eropa dan menyaingi dominasi produsen China seperti CATL dan BYD.
Didirikan pada tahun 2016 oleh Peter Carlsson dan Paolo Cerruti, Northvolt berhasil mengumpulkan lebih dari $15 miliar dari investor, termasuk Volkswagen, Goldman Sachs, BlackRock, Baillie Gifford, dan salah satu pendiri Spotify, Daniel Ek.
Northvolt berjuang melawan meningkatnya utang, ketidakefisienan operasional, dan ketergantungan pada peralatan China yang menghambat kemampuan produksinya.
Kebangkrutan ini berdampak pada Northvolt AB dan anak perusahaannya di Swedia. Namun, bisnis Northvolt di Jerman dan Amerika Utara tidak mengajukan kebangkrutan di yurisdiksi mereka masing-masing.
Meski begitu, wali yang ditunjuk pengadilan dan pemberi pinjaman perusahaan akan menentukan masa depan mereka. Kehancuran Northvolt terjadi di tengah kesulitan produsen mobil Eropa yang berjuang dengan lemahnya permintaan EV dan meningkatnya persaingan dari rival China.
Volkswagen, produsen mobil terbesar di Eropa, sedang mempertimbangkan untuk menutup pabrik di Jerman untuk pertama kalinya dan memangkas puluhan ribu pekerjaan akibat permintaan EV yang lemah dan kapasitas berlebih.
Minggu lalu, Mercedes-Benz mengumumkan pensiun dini karyawan dan pemotongan gaji setengah waktu untuk meningkatkan pendapatan setelah penurunan penjualan pada tahun 2024.
Sementara itu, Ford mengumumkan pada November lalu bahwa mereka akan memangkas 4.000 pekerjaan di Eropa hingga akhir tahun 2027.
Baca Juga:
Tesla Pangkas Harga Mobil Listrik Imbas Penurunan Penjualan
Sony Honda Mobility Luncurkan Mobil Listrik, Bisa Dikendalikan Pakai Stik PS5
Pemprov Jakarta Larang Mobil Pejabat Gunakan Jalur Trasjakarta