Seorang mantan sersan di militer Korea Utara (Korut) menuding rezim Kim Jong-un akan mengeksekusi keluarga para tentara mereka yang tertangkap hidup-hidup dalam Perang Ukraina. Itulah yang membuat amat sedikit tentara Korut yang tertangkap hidup-hidup dalam perang tersebut.
Mantan tentara bernama Ryu Seong-hyeon itu bilang, tentara Korut lebih baik mengakhiri hidupnya di saat-saat terdesak ketika akan ditangkap musuh. Sebab keluarga mereka bakal dieksekusi jika mereka tertangkap oleh lawan.
“Kebanyakan tentara akan bunuh diri sebelum terbunuh oleh musuh, karena tertangkap adalah kehinaan terbesar,” kata Ryu Seong-hyeon, seperti dikutip melalui ABC News, Rabu (5/3/2025).
Ryu membelot ke Korea Selatan pada tahun 2019 dengan berlari melintasi ladang ranjau di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea.
Barat sejak lama menuding tentara Korut telah dikerahkan di media tempur Ukraina untuk berperang membela Rusia. Menurut perkiraan AS, Pyongyang telah mengirim lebih dari 12.000 tentara ke Rusia untuk berperang dalam perang Ukraina, dengan para ahli mengklaim bahwa pasukan Rusia juga telah menggunakan senjata Korea Utara.
Diperkirakan sekitar 300 tentara Korea Utara telah tewas dalam pertempuran, dan lebih dari 2.700 lainnya terluka, menurut laporan Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan kepada para anggota parlemen dalam pengarahan tertutup pada bulan Januari.
Badan intelijen Korea Selatan mengatakan kepada jurnalis pada hari Kamis bahwa sejumlah tentara Korea Utara tambahan yang tidak diketahui jumlahnya telah dikirim ke garis depan di wilayah Kursk, Rusia bagian barat, sejak awal Februari.
Pengiriman ini terjadi setelah hampir sebulan tanpa pertempuran besar melawan pasukan Ukraina, yang melancarkan serangan mendadak melintasi perbatasan pada Agustus lalu.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengumumkan pada bulan Januari bahwa pasukannya telah menangkap dua tentara Korea Utara, menandai pertama kalinya pasukan Ukraina menangkap tentara Pyongyang dalam keadaan hidup.
Dalam sebuah video berdurasi hampir tiga menit yang dirilis oleh Ukraina setelah penangkapan dua tentara Korea Utara itu, salah satu tentara mengatakan bahwa ia ingin tetap tinggal di Ukraina ketika ditanya apakah ia ingin kembali ke negaranya. Penerjemah bahasa Korea bertanya, “Apakah Anda tahu bahwa Anda sedang berperang melawan Ukraina?” Tentara itu menggelengkan kepalanya.
Intelijen Korea Selatan menilai bahwa kedua tentara tersebut berasal dari Biro Intelijen Umum, sebuah badan intelijen militer utama Korea Utara.
“Sebelum mereka pergi, mereka tidak memiliki pelatihan tentang bagaimana mempertahankan diri dari drone atau bagaimana melawan pasukan Ukraina. Itu sebabnya mereka hanya mati seperti anjing,” kata Ryu.
“Mereka tidak memiliki keterampilan, tidak bisa berbahasa, dan tidak memiliki informasi,” tambahnya.
Baca Juga:
Pemerintahan Kim Jong-un Ubah Konstitusi Korut, Resmi Cap Korsel ‘Negara Musuh’
Negaranya Dilanda Banjir, Pemimpin Korut Kim Jong Un Eksekusi Mati Puluhan Pejabat