Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mewanti-wanti Hamas agar segera membebaskan seluruh sandera Israel sampai batas waktu yang telah ditentukan, yakni Sabtu (15/2/2025) siang waktu Gaza.
Trump mengancam jika kelompok itu belum membebaskan para sandera sampai batas waktu tersebut, maka akan ada kekacauan besar yang melanda Gaza.
Hal itu disampaikan Trump kepada wartawan di Oval Office, Gedung Putih, Washington, AS pada Senin (10/2/2025).
“Menurut saya, jika semua sandera tidak dikembalikan sebelum Sabtu pukul 12 siang, saya akan mengatakan, batalkan saja dan semua kesepakatan berakhir, biarkan kekacauan total terjadi,” kata Trump, seperti dikutip melalui CNN.
Trump menambahkan bahwa semua sandera seharusnya dibebaskan, bukan hanya dua atau tiga “secara bertahap,” seperti yang diuraikan dalam kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas saat ini.
Ketika ditanya apa yang dimaksud dengan “kekacauan total” di Gaza, Trump menjawab: “Kalian akan tahu, dan mereka akan tahu – Hamas akan tahu apa yang saya maksud.”
Pernyataan Trump itu guna menanggapi ancaman Hamas yang berniat membatalkan pembebasan para sandera lantaran menganggap Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata.
Pelanggaran itu termasuk menargetkan warga Palestina dengan tembakan di berbagai bagian Gaza, menunda kembalinya warga yang mengungsi ke wilayah utara yang telah dibombardir secara berat, dan tidak mengizinkan bantuan kemanusiaan yang telah disepakati masuk ke dalam wilayah tersebut.
Hamas juga menuduh Israel menunda masuknya obat-obatan penting dan pasokan rumah sakit, serta tidak mengizinkan tenda, rumah prefab, bahan bakar, atau alat berat untuk membersihkan puing-puing ke Gaza.
Sejauh ini, 16 dari 33 sandera yang dijadwalkan untuk dibebaskan dalam fase perjanjian saat ini telah dibebaskan oleh Hamas, sementara 656 sandera Palestina dari daftar hampir 2.000 orang telah dibebaskan oleh Israel.
Namun, pertukaran mingguan ini mungkin akan terganggu setelah Hamas menuduh Israel melanggar perjanjian dan mengatakan bahwa mereka akan menunda pembebasan sandera yang seharusnya dilakukan pada hari Sabtu “hingga pemberitahuan lebih lanjut.”
Israel membalas tuduhan tersebut, dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Selasa malam bahwa gencatan senjata di Gaza akan berakhir jika Hamas tidak membebaskan sandera seperti yang telah direncanakan pada hari Sabtu.
“Jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami sebelum Sabtu siang – gencatan senjata akan berakhir, dan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) akan kembali melakukan pertempuran intens hingga Hamas sepenuhnya dikalahkan,” kata Netanyahu dalam pernyataan video.
Baca Juga:
Israel-Hamas Sepakat Gencatan Senjata di Gaza
Hamas Disebut Setuju dengan Proposal Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Israel Akui Bunuh Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh