Dua makanan khas di daerah Indonesia masuk dalam daftar ‘100 Makanan Terburuk di Dunia’ alias 100 Worst Rated Foods in The World versi TasteAtlas, ensiklopedia makanan dunia. Kedua makanan tersebut adalah Tinutuan, bubur khas Manado, Sulawesi Utara, dan Paniki, makanan khas Sulawesi Utara yang terbuat dari daging kelelawar.
Dalam daftar tersebut, Tinutuan bertengger di urutan ke-16 teratas. Makanan ini merupakan bubur nasi khas Minahasa. Sayuran yang paling umum digunakan dalam Tinutuan meliputi bayam, labu kuning, singkong, dan jagung, meskipun sayuran lain juga dapat digunakan.
Karena teksturnya yang cair, Tinutuan disajikan dalam mangkuk, biasanya dengan ikan asin dan satu sendok sambal di atasnya. Bubur gurih ini pada awalnya merupakan hidangan vegetarian, tetapi pada kesempatan khusus, daging kadang-kadang ditambahkan.
“Tinutuan umumnya disajikan sebagai sarapan, dan orang-orang biasanya berbondong-bondong ke warung-warung di pagi hari untuk mendapatkan sarapan bergizi ini,” demikian tulis TasteAtlas, seperti dikutip melalui laman resminya, pada Kamis (16/1/2025).
Sementara itu, Paniki berada di urutan ke-36 di dalam daftar tersebut. Sama seperti Tinutuan, Paniki juga secara tradisional dibuat oleh masyarakat asli Minahasa di Sulawesi Utara.
Hidangan ini menggunakan kelelawar buah sebagai bahan utama. Meskipun dalam masyarakat di sana kelelawar sering digoreng atau dipanggang, namun cara paling populer untuk menikmatinya adalah dengan mengolahnya menjadi Paniki, hidangan tradisional berkuah.
“Proses pembuatan biasanya dimulai dengan memanggang kelelawar untuk menghilangkan seluruh bulu yang menutupi tubuhnya,” katanya.
Setelah itu, kelelawar dibersihkan, bagian ususnya dibuang, lalu dipotong menjadi potongan-potongan kecil dan direbus dalam air. Hidangan ini disempurnakan dengan tambahan bawang merah goreng, bawang putih, jahe, cabai yang telah dihaluskan, daun bawang, daun kari, serai, dan santan.
“Paniki biasanya disajikan bersama nasi putih,” katanya.
Sementara makanan yang bertengger di urutan pertama dalam daftar ini adalah Blodpalt, hidangan khas masyarakat di Swedia dan Finlandia. Blodpalt merupakan pangsit bernutrisi berwarna cokelat tua yang dibuat dari tepung gandum hitam atau barley dan darah hewan.
Meskipun awalnya menggunakan darah rusa kutub, saat ini terdapat berbagai variasi regional yang menggunakan darah dari berbagai jenis hewan, beragam rempah, dan kadang-kadang kentang tumbuk.
Pangsit ini kadang diisi dengan campuran bawang bombai tumis dan daging asap yang dipotong dadu, serta biasanya dimasak dalam kaldu daging yang beraroma. Blodpalt umumnya disajikan sebagai lauk, ditemani daging asap atau babi goreng, mentega, dan selai lingonberry.
Baca Juga:
Alam Ganjar Bicara UMKM di Hadapan Pemuda Manado
Bertemu Pengikutnya di Manado, Alam Ganjar Diskusi Soal Industri Kreatif di Sulawesi Selatan
Kasus Korupsi Rp300 T Divonis 6,5 Tahun, Mahfud: Duh Gusti, Bagaimana Ini?