Internasional

Yaman Ngamuk, Sasar Pembangkit Listrik Israel Pakai Rudal Balistik Hipersonik

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Rudal balistik hipersonik ‘Palestina-2’/Global Security

Angkatan bersenjata Yaman menyerang sebuah pembangkit listrik yang terletak di pesisir Laut Mediterania di wilayah pendudukan Israel, baru-baru ini. Serangan tersebut diklaim Sana’a sebagai balasan atas genosida rezim Tel Aviv terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa unit rudal Yaman menargetkan pembangkit listrik Orot Rabin di Hadera, Distrik Haifa, Israel, menggunakan rudal balistik hipersonik ‘Palestina-2’.

Saree menambahkan bahwa serangan balasan tersebut berhasil menyasar tujuan yang diinginkan. Ia menegaskan bahwa rakyat Yaman, bersama dengan kepemimpinan dan angkatan bersenjatanya, akan terus memenuhi kewajiban agama, moral, dan kemanusiaan mereka terhadap rakyat Palestina yang tertindas.

Dilansir melalui Press TV, Saree menekankan bahwa operasi militer Yaman untuk mendukung pejuang perlawanan Palestina di Gaza akan terus berlanjut tanpa henti selama agresi terhadap wilayah pesisir yang miskin tersebut masih berlangsung dan blokade belum dicabut.

“Kami akan melanjutkan operasi militer untuk mendukung mujahidin di Gaza,” kata Sarea, dikutip pada Senin (6/1/2025).

Ancaman terhadap Saudi

Seorang anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman juga mengeluarkan peringatan kepada Arab Saudi, yang pasukannya menyerang wilayah perbatasan Yaman pada Kamis (2/1/2025) malam. Serangan itu menewaskan seorang warga sipil Yaman dan seorang pengungsi Afrika.

“Rakyat kami memiliki pengalaman dan kesiapan untuk menghadapi setiap eskalasi ketegangan yang bertujuan mengalihkan perhatian dari isu Palestina,” kata Mohammed Ali al-Houthi.

“Kami mengatakan kepada Arab Saudi bahwa deeskalasi adalah kesempatan emas untuk meninjau kembali penilaian yang salah yang sebelumnya membuat Anda terjebak dalam masalah,” ujarnya, merujuk pada perang bertahun-tahun antara kedua belah pihak.

“Kalian berpikir bahwa Yaman akan jatuh dalam dua minggu, dan hari ini setiap kesalahan lainnya juga akan gagal, dan rakyat Yaman akan menang,” tambahnya.

Pada Maret 2015, Arab Saudi melancarkan perang terhadap Yaman dengan kolaborasi sekutu Arabnya serta dukungan dari AS dan beberapa negara Barat untuk mengembalikan rezim pro-Riyadh dan menghancurkan gerakan perlawanan Ansarullah alias Hutsi.

Namun, koalisi yang dipimpin Saudi tidak mencapai tujuannya dan terjebak dalam perang di Yaman selama bertahun-tahun menghadapi perlawanan gigih dari rakyat dan angkatan bersenjatanya.

Pasukan Yaman telah melancarkan operasi militer dengan intensitas tinggi dan presisi tinggi terhadap kapal-kapal yang terkait dengan rezim Israel di Laut Merah, Laut Arab, dan Samudra Hindia.

Mereka juga melakukan serangan rudal jarak jauh ke dalam wilayah pendudukan Palestina, termasuk Tel Aviv. Arsenal Yaman mencakup rudal balistik jarak jauh, rudal jelajah, dan drone yang mampu menghantam target hingga jarak 2.000 kilometer, yang telah ditampilkan secara penuh dalam beberapa bulan dan pekan terakhir.

Rudal-rudal buatan dalam negeri ini berulang kali berhasil menembus sistem militer Israel yang dianggap canggih. Dalam beberapa pekan terakhir, Yaman secara khusus meningkatkan serangan pro-Palestina terhadap target militer Israel di dalam wilayah pendudukan, menggunakan rudal balistik hipersonik canggih.

Dalam upaya menghentikan operasi pro-Palestina ini dan mendukung genosida Israel, AS dan Inggris telah melakukan serangan udara sembarangan terhadap negara Arab tersebut.

Namun, meskipun menghadapi serangan udara berat selama berbulan-bulan, pasukan Yaman tetap tak gentar dan terus menargetkan kapal-kapal terkait Israel di perairan regional. Serangan ini juga mendorong Yaman untuk membalas dengan menargetkan aset militer Barat yang ditempatkan di lepas pantainya.

Angkatan bersenjata Yaman telah menyatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan serangan mereka hingga serangan darat dan udara Israel di Gaza berakhir.

Israel telah membunuh setidaknya 45.717 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai 108.856 orang lainnya di Gaza sejak perang dimulai.

Baca Juga:

Jelang Lengser, Biden Bakal Pasok Senjata Senilai Rp129 T ke Israel

Israel Serang Mobil Jurnalis Gaza, Tewaskan 5 Orang

Israel Akui Bunuh Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Share: Yaman Ngamuk, Sasar Pembangkit Listrik Israel Pakai Rudal Balistik Hipersonik