Otoritas China mengeksekusi mati seorang mantan pejabat berusia 64 tahun yang dihukum karena kasus korupsi, penyuapan, penyalahgunaan dana publik, dan kolusi dengan sindikat kriminal, Selasa (17/12/2024). Mantan pejabat bernama Li Jianping itu bertugas di daerah otonomi Mongolia Dalam.
Pernyataan media setempat yang dikutip Anadolu Ajansı menyebut, Li Jianping terlibat dalam skandal korupsi senilai $421 juta (Rp6,8 triliun). Skandal korupsi yang melibatkan Li digadang-gadang sebagai skandal terbesar sepanjang sejarah China.
“Eksekusi tersebut diperintahkan oleh Mahkamah Rakyat Tertinggi China dan dilaksanakan oleh pengadilan di Mongolia Dalam,” sebut laporan Kantor Berita Xinhua, seperti dikutip pada Jumat (20/12/2024).
Li disebut-sebut pernah menjabat sebagai sekretaris komite kerja Partai Komunis Tiongkok (PKT) di Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Hohhot, ibu kota wilayah Mongolia Dalam.
Perang Xi Jinping terhadap Korupsi
Sejak berkuasa pada tahun 2012, Presiden China Xi Jinping telah menjadikan antikorupsi sebagai bagian penting dari pemerintahannya. Laporan resmi menyatakan bahwa lebih dari satu juta pejabat partai, termasuk dua menteri pertahanan dan beberapa pemimpin militer, telah dihukum atau dituntut berdasarkan kampanye antikorupsi Xi.
Dalam pidatonya di sidang pleno Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin ( CCDI ) pada bulan Januari, yang kutipannya dipublikasikan di majalah teori partai Qiushi, Xi meminta para pejabat untuk mengambil sikap berani terhadap korupsi. Ia memperingatkan terhadap kelompok kepentingan yang merusak Partai Komunis dan menekankan perlunya apa yang disebutnya revolusi diri partai.
Meskipun ada upaya yang terus dilakukan, kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi terus meningkat. Menurut South China Morning Post, CCDI menyelidiki 45 pejabat senior tahun lalu. Tahun ini, jumlahnya telah meningkat menjadi 54.
Langkah-langkah antikorupsi Xi telah menarik perhatian internasional, khususnya di militer. Meskipun kampanye tersebut dipuji karena berhasil mengatasi korupsi sistemik, para kritikus berpendapat bahwa kampanye tersebut juga membantu mengkonsolidasikan kekuasaan Xi.
Baca Juga:
Prabowo Tiba di Beijing Temui Xi Jinping Didampingi Putranya
Delapan Kesepakatan Pertemuan Jokowi dan Xi Jinping, Dari Kerja Sama Kesehatan Hingga IKN