Oposisi Suriah, yang dipimpin oleh kelompok militan Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) yang didukung Turki, tidak membuat pernyataan apa pun mengenai pemboman Israel yang sedang berlangsung di seluruh Suriah.
Dalam 48 jam terakhir, setelah HTS menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, pesawat tempur Israel melancarkan lebih dari 250 serangan udara yang menargetkan sistem pertahanan udara Suriah, pangkalan militer, dan aset militer di atas tanah. Serangan itu dilancarkan Israel sejak Minggu (8/12/2024).
Serangan Israel menghantam Damaskus, Homs, Hama, Latakia, Daraa, Aleppo, dan tempat lain, menghancurkan depot senjata dan amunisi, pabrik, fasilitas penelitian, dan semua lapangan udara militer serta pangkalan angkatan laut.
Pasukan darat Israel juga menduduki Gunung Hermon di Suriah dan beberapa kota perbatasan, maju beberapa kilometer ke dalam negara itu tanpa perlawanan apa pun. Pasukan itu mencapai pinggiran Qatana, 20 kilometer dari Damaskus.
Dilansir dari BBC, Israel berdalih bahwa aksi serangan terhadap fasilitas militer itu ditujukan guna mencegah jatuhnya senjata mematikan kepada kelompok militan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan tindakan tersebut diperlukan untuk menjamin keamanan negaranya.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, organisasi hak asasi manusia yang berpusat di Inggris, mengatakan bahwa serangan Israel ke Suriah selama 2024 telah mengakibatkan 416 tentara tewas.
Israel is destroying Syrian air bases, military and defense systems, intelligene, military & government structures.
Basically they’re demilitarizing Syria. https://t.co/inj2U1yVJ1 pic.twitter.com/ysIn6VI20Z
— MenchOsint (@MenchOsint) December 8, 2024
Sebelumnya, Kelompok Anshar Allah alias Hutsi di Yaman mengatakan siap mendukung HTS jika mereka bergerak untuk menghadapi serangan Israel ke Suriah.
“Operasi militer kami untuk mendukung Gaza sedang berlangsung dan tidak akan menyimpang dari kompas permusuhan yang mengatur jihad kami melawan musuh-musuh bangsa,” kata Mohammed al-Bukhaiti, anggota biro politik Ansar Allah, dalam tulisannya di X.
“Jika [HTS] bergerak untuk menghadapi agresi Israel terhadap Suriah, kami akan menjadi yang pertama mendukungnya,” sambungnya.
Seperti diketahui, oposisi anti-Assad pimpinan HTS berhasil menggulingkan rezim fasis di Suriah itu pada Minggu (8/12/2024). Menyusul kekalahannya, Assad kabur ke Rusia dan diberi suaka politik di sana oleh Presiden Vladimir Putin.
Baca Juga:
Google Kritik Rancangan Perpres Publisher Rights, Dinilai Ancam Masa Depan Media Indonesia
Apa Itu Revenge Porn dan Bagaimana Menghadapinya? – Asumsi Insights
Memahami Sistem Multipartai: Di Balik Banyaknya Parpol di Indonesia – Asumsi Insights