Surat Kabar Inggris The Guardian hengkang dari platform X, sebelumnya dikenal Twitter, lantaran menganggap platform yang dimiliki Elon Musk itu mengalami peningkatan hal-hal buruk dan ekstremisme. Keputusan itu muncul di tengah meningkatnya pengawasan terhadap X, khususnya selama pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2024.
The Guardian menyinggung munculnya konten yang merugikan di X, termasuk teori konspirasi sayap kanan dan contoh rasisme, sebagai faktor dalam keputusannya untuk keluar dari platform tersebut.
Surat kabar itu menuding lingkungan X pascaakuisisi oleh Musk menjadi arena yang toksik. Elon Musk, yang mengakuisisi platform tersebut pada tahun 2022, dianggap menjadi penyebab lingkungan media yang beracun alias toksik di platform X.
The Guardian juga menganggap pengaruh Elon di platformnya begitu signifikan terhadap wacana politik.
“X kini memainkan peran yang berkurang dalam mempromosikan karya kami,” demikian pernyataan publikasi tersebut, seraya menambahkan bahwa sumber dayanya akan lebih efektif diarahkan ke platform lain, dikutip via Anadolu Ajansı, pada Kamis (14/11/2024).
Ke depannya, The Guardian tidak akan lagi menggunakan akun editorial resminya di X, tetapi menekankan bahwa pengguna di platform tersebut tetap dapat membagikan artikel The Guardian.
Meskipun reporter The Guardian dapat terus menggunakan X untuk pengumpulan berita, kehadiran resminya akan difokuskan pada platform lain, yang mendorong pembaca untuk mengakses jurnalisme secara langsung melalui situs web utamanya.
Baca Juga:
Israel Lancarkan Kampanye Hitam Pengaruhi Opini Publik AS dan Eropa, Telan Biaya Rp147,4 M
Mengaku Dianiaya Pemerintah, Putra Eks PM Singapura Lee Kuan Yew Cari Suaka ke Inggris
Bocoran Dokumen Rahasia AS: Israel Tengah Siapkan Serangan ke Iran