Politik

Alasan Perang, Netanyahu Minta Sidang Kasus Korupsinya Kembali Ditunda

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu/Laman Resmi Pemerintah Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta persidangan dengan agenda pemberian kesaksian dalam kasus korupsi yang menjerat dirinya kembali ditunda. Tim Hukum Netanyahu meminta supaya persidangan itu ditunda selama 10 pekan sampai Februari 2025, yang sedianya digelar pada 2 Desember mendatang.

Dilansir melalui Haaretz, tim pembela Netanyahu berargumen permohonan penundaan itu dialasi serangkaian peristiwa luar biasa terkait dengan perang di Gaza. Menurut mereka serangkaian peristiwa itu membuat kliennya ‘mustahil’ untuk mempersiapkan kesaksiannya sesuai jadwal.

Di antara perkembangan yang disebutkan dalam permohonan tersebut adalah pembunuhan pemimpin militer Hamas, Mohammed Deif, pembicaraan mengenai kesepakatan sandera, perang melawan Hezbollah di Lebanon, dan konfrontasi langsung dengan Iran.

“Peristiwa-peristiwa ini (dan lainnya) menyebabkan sebagian besar waktu yang disediakan untuk mempersiapkan kesaksian perdana menteri dibatalkan karena kebutuhan keamanan atau diplomatik yang mendesak,” demikian bunyi permohonan tersebut, seperti dikutip pada Selasa (12/11/2024).

Pengacara Netanyahu juga menyatakan bahwa kliennya tidak dapat bersaksi sesuai jadwal karena bukan hanya keadaan perang, tetapi juga karena kehadirannya yang rutin di pengadilan saat ini dapat membahayakan nyawanya dan semua orang di ruang sidang.

Permohonan penundaan ini bukan kali pertama diajukan Netanyahu. Hal serupa juga perah dilakukan hingga para hakim yang menangani kasusnya di Pengadilan Distrik Yerusalem memberikan penundaan hingga 2 Desember.

Pada bulan Juni, pengacara Netanyahu meminta agar kesaksiannya dimulai hanya pada bulan Maret 2025, dengan alasan batasan perang dan luasnya kasus-kasus tersebut. Para hakim menolak permohonan tersebut pada bulan Juli.

“Ada kepentingan publik yang substansial untuk melanjutkan proses secepat mungkin. Kepentingan ini juga sejalan dengan kepentingan yang dikemukakan oleh sebagian besar terdakwa – mencegah penundaan keadilan,” tulis para hakim.

Netanyahu diduga terlibat dalam beberapa kasus hukum yang signifikan. Kasus-kasus ini umumnya berkaitan dengan tuduhan korupsi, penyuapan, dan penyalahgunaan kekuasaan.

Kasus pertama adalah Kasus 1000 mengenai penyuapan. Dalam kasus itu Netanyahu dituduh menerima hadiah-hadiah mahal dari berbagai pengusaha, termasuk cigars dan anggur, sebagai imbalan atas perlakuan yang menguntungkan bagi mereka. Kasus ini mengklaim bahwa hubungan tersebut melanggar hukum tentang konflik kepentingan.

Kemudian Kasus 2000 mengenai penyalahgunaan kekuasaan. Dalam kasus ini, Netanyahu dituduh berusaha untuk mencapai kesepakatan dengan penerbit surat kabar Yedioth Ahronoth untuk mendapatkan liputan media yang lebih positif. Sebagai imbalannya, Netanyahu diduga menawarkan untuk membatasi sirkulasi surat kabar saingannya, Israel Hayom.

Kemudian Kasus 4000 mengenai penyalahgunaan kekuasaan dan penyuapan. Ini adalah kasus yang paling serius, di mana Netanyahu dituduh memberikan keuntungan kepada pemilik perusahaan telekomunikasi Bezeq, Shaul Elovitch, sebagai imbalan atas liputan media yang positif di situs berita Walla! yang dimiliki oleh Elovitch. Kasus ini mencakup tuduhan bahwa Netanyahu menggunakan posisinya untuk mempengaruhi kebijakan yang menguntungkan Bezeq.

Netanyahu membantah semua tuduhan dan mengklaim bahwa kasus-kasus ini merupakan bagian dari upaya politik untuk menjatuhkannya. Proses hukum terhadapnya berlangsung selama beberapa tahun, dan meskipun dia telah menjalani persidangan, hasil akhir dari kasus-kasus ini terus berkembang.

Baca Juga:

Surat Kabar Ternama Israel Tuding Netanyahu Lakukan Pembersihan Etnis di Gaza

Presiden Prancis Ingatkan Netanyahu: Israel Diciptakan PBB, Jangan Abaikan Keputusannya!

Netanyahu Pertimbangkan Rencana Bikin Warga Gaza Utara Kelaparan

Share: Alasan Perang, Netanyahu Minta Sidang Kasus Korupsinya Kembali Ditunda