Kelompok hak asasi manusia (HAM) Euro-Med Monitor menyebut Israel menggunakan “robot” jebakan untuk menimbulkan kerusakan parah dan korban jiwa luas di Gaza.
Kelompok tersebut mengutip kesaksian dari saksi mata di wilayah itu, menuding Israel menggunakan perangkat yang diledakkan dari jarak jauh. Bom itu menyebabkan kerusakan parah pada rumah dan bangunan, serta jumlah korban sipil yang signifikan.
Dilansir melalui Middle East Eye, seorang warga Gaza ingat betul ketika mendengar ledakan besar di lingkungan Al-Qassabi yang berada di barat daya kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, pada 9 Oktober lalu. Ledakan itu, kata saksi mata, lebih keras ketimbang bunyi dentuman serangan udara yang dimuntahkan jet tempur Israel.
Ledakan itu bahkan menerbangkan jutaan partikel debu putih hingga menutupi area di sekitarnya. “Kemudian ditemukan bahwa ledakan ini disebabkan oleh robot yang dilengkapi dengan banyak bahan peledak, menghancurkan sekitar enam atau tujuh rumah sekaligus,” ujar mereka kepada Euro-Med Monitor.
Tim lapangan Euro-Med Monitor mengatakan dua robot tambahan diledakkan oleh tentara Israel di lingkungan Tawam dan Zahraa, di sebelah barat kamp pengungsi Jabalia. Mereka mengatakan yang lain diledakkan di persimpangan Abu Ali Mustafa di Bir al-Naja, juga di sebelah barat kamp Jabalia.
Langgar Hukum Internasional
Lembaga itu menyebut, penggunaan robot jebakan oleh Israel melanggar hukum internasional, karena robot dianggap sebagai senjata sembarangan yang tidak dapat diarahkan atau dibatasi pada target militer. Menimbang sifatnya yang tanpa pandang bulu menyerang target militer maupun warga sipil, di bawah hukum internasional robot merupakan senjata ilegal. Penggunaan robot ini di daerah pemukiman merupakan bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Dengan demikian, senjata tersebut merupakan senjata ilegal menurut hukum internasional, dan menggunakannya di wilayah pemukiman merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” katanya.
Baca Juga:
Jelang Pilpres, AS Desak Israel untuk Gencatan Senjata di Gaza
Pertama di Asia Tenggara! Indonesia Berhasil Lakukan Operasi Urologi Jarak Jauh dengan Telerobotik
Survei SMRC: 10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Masyarakat Dinilai Takut Berbicara Politik