Amerika Serikat (AS) mengancam akan menghentikan pasokan senjata ke Israel jika dalam 30 hari ke depan negara itu belum menyelesaikan masalah krisisi kemanusiaan di Gaza. Ancaman itu dilayangkan melalui sebuah surat yang dikirim Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer pada Minggu (13/10/2024).
Dalam salinan surat yang diperoleh outlet media Israel, The Times of Israel pada Selasa (15/10/2024) itu, Blinken dan Austin menyesalkan bahwa beberapa bulan terakhir telah terjadi penurunan signifikan jumlah bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Mereka mempertanyakan komitmen Israel untuk tidak membatasi masuknya bantuan ke Gaza, serta komitmen negara itu untuk menggunakan senjata AS sesuai dengan hukum internasional.
Dalam surat itu, keduanya menyoroti penurunan aliran bantuan kemanusiaan Gaza yang turun hingga lebih dari 50 persen.
“Untuk membalikkan tren aliran bantuan kemanusiaan yang menurun dan konsisten dengan jaminannya kepada kami, Israel harus – mulai sekarang dan dalam waktu 30 hari – bertindak berdasarkan langkah-langkah konkret,” tulis Blinken dan Austin, seperti dikutip melalui The Times of Israel.
“Kegagalan untuk menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam menerapkan dan mempertahankan langkah-langkah ini mungkin berdampak pada kebijakan AS berdasarkan NSM-20 [Memorandum Keamanan Nasional 20] dan undang-undang AS yang relevan,” kata surat itu menambahkan.
Komitmen Israel itu diberikan secara tertulis pada Maret lalu guna memastikan kepatuhan negara itu terhadap Memorandum Keamanan Nasional (NSM) yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Februari 2024. Memo tersebut berlaku untuk semua negara penerima bantuan keamanan AS.
Seorang pejabat Israel di Washington kemudian mengatakan kepada The Times of Israel bahwa negaranya sedang meninjau keputusan terakhir. “Israel menanggapi masalah ini dengan serius dan bermaksud untuk mengatasi kekhawatiran yang disoroti dalam surat ini dengan rekan-rekan Amerika kami,” kata pejabat itu.
Diketahui bahwa NSM bulan Februari mewajibkan penerima bantuan keamanan AS untuk memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan menggunakannya untuk melanggar hak asasi manusia atau membatasi bantuan kemanusiaan di wilayah di mana senjata AS digunakan.
Kegagalan untuk mematuhi ketentuan-ketentuan memo tersebut akan menempatkan pemerintah AS dalam pelanggaran hukum AS, sehingga membahayakan kelanjutan pengiriman senjata ke negara tersebut.
Baca Juga:
Presiden Prancis Ingatkan Netanyahu: Israel Diciptakan PBB, Jangan Abaikan Keputusannya!
Netanyahu Pertimbangkan Rencana Bikin Warga Gaza Utara Kelaparan
Peraih Nobel Perdamaian Soroti Situasi di Gaza: Seperti di Jepang Selepas Dibom Atom